Hubungan Usia, Paritas dan Penyulit Kehamilan pada Ibu Hamil dengan Kejadian Kelahiran Kurang Bulan di Ruang Perinatologi RSUD Waled Cirebon

Authors

  • Irman Permana Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia
  • Silmi Kaaffah Surachman Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia
  • Irwan Dharmansyah Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59141/jsi.v7i1.217

Keywords:

Kelahiran Kurang Bulan, Faktor Risiko Kelahiran Kurang Bulan, Usia Ibu, Paritas, Penyulit Kehamilan

Abstract

Kelahiran Kurang Bulan (KKB) didefinisikan ketika bayi lahir sebelum waktunya (<37 minggu). Faktor risiko terjadinya Kelahiran Kurang Bulan (KKB) mencakup usia ibu, paritas dan penyulit kehamilan selama masa kehamilan. Tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalis mengenai hubungan usia, paritas dan penyulit kehamilan pada ibu hamil dengan kejadian Kelahiran Kurang Bulan (KKB) di Ruang Perinatologi RSUD Waled Tahun 2021-2022. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Besar sample ditentukan oleh rumus Lemeshow (96 responden) dengan menggunakan simple random sampling. Analisis univariat untuk menilai distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji fisher dan analisis multivariat menggunakan regresi logistic ganda. Dari 96 responden, terdapat 58 responden (60.4%) untuk klasifikasi usia ibu berisiko (<20 dan >35 tahun) dengan p value = 0.027, 62 responden (64.4%) klasifikasi paritas berisiko (primipara dan grande multipara) dengan p value = 0.011 serta 63 responden (65.6%) klasifikasi penyulit kehamilan (p value = 0.046). Penyulit kehamilan merupakan faktor yang lebih utama, diikuti oleh paritas serta usia ibu. Penyulit kehamilan yang sering ditemukan adalah Pre Eklampsi Berat.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-03-17

How to Cite

Permana, I., Surachman, S. K., & Dharmansyah, I. (2025). Hubungan Usia, Paritas dan Penyulit Kehamilan pada Ibu Hamil dengan Kejadian Kelahiran Kurang Bulan di Ruang Perinatologi RSUD Waled Cirebon. Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 7(1), 460–470. https://doi.org/10.59141/jsi.v7i1.217