Persepsi Tenaga Relawan Ambulans Terhadap Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan, Studi Kasus di Kabupaten Bantul

Authors

  • Akhmad Syaiful Fatah Husein Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Hidayatika Sholehah Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.93

Keywords:

Kualitatif, Persepsi, Ambulans, PPGD

Abstract

Pasien kritis merupakan pasien yang mempunyai risiko tinggi mengalami masalah kesehatan yang berpotensial mengancam nyawa. Ambulans merupakan alat transportasi untuk menjemput/membawa korban/pasien untuk mendapatkan pertolongan/ penanganan medis yang bersifat gawat darurat dan tidak gawat darurat. Kualitas dan keamanan dalam transportasi salah satunya ditentukan oleh kelayakan personel transportasi. Penelitian ini mengenai persepsi sopir ambulans gawat darurat terhadap keberhasilan manajemen pra rumah sakit pasien kritis yang bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi tenaga relawan ambulans mengenai pertolongan pertama pada kegawatdaruratan korban khususnya di Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus sedangkan analisa data yang digunakan yaitu teknik zig-zag process. Penelitian ini menghasilkan 5 tema, yaitu membutuhkan tenaga medis, kemanusiaan, mengerti tugas sopir dengan baik, sesuai kondisi pasien, dan mengerti bantuan hidup dasar. Partisipan dalam penelitian ini memiliki persepsi yang baik. Kesimpulannya, persepsi positif sopir ambulans gawat darurat terhadap manajemen pra rumah sakit pasien kritis di Bantul serta efektivitas penggunaan ambulans PSC 119 dan PMI Kabupaten Bantul dalam merujuk pasien menunjukkan dampak yang menguntungkan dalam pemulihan pasien yang diantar.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-02-21

How to Cite

Husein, A. S. F. ., & Sholehah, H. . (2024). Persepsi Tenaga Relawan Ambulans Terhadap Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan, Studi Kasus di Kabupaten Bantul. Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 6(02), 443–451. https://doi.org/10.59141/jsi.v6i02.93