JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 392
Implementasi dan Evaluasi Strategi dalam Manajemen Rumah Sakit
Noverio Michael samban Tarukallo
1
, Maria Caroline
2*
, Rifi Marlinda
3
, Putri Mentari
4
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya Bandung, Indonesia
Email: carolinemaria[email protected]
ABSTRAK
Kata Kunci : Manajemen rumah
sakit; Evaluasi berkelanjutan;
Kolaborasi multi-stakeholder
Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap
individu dan masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting dalam
menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Namun, dalam
menghadapi tantangan seperti persaingan yang ketat dan perubahan
regulasi, diperlukan strategi yang efektif untuk memastikan keberhasilan
manajemen rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
keberhasilan pengelolaan rumah sakit melalui penerapan strategi yang
efektif dan evaluasi yang berkelanjutan. Metode yang digunakan meliputi
analisis kualitatif terhadap data manajemen rumah sakit, dengan fokus pada
penetapan tujuan, pelibatan staf dalam implementasi, serta pengelolaan
sumber daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan strategi
sangat bergantung pada evaluasi rutin untuk mengukur kinerja dan
efektivitas, sehingga perbaikan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Pembahasan menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan pihak terkait,
termasuk pemerintah, pasien, dan masyarakat, dalam mencapai tujuan
manajemen yang optimal. Kesimpulan penelitian ini menekankan bahwa
manajemen rumah sakit yang efektif memerlukan pendekatan holistik yang
mencakup strategi yang matang, evaluasi berkelanjutan, dan kolaborasi
multi-stakeholder.
Keywords:
Hospital management; Continuous
evaluation; Multi stakeholder
collaboration
ABSTRACT
Healthcare service is a fundamental need for every individual and society.
To achieve optimal quality in healthcare services, effective strategic
planning and implementation are essential. Hospitals, as key institutions
providing healthcare services, are at the forefront of efforts to meet their
objectives amid various dynamics. This study aims to evaluate the success
of hospital management through the implementation of effective strategies
and ongoing evaluation. The methods used include qualitative analysis of
hospital management data, focusing on goal setting, staff involvement in
implementation, and resource management. The results indicate that the
success of strategies heavily relies on regular evaluations to measure
performance and effectiveness, allowing timely improvements. The
discussion emphasizes the importance of collaboration with stakeholders,
including government, patients, and the community, in achieving optimal
management goals. The conclusion of this study highlights that effective
hospital management requires a holistic approach encompassing well-
thought-out strategies, continuous evaluation, and multi-stakeholder
collaboration.
Coresponden Author: Maria Caroline
Email: carolinemaria0889@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 393
Pendahuluan
Pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap individu dan masyarakat.
Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai kualitas optimal, diperlukan perencanaan dan implementasi
strategi yang efektif. Sebagai institusi yang memiliki peran krusial dalam menyediakan layanan
kesehatan, rumah sakit menjadi fokus utama dalam mencapai targetnya di tengah berbagai tantangan
dan perubahan yang terjadi di sekitarnya (Hoomans & Severens, 2014; L. Rahmawati & Sulistiadi,
2022). Intensitas persaingan antar lembaga pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit, telah menjadi
katalisator utama dalam mendorong penerapan manajemen strategis yang efektif. Dalam lingkungan
bisnis yang semakin kompetitif, rumah sakit diharuskan merumuskan strategi-strategi inovatif yang
tidak hanya mampu memberikan keunggulan kompetitif dalam aspek pelayanan medis, tetapi juga
dalam berbagai dimensi pelayanan non-medis (Hunge & Wheelen, 2003; Wulur et al., 2023).
Manajemen strategis rumah sakit tidak hanya terbatas pada perumusan strategi yang komprehensif,
namun juga menuntut kemampuan organisasi untuk melaksanakan strategi tersebut secara efektif. Tanpa
adanya implementasi yang optimal, strategi yang telah dirancang secara matang akan sulit untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lebih jauh lagi, evaluasi berkala terhadap strategi yang telah
dijalankan merupakan komponen integral dalam siklus manajemen strategis. Melalui evaluasi, rumah
sakit dapat mengukur sejauh mana keberhasilan strategi dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan
(Amanda et al., 2020; David, 2011). Identifikasi terhadap kelemahan-kelemahan yang melekat dalam
suatu strategi, serta upaya perbaikan dan penyesuaian yang berkelanjutan, merupakan langkah krusial
dalam proses evaluasi strategis. Adanya evaluasi khususnya pada rumah sakit, dapat mengidentifikasi
area-area yang memerlukan peningkatan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mencapai
kinerja optimal. Sehingga, evaluasi strategis berperan sebagai mekanisme penting untuk memastikan
keberlanjutan dan daya saing rumah sakit dalam menghadapi dinamika lingkungan yang terus berubah
Maka, berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis memegang
peranan yang sangat krusial dalam menjawab tantangan dinamis yang dihadapi oleh sektor pelayanan
kesehatan, khususnya rumah sakit. Intensifikasi persaingan antar lembaga pelayanan kesehatan, evolusi
regulasi yang terus-menerus, serta peningkatan ekspektasi pasien telah menciptakan lingkungan
operasional yang semakin kompleks. Kondisi ini mendorong penerapan manajemen strategis yang
efektif menjadi keharusan bagi rumah sakit untuk tetap relevan dan berdaya saing (David, 2011; L.
