JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol.7, No. 1, Januari 2025 | 278
Edukasi Kader Puskesmas dalam Deteksi Dini Penyakit Jantung
Koroner
Sidhi Laksono Purwowiyoto
1
, Endin Nokik Stujanna
2
, Zahra Nurusshofa
3
*, Febiy
Tiara Permatasari
4
, Siti Lawuny Hayati
5
Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Hamka, Jakarta, Indonesia
Email: Zahra[email protected]
ABSTRAK
Kata Kunci:
Penyakit Jantung
Koroner; Edukasi;
Pengabdian masyarakat
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan salah satu spektrum
penyakit jantung yang paling umum di dunia, dengan tingkat
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pada tahun 2020, PJK
diperkirakan menjadi penyebab utama kematian global,
menyumbang 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lipat
dibandingkan kematian akibat kanker. Di Indonesia, PJK (yang
termasuk dalam kategori penyakit sistem sirkulasi) tercatat sebagai
penyebab utama kematian, dengan angka 26,4%, atau empat kali
lebih tinggi dibandingkan kematian akibat kanker yang hanya
sebesar 6%. Dengan demikian, sekitar satu dari empat kematian di
Indonesia disebabkan oleh PJKKader puskesmas berfungsi sebagai
perpanjangan puskesmas dalam menjangkau dan melayani
masyarakat di area kerjanya. Berdasarkan permasalahan ini, kegiatan
pengabdian masyarakat bertujuan memberikan edukasi kepada kader
puskesmas tentang deteksi dini, pencegahan PJK, dan faktor
risikonya. Dengan demikian, kader diharapkan dapat mengedukasi
masyarakat dan mendorong mereka untuk melakukan deteksi dini
serta pencegahan PJK guna mengurangi angka kematian akibat
penyakit ini. Setelah pelaksanaan edukasi, terjadi peningkatan
pengetahuan kader tentang PJK, yang terlihat dari kenaikan nilai
pretest ke post-test sebesar 19,3%.
ABSTRACT
Coronary heart disease (CHD) is one of the most common
spectrum of heart diseases in the world, with high morbidity
and mortality rates. By 2020, CHD is expected to be the
leading cause of death globally, accounting for 36% of all
deaths, which is twice the rate of cancer deaths. In Indonesia,
CHD (which is categorised as a disease of the circulatory
system) is the leading cause of death at 26.4%, which is four
times higher than cancer deaths at 6%. Thus, about one in four
deaths in Indonesia is caused by CHD. The health centre cadre
acts as an extension of the health centre to reach the
community in its working area. Based on this problem,
community service activities aim to educate community health
centre cadres about early detection, prevention of CHD, and
its risk factors. Thus, cadres are expected to educate the
community and encourage them to carry out early detection
and prevention of CHD in order to reduce mortality from this
disease. After the implementation of the education, there was
an increase in cadres' knowledge about CHD, which was seen
from the increase in pretest to post-test scores by 19.3%.
Keywords:
Coronary heart disease;
Education; Community
service
Coresponden Author: Zahra Nurusshofa
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Pengabdian masyarakat merupakan wujud kontribusi nyata dosen dan mahasiswa
yang dapat diwujudkan melalui berbagai kegiatan aplikasi karya dan bakti Awaludin et
al., 2020); (Erawati, 2021). Salah satu peran mahasiswa dalam pengabdian ini adalah
memberikan edukasi kepada masyarakat, yang bertujuan meningkatkan kesadaran
kesehatan, termasuk mendukung deteksi dini berbagai penyakit (Suri, 2021). Pelatihan
untuk mendeteksi dini dan mencegah komplikasi Penyakit Jantung Koroner (PJK) sangat
penting, karena langkah ini dapat membantu menurunkan angka kematian akibat PJK
(Suwaryo et al., 2023).
Penyakit Jantung Koroner terjadi karena aliran darah ke otot jantung terganggu
akibat penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner yang disebabkan oleh
kerusakan dinding pembuluh darah (aterosklerosis) (Lina & Saraswati, 2020); (Kunoli et
al., 2024). Gejala yang sering dialami penderita meliputi keringat dingin, rasa berat di
dada, mual, nyeri ulu hati, atau nyeri dada yang berlangsung lebih dari 20 menit saat
beristirahat atau beraktivitas (Sugiyanti et al., 2022); (Apriyatmoko & Aini, 2020).
