JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 247
Pengaruh Frekuensi Penggunaan Gawai terhadap Kualitas Tidur
Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Angkatan 2021-2022
Leontyn Julia Putri Adila Langkun
1*
, Lamhot Asnir Lumbantobing
2
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Email: leontyn.40521019[email protected]
ABSTRAK
Kata Kunci:
Frekuensi Penggunaan
Gawai, Kualitas Tidur
Kualitas tidur mahasiswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
salah satunya adalah frekuensi penggunaan gawai yang semakin
meningkat di era digitalisasi. Penggunaan gawai yang tinggi dapat
menyebabkan kecanduan yang berdampak negatif pada pola tidur
pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-
2022. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional
dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah
seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara angkatan 2021-2022. Sampel sebanyak 178
mahasiswa dipilih melalui metode purposive sampling. Data
dikumpulkan melalui kuesioner online yang mencakup karakteristik
responden, frekuensi penggunaan gawai, dan kualitas tidur yang
diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
signifikansi p < 0,05. Hasil analisis menunjukkan hubungan
signifikan antara frekuensi penggunaan gawai dan kualitas tidur (p =
0,024). Responden dengan frekuensi penggunaan gawai tinggi
memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 28 orang (17,6%)
dibandingkan dengan kualitas tidur baik sebanyak 2 orang (10%).
Responden dengan frekuensi penggunaan gawai sedang memiliki
kualitas tidur buruk sebanyak 96 orang (60,4%) dibandingkan
kualitas tidur baik sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan responden
dengan frekuensi penggunaan gawai rendah memiliki kualitas tidur
buruk sebanyak 35 orang (22%) dibandingkan kualitas tidur baik
sebanyak 10 orang (50%). Terdapat hubungan signifikan antara
frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur mahasiswa.
Frekuensi penggunaan gawai yang lebih tinggi cenderung
berkorelasi dengan kualitas tidur yang lebih buruk.
ABSTRACT
The quality of students' sleep can be affected by a number of factors,
including the increasing frequency of device use in the context of the
digital age. The use of digital devices to excess can result in
addiction, which has a detrimental impact on the user's sleep
patterns. The objective of this study is to examine the correlation
between the frequency of device usage and the quality of sleep among
students enrolled in the Faculty of Medicine at Tarumanagara
University, Class of 2021-2022. This study employed an
observational analytic design with a cross-sectional approach. The
study population consisted of all active students enrolled in the
Faculty of Medicine at Tarumanagara University, Class of 2021-
2022. A sample of 178 students was selected through the purposive
Keywords:
Gadget usage frequency,
sleep quality
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 248
sampling method. The data were collected via an online
questionnaire that included questions regarding the respondents'
characteristics, the frequency of their device use, and their sleep
quality, which was measured using the Pittsburgh Sleep Quality
Index (PSQI). The data were analyzed using the chi-square test, with
a significance level of p < 0.05. The results of the analysis indicated
a statistically significant correlation between the frequency of device
use and sleep quality (p = 0.024). A significant proportion of
respondents with high frequency of device use exhibited poor sleep
quality, with 28 individuals (17.6%) reporting this outcome. In
contrast, only 2 individuals (10%) with high frequency of device use
reported good sleep quality. A total of 96 respondents (60.4%) with
moderate frequency of device use reported poor sleep quality, while
8 respondents (40%) reported good sleep quality. While respondents
with low frequency of device use exhibited poor sleep quality, with
35 individuals (22%) reporting this outcome compared to 10
individuals (50%) reporting good sleep quality, there was a
significant relationship between the frequency of device use and
students' sleep quality. Higher frequency of device use was
associated with poorer sleep quality.
Coresponden Author: Leontyn Julia Putri Adila Langkun
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Di masa kini, hampir seluruh kalangan masyarakat telah memanfaatkan
penggunaan gadget, bagi kalangan anak- anak berumur 7-11 tahun bahkan anak usia 3-6
tahun gadget bukanlah suatu benda asing. Hal ini didukung oleh Indonesia masuk ke
dalam salah satu sasaran utama penjualan produk-produk elektronik khususnya untuk
teknologi gadget (Fauzi dkk., 2023; Novitasari & Khotimah, 2016; Syamsuddin,
2021).