Rahmawati & Sulistiadi, 2022). Implementasi dan evaluasi strategi merupakan komponen krusial dalam
siklus manajemen strategis suatu rumah sakit. Proses ini bertujuan untuk menjamin keberhasilan
pencapaian tujuan strategis yang telah ditetapkan, sehingga rumah sakit dapat terus berkembang dan
memberikan layanan kesehatan yang prima kepada masyarakat (Wijayanta et al., 2022).
Penelitian ini menawarkan pendekatan baru dalam memahami manajemen strategis rumah sakit
dengan menyoroti integrasi antara implementasi strategi yang efektif dan evaluasi berkelanjutan dalam
konteks persaingan yang semakin ketat di industri kesehatan. Fokus pada evaluasi sebagai alat untuk
memastikan relevansi dan efektivitas strategi memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur
manajemen rumah sakit, terutama dalam menavigasi dinamika regulasi yang terus berubah dan
ekspektasi pasien yang meningkat.
Penelitian ini bermanfaat bagi manajemen rumah sakit dalam meningkatkan kualitas layanan
melalui penerapan manajemen strategis yang lebih efektif. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai
panduan praktis bagi rumah sakit untuk mengembangkan strategi yang kompetitif dan memastikan
implementasi serta evaluasi yang berkelanjutan. Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan
bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan regulasi yang mendukung keberlanjutan dan daya saing
rumah sakit.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menilai sejauh mana efektivitas manajemen strategis dalam
penerapan dan evaluasi strategi di rumah sakit. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi
faktor-faktor penentu keberhasilan atau kegagalan suatu strategi. Dari hasil penelitian ini dapat
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 394
merumuskan rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kinerja strategis rumah sakit dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif untuk mengevaluasi
pengelolaan rumah sakit, dengan fokus utama pada penetapan tujuan strategis, pelibatan staf dalam
proses implementasi, dan pengelolaan sumber daya.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi:
Kriteria Inklusi: Penelitian ini melibatkan manajemen rumah sakit dan staf yang terlibat dalam
proses pengambilan keputusan, serta memiliki pengalaman minimal satu tahun dalam pengelolaan
rumah sakit.
Kriteria Eksklusi: Staf yang tidak terlibat langsung dalam implementasi strategi dan manajemen,
serta individu yang baru bergabung dalam organisasi dalam waktu kurang dari satu tahu.
Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan manajemen rumah sakit dan staf, serta
tinjauan dokumen terkait kebijakan dan praktik manajemen. Penelitian ini juga menggunakan observasi
partisipatif untuk memahami dinamika internal selama implementasi strategi. Analisis dilakukan dengan
pendekatan deskriptif, dimana data dikodekan dan dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan hubungan
yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dalam implementasi strategi. Selain itu, evaluasi kinerja
dilakukan secara berkelanjutan untuk menilai efektivitas strategi yang diterapkan, dengan hasil yang
kemudian dibahas dalam konteks kolaborasi antara rumah sakit, pemerintah, pasien, dan masyarakat.
Hasil dan Pembahasan
Manajemen Rumah Sakit
Manajemen strategis adalah serangkaian aktivitas perencanaan dan pengambilan keputusan
tingkat tinggi yang dilakukan oleh pimpinan organisasi untuk mencapai tujuan jangka panjang. Proses
ini melibatkan penetapan arah strategis, pengembangan strategi, dan implementasinya secara
menyeluruh oleh seluruh anggota organisasi. Manajemen rumah sakit merupakan suatu proses yang
sistematis dalam merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya (manusia,
finansial, fisik, dan teknologi) serta layanan kesehatan di rumah sakit, dengan tujuan utama memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal, efisien, dan bermutu tinggi kepada pasien (Nurhaliza, 2019; Sutoto
& Utarini, 2019). Beberapa aspek penting dalam manajemen rumah sakit meliputi:
1. Perencanaan Layanan Kesehatan: Menentukan jenis layanan kesehatan yang akan disediakan
berdasarkan kebutuhan pasien dan kapabilitas rumah sakit. Ini termasuk penentuan spesialisasi
medis, jumlah tempat tidur, dan fasilitas pendukung lainnya.
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia: Melibatkan perekrutan, pelatihan, dan pengembangan tenaga
medis dan non-medis. Tujuannya adalah memastikan bahwa rumah sakit memiliki staf yang
kompeten dan cukup untuk melayani pasien.
3. Manajemen Keuangan: Mengelola anggaran, pendapatan, dan pengeluaran rumah sakit. Ini
termasuk penetapan tarif layanan, pengelolaan klaim asuransi kesehatan, dan pengendalian biaya
operasional.
4. Penggunaan Teknologi Informasi: Implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit yang
mencakup rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan sistem administrasi untuk
meningkatkan efisiensi dan akurasi layanan.