Secara global, pada tahun 2022 tercatat 315 juta kasus PJK dengan prevalensi
3.605 kasus per 100.000 penduduk. Wilayah dengan angka tertinggi adalah Eropa Tengah,
Eropa Timur, dan Asia Tengah, yaitu 8.019 per 100.000 penduduk (Stark et al., 2024). Di
Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi penyakit jantung mencapai 1,5% pada
penduduk semua umur. PJK menjadi penyebab utama kematian dengan kontribusi 26,4%
dari seluruh kematian, empat kali lebih tinggi dibandingkan kematian akibat kanker (6%)
(Sriwahyuni & Sriyanah,(2023).
Upaya pencegahan PJK dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup
"CERDIK," yaitu: cek kesehatan secara rutin, hindari asap rokok, rutin melakukan
aktivitas fisik, konsumsi diet sehat dengan kalori seimbang, cukup istirahat, dan kelola
stres dengan baik (Jumadewi et al., 2023). Edukasi terbukti efektif meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang PJK, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian Yuni
Annisa yang melibatkan pasien dan keluarga di RS Goeteng Tarunadibrata, Purbalingga
(Annisa, 2024).
Kader puskesmas, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di komunitas,
memiliki peran strategis dalam menyampaikan informasi kesehatan ke masyarakat.
Melalui pelatihan dan pembekalan bagi kader puskesmas, edukasi tentang deteksi dini
dan pencegahan PJK diharapkan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat,
menurunkan angka kematian, dan meningkatkan kesadaran untuk mendeteksi penyakit
lebih awal.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol.7, No. 1, Januari 2025 | 280
Metode Penelitian
Target dari kegiatan ini adalah para kader puskesmas di Pondok Kacang Timur,
Tangerang Selatan. Kegiatan dimulai dengan pemberian pretest untuk mengukur
pengetahuan awal mereka terkait Penyakit Jantung Koroner (PJK). Selanjutnya,
dilaksanakan penyuluhan mengenai deteksi dini dan pencegahan PJK pada tanggal 27
Maret 2023. Setelah penyuluhan, dilakukan post-test untuk mengevaluasi peningkatan
pemahaman para kader setelah diberikan penyuluhan. Gambar 1 menunjukkan pretest dan
post-test yang diberikan.
Gambar 1. Pertanyaan Pretest Dan Posttest Yang Diberikan Kepada Kader
Puskesmas Pondok Kacang Timur
Jurnal Sehat Indonesia: Vol.7, No. 1, Januari 2025 | 281
Hasil Dan Pembahasan
Sebanyak 59 kader berpartisipasi dalam kegiatan ini. Setelah penyuluhan, terjadi
peningkatan rata-rata nilai post-test menjadi 74,1 dibandingkan nilai pretest yang
sebelumnya sebesar 54,8.
Gambar 2. Kegiatan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus pada kader puskesmas
Pondok Kacang Timur
Gambar 3. Suasana penyuluhan pada kader puskesmas Pondok Kacang Timur
Kader puskesmas sangat antusias saat mengikuti pengabdian masyarakat edukasi
tentang PJK ini, pasalnya masih banyak yang belum mengetahui tanda dan gejala, faktor
resiko, serta pencegahan pada PJK. Gejala yang dapat ditemukan pada penderita PJK
adalah keringat dingin, rasa berat atau tertekan di dada, rasa mual atau nyeri ulu hati, rasa
tidak nyaman/nyeri dada berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirahat atau
aktivitas. Pemberdayaan kader puskesmas dalam melakukan pencegahan penyakit tidak
Jurnal Sehat Indonesia: Vol.7, No. 1, Januari 2025 | 282
menular sangat penting seperti halnya penelitian yang telah dilakukan Apriyani dkk.
Sehingga jangkauan puskesmas akan semakin luas. Pengetahuan kader juga meningkat
setelah dilakukan edukasi, dengan melihat peningkatan nilai pre tes dan post tes (Apryani
dkk., 2024). Nugroho dkk. menyimpulkan bahwa peran kader diharapkan dapat
membantu pasien dengan penyakit tidak menular, seperti Diabetes Melitus, untuk
menerima pendidikan kesehatan terkait manajemen diri secara rutin. Hal ini penting
karena manajemen diri pada penyakit tidak menular yang bersifat kronis tidak hanya
berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada upaya pencegahan komplikasi. Semakin
sering pasien mendapatkan edukasi tentang manajemen diri, semakin besar kemungkinan
mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Nugroho dkk., 2023).
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dapat dilakukan dengan menerapkan
perilaku “CERDIK,” yaitu: Cek rutin kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin
berolahraga, Diet sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup, serta Kelola stres dengan
baik.
Kesimpulan
Pemberian edukasi terkait deteksi dini Penyakit Jantung Koroner (PJK) telah
berhasil meningkatkan pemahaman para kader puskesmas Pondok Kacang Timur.