Untuk rekomendasi penggunaan gadget sendiri menurut American Association
Pediatric (AAP) merekomendasikan waktu penggunaan media digital bagi anak-anak
usia 2-5 tahun dibatasi tidak lebih dari 1 jam per hari, hal ini dilakukan karena hal ini
mencakup faktor perkembangan anak dalam melakukan aktivitas untuk kesehatan (Hill
dkk., 2016; Muwindhasari dkk., 2022). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Yuanda dkk. (2022) dimana anak usia prasekolah yang menggunakan gawai > 3 jam
per hari cenderung mengarah ke obesitas daripada anak-anak yang penggunaan gawai <
3 jam per hari.
Sedangkan tidur itu merupakan salah satu proses fisiologi alami oleh tubuh yang
dibutuhkan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan tubuh manusia (Hidayat dkk.,
2023; Sejbuk dkk., 2022; Shattuck dkk., 2019). Ini menjadikan tidur merupakan
kebutuhan dasar dari setiap individu, dikarenakan dalam proses tidur kita mengembalikan
tenaga ataupun energi yang kita pakai sehingga bisa memulihkan kembali energi tubuh
yang akan kita pakai untuk beraktifitas. Dimana ketika kita tidak mendapat waktu tidur
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 249
yang cukup ataupun kualitas tidur kita buruk, hal ini akan mengganggu kualitas hidup
dan bisa membahayakan kesehatan kita (Broadbent, 2018; Suwijik & A’yun, 2022).
Keduanya hal ini berhubungan, didukung juga oleh beberapa penelitian
menjelaskan bahwa adanya hubungan antara frekuensi penggunaan gawai yang tinggi
dengan tingkat kualitas tidur yang menurun. Pada penelitian oleh Chaidirman dkk. (2019)
menunjukkan hasil bahwa terdapat 2 partisipan yang penggunaan gawai 5-12 jam per hari
dan mendapat masalah seperti mengantuk dan bangun kesiangan hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan gawai dan gangguan pola tidur,
selain itu menyebabkan para remaja kurang untuk bersosialisasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara durasi penggunaan
gadget yang tinggi dengan gangguan pola tidur. Misalnya, penelitian Chaidirman et al.
(2019) menemukan bahwa penggunaan gadget selama 5-12 jam per hari meningkatkan
risiko mengantuk di siang hari dan kurangnya interaksi sosial. Namun, penelitian ini
masih terbatas pada kelompok usia tertentu dan tidak secara spesifik mengeksplorasi
populasi mahasiswa.
Dalam konteks mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, faktor-
faktor seperti tekanan akademik, kebutuhan informasi digital, dan hiburan berbasis
teknologi menjadi alasan utama tingginya penggunaan gadget. Penelitian ini memiliki
kebaruan dengan fokus pada frekuensi penggunaan gadget di kalangan mahasiswa
fakultas kedokteran yang secara unik dipengaruhi oleh tuntutan akademik dan
profesional. Berbeda dari penelitian sebelumnya, studi ini tidak hanya mengamati durasi
tetapi juga pola penggunaan gadget yang dapat memengaruhi kualitas tidur mahasiswa.
Kontribusi spesifik penelitian ini adalah memberikan wawasan yang mendalam
mengenai hubungan antara intensitas penggunaan gadget dengan kualitas tidur, serta
implikasinya bagi institusi pendidikan dalam merancang kebijakan dan intervensi untuk
meningkatkan kesehatan tidur mahasiswa. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar
untuk program edukasi kesehatan digital, baik di lingkungan universitas maupun
masyarakat luas, khususnya bagi kelompok usia produktif yang rentan terhadap efek
negatif penggunaan teknologi.
Berlandaskan pada latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara frekuensi penggunaan gadget dengan kualitas tidur
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-2022.
Penelitian ini penting untuk mengidentifikasi pola yang dapat mengarah pada intervensi
yang lebih efektif dalam meningkatkan kualitas tidur di kalangan mahasiswa.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross-sectional, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara
frekuensi penggunaan gadget dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara angkatan 2021-2022. Desain ini memungkinkan pengamatan
data pada satu waktu tertentu tanpa intervensi terhadap variabel penelitian.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 250
Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara angkatan 2021-2022. Kelompok ini dipilih karena
karakteristik populasi yang berada di usia produktif, dengan aktivitas akademik tinggi
yang cenderung memengaruhi pola penggunaan gadget dan kualitas tidur. Sampel yang
digunakan adalah 178 mahasiswa yang diambil dengan metode purposive sampling,
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Kriteria inklusi meliputi:
Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021-
2022.