5. Kualitas dan Keselamatan Pasien: Menjamin bahwa layanan yang diberikan memenuhi standar
kualitas dan keselamatan. Ini melibatkan penerapan protokol, audit internal, dan penilaian risiko
untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 395
6. Pengelolaan Fasilitas dan Infrastruktur: Memastikan bahwa semua fasilitas fisik, peralatan medis,
dan teknologi di rumah sakit terpelihara dengan baik dan siap digunakan kapan saja.
7. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat: Menjalin komunikasi yang efektif dengan pasien,
keluarga, dan komunitas. Ini juga mencakup pemasaran rumah sakit dan membangun hubungan
dengan lembaga kesehatan lainnya.
Manajemen rumah sakit yang efektif mengharuskan adanya kemampuan untuk beradaptasi secara
dinamis terhadap perubahan lingkungan kesehatan yang terus berkembang. Perubahan regulasi,
kemajuan teknologi, dan fluktuasi dinamika pasar kesehatan menuntut rumah sakit untuk senantiasa
melakukan penyesuaian guna memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat.
Implementasi Strategi Dalam Manajemen Rumah Sakit
Strategi merupakan suatu rencana aksi yang komprehensif yang dirancang untuk mencapai tujuan
jangka panjang suatu organisasi. Rencana ini melibatkan penentuan arah yang jelas, pemilihan tindakan
yang tepat, serta alokasi sumber daya yang optimal untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. Menurut
pandangan Henry Mintzberg (2022) mengenai strategi, menyebutkan bahwa strategi tidak hanya terdiri
dari dua elemen utama dalam definisinya, yaitu sebagai rencana (plan) dan pola (pattern). Lebih lanjut,
konsep strategi telah berkembang dengan tambahan tiga elemen baru yang dikenal sebagai tiga ‘P’, yaitu
posisi (position), perspektif (perspective), dan penerapan (poly). Pengertian implementasi strategi
menurut Wheelen dan Hunger (2022) merupakan proses transformasi rencana strategis menjadi tindakan
nyata melalui serangkaian kegiatan yang terstruktur, seperti pengembangan program, alokasi anggaran,
dan pemantauan kinerja. Tahap ini sangat krusial dalam memastikan keberhasilan pencapaian tujuan
strategis organisasi. Tanpa implementasi yang efektif, strategi hanya akan menjadi rencana tanpa
tindakan dan hasil. Implementasi strategi yang efektif memerlukan kepemimpinan yang kuat,
komunikasi yang baik, dan keterlibatan seluruh lapisan organisasi. Hal ini memastikan bahwa strategi
yang direncanakan dapat dioperasionalkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas layanan dan
mencapai tujuan organisasi rumah sakit.
Sebelum memulai proses implementasi strategi, manajemen perlu mengevaluasi tiga aspek penting
berikut:
1. Siapa yang bertugas menjalankan strategi yang telah dirancang?
2. Tindakan apa yang perlu dilakukan?
3. Bagaimana tim yang bertanggung jawab akan mengelola berbagai aspek yang diperlukan dalam
pelaksanaannya?
Sifat implementasi strategi menurut David (2011) dalam bukunya berjudul Strategic management:
Concepts and cases” yaitu:
1. Implementasi strategi melibatkan pengelolaan kekuatan selama pelaksanaannya.
2. Fokus utama dalam implementasi strategi adalah mencapai efisiensi.
3. Secara fundamental, implementasi strategi merupakan suatu proses operasional.
4. Keberhasilan implementasi strategi bergantung pada motivasi khusus dan keterampilan
kepemimpinan.
5. Implementasi strategi memerlukan koordinasi di antara banyak individu.
Berikut adalah langkah-langkah penting dalam implementasi strategi di rumah sakit: (Mokoagow et al.,
2024)
1. Penerjemahan Rencana Strategis: Mengubah visi, misi, dan tujuan strategis menjadi rencana
operasional yang lebih spesifik dan dapat dilaksanakan.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 396
2. Komunikasi Efektif: Menyampaikan rencana dan tujuan strategi kepada seluruh staf dan
stakeholder rumah sakit untuk memastikan pemahaman yang jelas mengenai peran masing-masing
dalam pelaksanaan strategi.
3. Pemetaan Sumber Daya: Mengidentifikasi dan mendistribusikan sumber daya yang dibutuhkan,
seperti dana, personel, dan teknologi, guna mendukung pelaksanaan strategi.
4. Pengembangan Kapasitas SDM: Meningkatkan keterampilan dan kompetensi staf melalui pelatihan
dan pengembangan untuk memastikan mereka siap mendukung strategi yang telah ditentukan.
5. Pengelolaan Proses: Menyusun dan mengoptimalkan proses kerja agar sejalan dengan tujuan
strategis, meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan.
6. Penggunaan Teknologi Informasi: Mengadopsi sistem teknologi informasi seperti rekam medis
elektronik dan sistem manajemen informasi rumah sakit untuk mendukung proses operasional dan
pengambilan keputusan yang lebih baik.
7. Monitoring dan Evaluasi: Memantau pelaksanaan strategi menggunakan indikator kinerja dan
pengukuran lainnya untuk memastikan tujuan tercapai, serta melakukan penyesuaian jika
diperlukan.