Sebagai langkah lanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, akan dilakukan
pemantauan terhadap pasien-pasien PJK di puskesmas tersebut. Selain itu, evaluasi peran
kader puskesmas juga akan dilaksanakan untuk terus meningkatkan kualitas kader,
khususnya dalam hal pengetahuan kesehatan. Selanjutnya akan dilakukan pemantauan
berkala terhadap peng.etahuan kader mengenai PJK melalui kegiatan serupa disertai
dengan melengkapi pelatihan mengukur tekanan darah, dan pengecekkan kolesterol dan
gula darah sederhana menggunakan Point-of-care testing
Daftar Pustaka
Annisa, Y. (2024). JICN: Jurnal Intelek dan Cendikiawan Nusantara Penyuluhan Dan
Edukasi Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Di Rs Goeteng Tarunadibrata
Purbalingga Coronary Heart Disease Prevention Counseling And Education At
Goeteng Tarunadibrata Purbalingga Hospital.
https://jicnusantara.com/index.php/jicn
Apriyatmoko, R., & Aini, F. (2020). Remaja Mengenali Serangan Jantung
Koroner. Indonesian Journal of Community Empowerment (Ijce), 2(2).
Apryani, H., Taufiq, I., Sono, S., Metri, D., Primadilla, H., Kadarusman, H., Hasan, A.,
& Sutopo, A. (2024). Pemberdayaan Kader Posbindu Dalam Pencegahan Penyakit
Tidak Menular Di Desa Ciamis Kabupaten Lampung Utara. Gemakes: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 137142.
https://doi.org/10.36082/gemakes.v4i1.1528
Awaludin, S., Upoyo, A. S., & Purnawan, I. (2020). Pengabdian Masyarakat Berbasis
Hasil Riset: Kelas Tensi (Kelompok Lansia Sadar Hipertensi) Sebagai Upaya
Preventif Penyakit Jantung Koroner. J. Pengabdi. Kpd. Masy, 24(2), 142-147.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol.7, No. 1, Januari 2025 | 283
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Laporan Riskesdas 2018
Nasional. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Erawati, A. D. (2021). Peningkatan Pengetahuan tentang penyakit jantung
koroner. Jurnal ABDIMAS-HIP Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 6-9.
Jumadewi, A., Lizam, T. C., & Sasmita, Y. (2023). Prevalensi dan Determinan Kejadian
Penyakit Tidak Menular. Penerbit NEM.
Kunoli, F. H. Y., Sudarman, Y., Selvi, A. M., Rina, T., Condeng, B., Malik, S. A., &
Lenny, D. (2024). Pelatihan Deteksi Dini dan Pertolongan Pertama pada Penyakit
Jantung di Desa Lumbumpetigo Kecamatan Tanantovea Kabupaten
Donggala. Jurnal Kolaboratif Sains, 7(11), 3985-3996.
Lina, N., & Saraswati, D. (2020). Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner di Desa
Kalimanggis dan Madiasari Kabupaten Tasikmalaya. Warta Lpm, 23(1), 45-53.
Nugroho, F. C., Banase, E. F. T., Ernawati, H., Manek, L. O., Hamu, A. H., Rino
Vanchapo, A., Poltekkes, ), Kupang, K., Oebobo, P., Stikes, ), & Husada, F. (2023).
Peningkatan Peran Kader Dalam Melakukan Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit
Tidak Menular Di Wilayah Puskesmas Oebobo. Communnity Development Journal,
4(5), 99739978.
Sriwahyuni, S., & Sriyanah, N. (2023). Jenis Penyakit Degeneratif.
Sugiyanti, A., Sopiyatna, D., Rahayu, S., Fajarini, M., Purwaningsih, E., Syifa, A. N., &
Hizam, Y. A. (2022). Pemberian Informasi Kesehatan Kepada Keluarga Penunggu
Pasien Tentang Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Kesosi, 5(2), 56-63.
Stark, B., Johnson, C., & Roth, G. A. (2024). Global Prevalence Of Coronary Artery
Disease: An Update From The Global Burden Of Disease Study. Journal of the
American College of Cardiology, 83(13), 2320. https://doi.org/10.1016/s0735-
1097(24)04310-9
Suri, M. (2021). Upaya Peningkatan Pengetahuan tentang Penyakit Jantung Koroner pada
Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Rawasari. Jurnal Abdimas Kesehatan
(JAK), 3(3), 249-254.
Suwaryo, P. A. W., Widianto, A., Riyanto, B., Daryani, D., Subkhi, M., Hastutik, M., ...
& Nurhayati, Y. (2023). Melangkah Menuju Hidup Sehat: Peningkatan Pengetahuan
Keluarga tentang Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Pengabdian
Perawat, 2(2), 42-48.