Tantangan dalam Mendiagnosis Leptospirosis pada Fasilitas Kesehatan Dasar di “Serambi Nusantara” Penajam Paser Utara: Laporan Kasus

Authors

  • Wildan Priscillah UPTD. Puskesmas Sebakung Jaya, Panajam Paser Utara, Indonesia
  • Vip Paramarta Universitas Sangga Buana YPKP Bandung, Indonesia
  • Dhiya Nada Putri Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59141/jsi.v7i01.242

Keywords:

Leptospirosis, Penajam Paser Utara, Antibiotik, Diagnosis

Abstract

Pendahuluan: Leptospirosis merupakan fenomena the tip of iceberg yang kenyataannya kasus ini meningkat tetapi sering mengalami misdiagnosis, under-diagnosis, dan under reported di pelayanan dasar kesehatan. Minimnya fasilitas dan belum adanya laboratorium untuk melakukan pemeriksaan Leptospirosis di Kabupaten Penajam Paser Utara menjadi tantangan seorang dokter untuk menegakkan diagnosis dan memberikan terapi pengobatan secara tepat dan akurat. Tujuan: Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan tantangan dan tatalaksana Leptospirosis pada fasilitas kesehatan di Penajam Paser Utara. Hasil dan Pembahasan: Pasien Laki-laki berusia 42 tahun datang ke Puskesmas Sebakung Jaya, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur dengan keluhan utama rasa sakit pada kaki, disertai demam, mual, dan nyeri kepala yang berlangsung selama dua hari. Pasien memiliki riwayat kadar asam urat yang tinggi. Pasien seorang petani yang memiliki kebiasaan tidak menggunakan alas kaki saat pergi ke sawah. Pasien dilakukan pengambilan sampel darah vena untuk dilakukan pemeriksaan Leptospirosis. Hasil pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode pemeriksaan PCR dengan Pockit Micro Plus didapatkan hasil pasien positif (+) Bakteri Leptospira sp. Pasien diberikan terapi sementara yaitu Doksisiklin 100 mg dua kali sehari selama 7 hari, Piroxicam 100 mg dua kali sehari, Aloopurinol 100 mg sekali sehari, dan Zink sekali sehari serta pasien diminta untuk kontrol kembali dalam waktu 3 hari setelah kunjungan. Pasien diberikan KIE untuk menggunakan sepatu pada saat pergi kesawah untuk meminimalisir faktor predisposisi. Kesimpulan: Minimnya fasilitas kesehatan dasar di Penajam Paser Utara menjadikan seorang dokter harus lebih sensitive lagi dalam penegakkan diagnosis khususnya pada kasus Leptospirosis sehingga dapat memberikan pertolongan pertama seperti pemberian antibiotik saat muncul gejala untuk menghindari kondisi yang lebih buruk.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-02-08

How to Cite

Priscillah, W., Paramarta, V., & Putri, D. N. . (2025). Tantangan dalam Mendiagnosis Leptospirosis pada Fasilitas Kesehatan Dasar di “Serambi Nusantara” Penajam Paser Utara: Laporan Kasus. Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 7(1), 424–432. https://doi.org/10.59141/jsi.v7i01.242