8. Manajemen Perubahan: Mengelola perubahan yang terjadi selama implementasi untuk mengatasi
resistensi dan mendorong adaptasi di seluruh tingkat organisasi.
Implementasi strategi dalam manajemen rumah sakit sangat penting karena beberapa alasan berikut:
1. Mewujudkan Visi dan Misi: Implementasi strategi adalah langkah konkret untuk mewujudkan visi
dan misi rumah sakit. Ini mengubah rencana strategis menjadi tindakan nyata yang dapat
mengarahkan rumah sakit menuju tujuan jangka panjangnya.
2. Perbaikan Kualitas Pelayanan: Karena dengan penerapan strategi yang efektif, rumah sakit
dapat meningkatkan mutu layanan kesehatan bagi pasien. Seperti mencakup perbaikan
dalam efisiensi operasional, kepuasan pasien, serta aspek keselamatan pasien.
3. Penggunaan Sumber Daya yang Efektif: Dari penerapan strategi menjamin bahwa berbagai
sumber daya, termasuk tenaga kerja, keuangan, dan teknologi, dimanfaatkan secara
optimal dan efisien guna mencapai sasaran strategis.
4. Adaptasi Terhadap Perubahan: Dalam lingkungan kesehatan yang dinamis, kemampuan untuk
secara efektif mengimplementasikan strategi memungkinkan rumah sakit untuk beradaptasi
terhadap perubahan eksternal, seperti perubahan regulasi, perkembangan teknologi, dan kebutuhan
pasien.
5. Koordinasi dan Kerjasama: Proses implementasi mempromosikan koordinasi dan kerjasama antara
berbagai departemen dan unit di rumah sakit, memungkinkan sinergi yang lebih baik dan
pencapaian tujuan bersama.
6. Peningkatan Reputasi: Rumah sakit yang berhasil mengimplementasikan strategi secara efektif
akan meningkatkan reputasinya di mata masyarakat dan lembaga lainnya, yang dapat berdampak
positif terhadap jumlah pasien dan mitra kerjasama.
7. Keberlanjutan Institusi: Implementasi strategi yang berhasil memastikan bahwa rumah sakit tidak
hanya bertahan tetapi juga berkembang dalam jangka panjang, menjadikannya institusi yang
berkelanjutan dan relevan.
Terdapat beberapa permasalahan dalam pelaksanaan strategi yang dikategorikan berdasarkan tingkat
frekuensi kejadian meliputi:
Proses implementasi berlangsung lebih lambat dari rencana awal
Timbulnya berbagai masalah yang tidak terduga
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 397
Koordinasi dalam pelaksanaan strategi tidak berjalan efektif
Perusahaan terlalu fokus pada persaingan dan penanganan krisis, sehingga kurang memberi
perhatian pada proses implementasi yang seharusnya dijalankan
Keterampilan sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan strategi masih terbatas
Program pendidikan dan pelatihan untuk sumber daya manusia di tingkat bawah belum cukup
memadai
Faktor-faktor lingkungan eksternal tidak dapat dikendalikan
Kualitas kepemimpinan dan arahan dari manajer departemen belum memadai
Ketidakjelasan dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas utama
Pemantauan aktivitas oleh sistem informasi yang dimiliki perusahaan kurang memadai.
Lima prioritas sebagai meningkatkan dampak dari strategi implementasi. Kelima prioritas tersebut
adalah: (1) meningkatkan metode untuk merancang dan menyesuaikan strategi implementasi; (2)
menentukan dan menguji mekanisme perubahan; (3) melakukan lebih banyak penelitian efektivitas pada
strategi implementasi yang terpisah, multifaset, dan disesuaikan; (4) meningkatkan evaluasi ekonomi
dari strategi implementasi; dan (5) meningkatkan pelacakan dan pelaporan strategi implementasi.
Manajemen strategis yang ditopang oleh model perencanaan strategis, pelaksanaan, dan pengendalian
yang tepat, dapat membantu rumah sakit untuk keluar dari keterpurukan dan menjadi rumah sakit pilihan
masyarakat.
Evaluasi Strategi Dalam Manajemen Rumah Sakit:
Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Proses ini melibatkan
pemantauan aktivitas perusahaan serta hasil yang dicapai, sehingga kinerja aktual dapat dibandingkan
dengan kinerja yang diharapkan. Evaluasi strategi merupakan elemen krusial dalam manajemen rumah
sakit yang memastikan bahwa strategi yang diimplementasikan tidak hanya menghasilkan hasil yang
diinginkan, tetapi juga mampu menghadapi tantangan di masa depan dan terus meningkatkan mutu
layanan kepada pasien (Rahmawati et al., 2020).
Evaluasi strategi mencakup tiga aktivitas utama:
Meninjau dasar-dasar strategi perusahaan
Membandingkan hasil yang diinginkan dengan hasil yang tercapai
Mengambil langkah perbaikan untuk memastikan kinerja sesuai dengan rencana.
Richard Rumelt menemukan empat kinerja yang bisa dipakai untuk mengevaluasi sebuah strategi:
1. Konsistensi
Sebuah strategi seharusnya tidak menghasilkan tujuan dan kebijakan yang bertentangan. Ada tiga
panduan yang dapat membantu mengidentifikasi apakah masalah organisasi disebabkan oleh
ketidakkonsistenan dalam strategi:
Apabila permasalahan manajerial terus muncul terlepas dari perubahan personel, maka dapat
disimpulkan bahwa akar permasalahan terletak pada disharmonisasi antara strategi organisasi
dengan praktik operasionalnya.
Ketika keberhasilan satu departemen dianggap sebagai kerugian bagi departemen lain, hal ini
mengindikasikan adanya inkonsistensi dalam strategi organisasi.
Apabila permasalahan dan isu kebijakan terus-menerus diajukan ke tingkat yang lebih tinggi untuk
mendapatkan solusi, maka kemungkinan besar strategi organisasi tidak konsisten atau tidak efektif
dalam mengatasinya secara proaktif.
2. Konsonan
Konsonansi (consonance) merujuk pada pentingnya bagi perumus strategi untuk mengevaluasi
serangkaian tren serta tren individu ketika menyusun strategi. Sebuah strategi harus mampu merespons
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 398
secara adaptif terhadap perubahan dalam lingkungan eksternal dan menghadapi perubahan signifikan
di dalamnya. Tantangan dalam menyelaraskan faktor internal dan eksternal utama dalam perumusan
strategi perusahaan muncul karena banyak tren yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain.
Kelayakan (feasibility) berarti bahwa sebuah strategi harus mempertimbangkan dengan cermat sumber
daya yang ada agar tidak menimbulkan masalah yang sulit diatasi. Ujian terakhir dari suatu strategi
adalah kelayakannya, yaitu apakah strategi tersebut dapat tercapai dengan sumber daya fisik, manusia,
dan keuangan yang tersedia dalam perusahaan. Sumber daya keuangan suatu bisnis biasanya mudah
dihitung dan sering menjadi batasan pertama ketika strategi dievaluasi. Meskipun ini sering kali
dilupakan, pendekatan yang inovatif dalam hal keuangan biasanya dapat ditemukan.
3. Keunggulan
Sebuah strategi harus mendukung penciptaan dan/atau pemeliharaan keunggulan kompetitif
dalam bidang aktivitas yang dipilih. Keunggulan kompetitif biasanya diperoleh melalui keunggulan
dalam salah satu dari tiga area berikut: 1) Sumber daya, 2) Keahlian, 3) Posisi.
4. Kelayakan
Strategi perlu dirancang dengan hati-hati agar tidak membebani sumber daya yang tersedia secara
berlebihan atau menciptakan masalah yang sulit untuk dipecahkan. Evaluasi terakhir dari suatu strategi
adalah kelayakannya, yaitu apakah strategi tersebut dapat dijalankan dengan menggunakan sumber
daya fisik, manusia, dan keuangan yang ada dalam perusahaan. Sumber daya keuangan perusahaan
biasanya lebih mudah dihitung dan sering kali menjadi kendala pertama dalam proses evaluasi strategi.
Kerangka evaluasi strategi yang dikemukakan oleh David (2022) dalam bukunya yang berjudul
Strategic management: Concepts and cases” yaitu meliputi:
1. Meninjau dasar strategi
Untuk menilai dasar-dasar strategi suatu organisasi, perlu dilakukan pembaruan pada Matriks
EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) dan Matriks IFE (Evaluasi Faktor Internal). Pembaruan Matriks IFE
harus menyoroti perubahan dalam aspek kekuatan dan kelemahan organisasi, seperti manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan (R&D), serta sistem
informasi manajemen. Sementara itu, pembaruan Matriks EFE harus menggambarkan sejauh mana
strategi yang diterapkan perusahaan berhasil memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada.
2. Menilai Kinerja Organisasi
Salah satu kegiatan utama dalam evaluasi strategi adalah penilaian kinerja organisasi, yang
mencakup perbandingan antara hasil yang direncanakan dan hasil yang tercapai, analisis terhadap
perbedaan antara keduanya, penilaian kinerja individu, dan pemantauan progres menuju tujuan yang
telah ditetapkan. Proses ini biasanya mencakup tujuan jangka panjang dan tahunan. Kriteria untuk
menilai strategi harus jelas, terukur, dan dapat diverifikasi.
3. Mengambil Tindakan Korektif
Setelah strategi dievaluasi, langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan korektif untuk
memperbaiki dan menyesuaikan strategi agar lebih efektif ke depannya. Perubahan yang mungkin
diperlukan bisa mencakup berbagai hal, seperti merombak struktur organisasi untuk meningkatkan
efisiensi, mengganti individu kunci yang tidak lagi memenuhi kebutuhan perusahaan, menjual unit
usaha yang tidak mendukung strategi utama, atau bahkan merumuskan ulang misi bisnis agar lebih
sesuai dengan tujuan jangka panjang yang baru. Tindakan korektif lainnya bisa melibatkan perbaikan
atau penyesuaian pada strategi yang sudah ada, agar perusahaan bisa lebih efektif mencapai tujuannya.
Ini bisa mencakup merancang kebijakan baru, menerbitkan saham untuk mendapatkan modal tambahan,
menambah jumlah tenaga penjual, mengubah cara alokasi sumber daya, atau mengembangkan insentif
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 399
kinerja baru. Tindakan korektif tidak selalu berarti bahwa strategi yang ada harus dihentikan atau
digantikan dengan strategi yang baru.
Salah satu alat evaluasi strategi yaitu Balance Scorecard. Balanced Scorecard merupakan alat
penting dalam evaluasi strategi. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk menilai strategi dari empat
sudut pandang: kinerja finansial, pemahaman pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Dalam analisis Balanced Scorecard, perusahaan diharuskan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut dan menggunakan informasi tersebut, bersama dengan indikator keuangan, untuk
mengevaluasi strategi yang diterapkan dengan lebih baik dan efektif: (Powell et al., 2019)
1. Sejauh mana perusahaan mampu melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan menghasilkan nilai
melalui berbagai aspek seperti inovasi, kepemimpinan dalam teknologi, kualitas produk, efisiensi
dalam proses operasional, dan sebagainya?
2. Sejauh mana perusahaan berhasil mempertahankan dan bahkan memperkuat kompetensi inti serta
keunggulan kompetitifnya?
3. Sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap perusahaan?
Penerapan Evaluasi Strategi dalam Manajemen Rumah Sakit yaitu:
1. Pengukuran Kinerja: Menggunakan indikator kinerja utama (KPI) untuk mengukur keberhasilan
implementasi strategi. Termasuk mengukur kualitas pelayanan, kepuasan pasien, dan efisiensi
operasional.
2. Review Periodik: Melakukan review secara berkala untuk mengevaluasi hasil dan menyesuaikan
strategi jika diperlukan. Review ini bisa dilakukan melalui rapat manajemen atau audit.
3. Umpan Balik: Mengumpulkan umpan balik dari pasien dan staf untuk memahami dampak
implementasi strategi terhadap seluruh pihak terkait.
4. Analisis Data: Menggunakan data dan analisis untuk menilai tren jangka panjang dan membuat
keputusan berbasis data.
5. Penyesuaian Strategi: Berdasarkan evaluasi, mungkin perlu dilakukan penyesuaian strategi untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
Evaluasi strategi dalam manajemen rumah sakit sangat penting karena beberapa alasan berikut:
1. Mengukur Keberhasilan: Evaluasi membantu mengukur sejauh mana strategi yang telah
diimplementasikan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini penting untuk mengetahui apakah
rumah sakit berada di jalur yang benar dalam mencapai visi dan misi.
2. Identifikasi Masalah:
Melalui evaluasi, manajemen dapat mengidentifikasi masalah atau hambatan yang muncul selama
pelaksanaan strategi. Hal ini memungkinkan rumah sakit untuk mengambil tindakan korektif
sebelum masalah menjadi lebih besar.
3. Penyesuaian dan Pembaruan: Lingkungan kesehatan terus berubah, baik dari sisi regulasi,
teknologi, maupun kebutuhan pasien. Evaluasi rutin memungkinkan rumah sakit untuk
menyesuaikan dan memperbarui strategi agar tetap relevan dan efektif.
4. Penggunaan Sumber Daya Secara Efisien: Evaluasi strategi membantu memastikan bahwa sumber
daya rumah sakit digunakan secara efisien dan tepat sasaran, mengurangi pemborosan, dan
memaksimalkan manfaat bagi pasien.
5. Peningkatan Kualitas Layanan:
Dengan mengevaluasi strategi, rumah sakit dapat mengidentifikasi area untuk perbaikan dan
inovasi, yang berujung pada peningkatan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien.
6. Pengambilan Keputusan Berbasis Data: Evaluasi yang sistematis menyediakan data dan informasi
yang akurat, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan berbasis bukti.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 400
7. Transparansi dan Akuntabilitas: Proses evaluasi meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
dalam manajemen rumah sakit, dengan melibatkan berbagai pihak dan memastikan bahwa mereka
bertanggung jawab atas kinerja strategis.
Salah satu evaluasi strategi yang juga cukup penting yaitu melakukan evaluasi ekonomi terhadap
strategi implementasi dalam bidang kesehatan. Evaluasi ekonomi penting untuk menentukan efisiensi
dan alokasi sumber daya yang tepat terhadap strategi implementasi. Contoh metode evaluasi ekonomi
yang digunakan seperti analisis cost-consequences, cost-effectiveness, dan cost-utility.
Penerapan Implementasi Strategi Dalam Manajemen Rumah Sakit
Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan contoh nyata dari
penerapan strategi teknologi informasi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan kesehatan.
SIMRS, sebagai suatu sistem terintegrasi yang mengelola seluruh alur proses pelayanan rumah sakit,
mampu mengatasi kompleksitas yang inheren dalam sistem pelayanan kesehatan. Melalui otomatisasi
dan integrasi data, SIMRS dapat menyederhanakan proses administrasi, meningkatkan akurasi data
pasien, serta mempercepat akses informasi bagi tenaga kesehatan. Sehingga, dampaknya SIMRS
berkontribusi signifikan dalam meningkatkan kualitas pelayanan pasien, mengurangi waktu tunggu, dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit (Kurniawati et al., 2022; Septiyani & Sulistiadi, 2022).
Kompleksitas ini dapat menjadi hambatan dalam mencapai efisiensi dan efektivitas layanan, dimana
keunggulan SIMRS dapat meningkatkan efisiensi organisasi melalui inovasi dalam sistem informasi,
otomatisasi alur pelayanan, pengurangan biaya, dan peningkatan kinerja Rumah Sakit. penerapan Sistem
informasi manajemen pada layanan kesehatan rumah sakit. Untuk mencapai tujuan peningkatan kualitas
pelayanan, keselamatan pasien, dan efisiensi biaya, rumah sakit wajib memastikan ketersediaan
informasi yang akurat, relevan, dan terkini bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proses pelayanan
kesehatan. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) secara efektif sangat
bergantung pada keberadaan sistem perangkat lunak atau sistem perusahaan yang terintegrasi dalam
infrastruktur rumah sakit. Fungsi dan kinerja SIMRS ditentukan oleh jenis informasi yang dikelola dan
layanan yang ditawarkan. Sistem informasi adalah suatu sistem yang berfungsi untuk memproses
informasi melalui enam operasi utama, yaitu menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil,
memanipulasi, dan menampilkan informasi. Dalam rumah sakit, Sistem Informasi Manajemen (SIM)
mendukung penyediaan informasi yang diperlukan untuk perawatan pasien dan administrasinya. Data
terkait transaksi pelayanan pasien dikumpulkan, disimpan, diproses, dan didokumentasikan untuk
menghasilkan informasi yang berkaitan dengan kualitas perawatan pasien, kinerja rumah sakit, dan
biaya yang dikeluarkan. Contoh lain yaitu penerapan Balanced Scorecard, dimana rumah sakit perlu
membangun partisipasi dan komitmen dari setiap pegawai, karena kontribusi mereka memengaruhi
pencapaian visi dan misi rumah sakit, dengan penerapan metode Balanced Scorecard dapat dilakukan
Pengukuran kinerja dimana perspektif pelanggan menjadi tujuan akhir. Contoh lain yaitu implementasi
resep elektronik yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna, dimana sistem ini dapat
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit.
Keterbatasan Penelitian
Berikut adalah penjelasan tentang keterbatasan data yang tersedia dalam format paragraf:
Keterbatasan data yang tersedia dalam penelitian ini mencakup beberapa aspek penting. Pertama,
terdapat akses terbatas ke dokumen internal rumah sakit yang relevan, seperti laporan keuangan,
kebijakan manajemen, dan hasil evaluasi sebelumnya. Keterbatasan ini mengurangi pemahaman
menyeluruh tentang konteks dan implementasi strategi yang diterapkan. Selain itu, data historis yang
tersedia sering kali tidak lengkap atau sulit diakses, sehingga menyulitkan analisis tren dan evaluasi
perkembangan strategi dari waktu ke waktu. Variasi dalam standar pengumpulan data di berbagai
departemen juga menjadi tantangan, karena hal ini dapat menyebabkan ketidakcocokan dalam data yang
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 401
dikumpulkan, menghambat analisis yang komprehensif. Dalam wawancara, respon yang tidak konsisten
dari staf dan manajemen dapat mempengaruhi keakuratan data, di mana beberapa responden mungkin
tidak memiliki pemahaman yang sama tentang kebijakan atau strategi tertentu. Keterbatasan pada data
kuantitatif juga menjadi perhatian, karena meskipun penelitian ini berfokus pada analisis kualitatif,
kurangnya data kuantitatif yang mendukung, seperti statistik kinerja dan indikator kunci, membatasi
kemampuan untuk mengukur efektivitas strategi secara objektif. Terakhir, perubahan dinamis dalam
lingkungan kesehatan, termasuk regulasi baru dan perubahan dalam kebijakan pemerintah, dapat
mempengaruhi data yang tersedia, membuat data yang dikumpulkan cepat menjadi usang atau kurang
relevan. Meskipun terdapat keterbatasan dalam data yang tersedia, penelitian ini tetap memberikan
wawasan berharga mengenai implementasi dan evaluasi strategi dalam manajemen rumah sakit, namun
keterbatasan ini perlu diperhatikan saat menafsirkan hasil dan menyusun rekomendasi untuk penelitian
lebih lanjut.
Kesimpulan
Tahap implementasi merupakan langkah praktis di mana rencana strategi diuji apakah dapat
diwujudkan dalam kenyataan. Evaluasi terhadap apakah strategi berjalan sesuai dengan yang
direncanakan sangat penting untuk menilai efektivitasnya. Dalam pelaksanaannya, manajemen harus
memastikan bahwa pihak yang bertanggung jawab jelas, kegiatan yang harus dilakukan terstruktur, dan
sumber daya manusia yang terlibat memiliki pemahaman serta kemampuan untuk melaksanakan
berbagai tugas dengan baik. Sehingga, langkah-langkah ini membantu memastikan bahwa tujuan
strategi dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Keberhasilan pengelolaan rumah sakit sangat bergantung pada penerapan strategi yang efektif
dan evaluasi yang berkelanjutan. Penting bagi ma
najemen untuk menetapkan tujuan yang jelas, melibatkan seluruh staf dalam proses implementasi,
dan memastikan bahwa sumber daya yang cukup tersedia. Evaluasi rutin diperlukan untuk mengukur
kinerja dan efektivitas strategi yang diterapkan, sehingga perbaikan dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
Selain itu, kolaborasi dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, pasien, dan masyarakat sangat
penting untuk mencapai tujuan manajemen rumah sakit yang optimal.
Daftar Pustaka
Amanda, I. G. O. S., Agushybana, F., & Sudiro, S. (2020). Hubungan Implementasi Sistem
Resep Elektronik Terhadap Kepuasan Pengguna. Jurnal Kesehatan Vokasional, 5(3), 161.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.52009
David, R. F. (2011). Strategic management: Concepts and Cases (13th ed). Prentice Hall.
Hoomans, T., & Severens, J. L. (2014). Economic evaluation of implementation strategies in
health care. Implementation Science, 9(1), 168. https://doi.org/10.1186/s13012-014-0168-
y
Hunge, J. D., & Wheelen, T. L. (2003). Manajemen Strategi. Andi.
Izza, N. I., Jati, S. P., & Pramukarsa, D. T. (2022). Analisis implementasi manajemen Risiko
pada masa pandemi COVID-19 di Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit Dr. Kariadi
Semarang Tahun 2020. JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 9(2), 278
292.
Kurniawati, Y. D., Djasri, H., & Utarini, A. (2022). Dampak Implementasi Program
Pendaftaran Daring untuk Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru. The
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 402
Journal of Hospital Accreditation, 4(2), 5964.
https://doi.org/https://doi.org/10.35727/jha.v4i02.133
Mokoagow, D. S., Mokoagow, F., Pontoh, S., Ikhsan, M., Pondang, J., & Paramarta, V. (2024).
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit dalam Meningkatkan Efisiensi: Mini
Literature Review. COMSERVA : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 3(10),
41354144. https://doi.org/10.59141/comserva.v3i10.1223
Nurcahyo, H. T., Nasriati, R., & Sukamto, F. I. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Skizofrenia dengan Masalah Keperawatan Harga Diri Rendah Kronis Di Ruang Sena
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta. Health Sciences Jurnal ( Jurnal
Ilmiah Mahasiswa), 6(1), 3036.
Nurhaliza, S. (2019). Langkah-langkah Perencanaan dalam asuhan keperawatan di Rumah
Sakit. https://doi.org/10.31219/osf.io/9w75g
Powell, B. J., Fernandez, M. E., Williams, N. J., Aarons, G. A., Beidas, R. S., Lewis, C. C.,
McHugh, S. M., & Weiner, B. J. (2019). Enhancing the Impact of Implementation
Strategies in Healthcare: A Research Agenda. Frontiers in Public Health, 7.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2019.00003
Rachmi, Y. N. (2022). Implementasi Handling Complain Di Rumah Sakit Bhayangkara
Setukpa Sukabumi. Jurnal Mahasiswa: Jurnal Ilmiah Penalaran Dan Penelitian
Mahasiswa, 4(3), 118128. https://doi.org/10.51903/jurnalmahasiswa.v4i3.394
Rahmawati, I. N., Ahsan, P. K. R., Noviyanti, I. W., & Ningrum, H. (2020). Implementasi
Model Asuhan Keperawatan Profesional (Makp) Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Pengabdian Masyarakat (Caring), 1(1).
Rahmawati, L., & Sulistiadi, W. (2022). Pentingnya Penerapan Manajemen Strategis di Rumah
Sakit untuk Menjadi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1),
46804686. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jptam.v6i1.3610
Septiyani, S. N. D., & Sulistiadi, W. (2022). Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (Simrs) Dengan Menggunakan Metode Hot-Fit: Systematic Review. J-KESMAS:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), 136. https://doi.org/10.35329/jkesmas.v8i2.3706
Sutoto, S., & Utarini, A. (2019). Mendorong riset dan berbagi pengalaman untuk peningkatan
mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. The Journal of Hospital Accreditation, 1(1).
https://doi.org/10.35727/jha.v1i1.18
Wijayanta, S., Fahyudi, A., & Ginanjar, R. (2022). Evaluasi Implementasi Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Pelayanan Rawat Jalan RSUD dr. Gondo Suwarno
Ungaran Menggunakan Metode Unified Theory of Acceptance and Use of Technology
(UTAUT). Jurnal Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan, 5(1), 1222.
Wulur, F. G., Fitriyani, I., & Paramarta, V. (2023). Analisis Pengaruh Pemanfaatan Sistem
Informasi Manajemen Pada Layanan Kesehatan Rumah Sakit: Literature Review. Jurnal
Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia, 3(2), 187202.
https://doi.org/10.55606/jikki.v3i2.1725