Mahasiswa yang bersedia menjadi responden dan memberikan informed consent.
Adapun kriteria eksklusi adalah mahasiswa yang memiliki gangguan kesehatan
tertentu yang dapat memengaruhi kualitas tidur, seperti insomnia kronis atau gangguan
psikologis.
Metode Pengumpulan Data, data dikumpulkan menggunakan Google Form yang
terdiri dari dua bagian utama:
1. Karakteristik Responden: Meliputi data demografis seperti jenis kelamin, usia, dan
durasi tidur rata-rata setiap malam.
2. Penggunaan Gadget dan Kualitas Tidur:
o Frekuensi penggunaan gadget dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan
tinggi berdasarkan durasi harian.
o Kualitas tidur diukur menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index
(PSQI) yang telah tervalidasi, untuk menilai kualitas tidur responden dalam
tujuh komponen.
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS versi 25.
Analisis yang digunakan meliputi: Analisis univariat untuk mendeskripsikan karakteristik
responden. Analisis bivariat dengan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara
frekuensi penggunaan gadget dan kualitas tidur. Tingkat signifikansi ditetapkan pada p-
value < 0,05.
Hasil Dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Responden
Frekuensi (n)
Presentase (%)
Jenis Kelamin
Perempuan
141
78.8
Laki-Laki
38
21.2
Usia Responden
< 20
141
78.8
>20
38
21.2
Durasi Tidur pada malam hari
>7 jam
10
5.6
6-7 jam
25
14.0
5-6 jam
25
14.0
<5 jam
119
66.5
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 251
Berdasarkan tabel 1 yang menunjukkan sebaran subjek berdasarkan jenis kelamin,
usia, serta durasi tidur responden. Dari total 179 responden didapatkan sebagian besar
subjek adalah perempuan sebanyak 141 orang atau sekitar 78.8% dan laki-laki sebanyak
38 orang atau sekitar 21,2%. Dengan rentang umur < 20 tahun sekitar 141 orang (78,8%)
dan umur >20 tahun sebanyak 38 orang (21,2%). Peneliti juga mendapat hasil dimana
durasi tidur responden pada malam hari terbagi menjadi > 7 jam sekitar 10 orang (6,5%),
6-7 jam sekitar 25 orang (14,0%), 5-6 jam sebanyak 25 orang (14,0%) dan <5 jam sekitar
119 orang (66,5%).
2. Hasil kualitas tidur
Tabel 2. Hasil Kualitas tidur
Kualitas tidur
Frekuensi (n)
Baik
20
Buruk
159
Pada tabel 2 terdapat gambaran karakteristik kualitas tidur responden, dengan hasil
sebanyak 159 orang memiliki kualitas tidur yang buruk sekitar 88,8% dan sebanyak 20
orang (11,25) yang memiliki kualitas tidur yang baik.
3. Hasil Frekuensi Penggunaan Gawai
Tabel 3. Frekuensi Penggunaan Gawai
Frekuensi penggunaan gawai
Frekuensi (n)
Tinggi
30
Sedang
104
Rendah
45
Dilihat pada tabel 3 terdapat frekuensi penggunaan gawai responden dengan hasil
tinggi pada 30 orang (16,8%) dan sedang pada 104 orang (58,1%) dan rendah pada 45
orang (25,1%).
4. Pengaruh antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur
Tabel 4. Pengaruh antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur
Frekuensi Penggunaan Gawai
Kualitas Tidur
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
P-Value
F
%
F
%
F
%
F
%
0.024
Baik
10
50
8
40
2
10
20
100
Buruk
35
22
96
60.4
28
17.6
159
100
Total
45
21.1
104
58.1
30
16.8
179
100
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa peneliti menemukan hasil bahwa frekuensi
penggunaan gawai berpengaruh pada kualitas tidur, dimana pada responden yang
frekuensi penggunaan gawai tinggi, kualitas tidur buruk sebanyak 28 orang (17,6%) dan
yang memiliki kualitas tidur baik sebanyak 2 orang (10%). Responden yang frekuensi
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 252
penggunaan gawai sedang, memiliki kualitas tidur baik sebanyak 8 orang (40%) dan yang
buruk sebanyak 96 orang (60,4%). Sedangkan responden yang frekuensi penggunaan
gawai rendah, memiliki kualitas tidur yang baik pada 10 orang (50%) dan buruk pada 35
orang (22%).
Hasil penelitian tentang pengaruh frekuensi penggunaan gawai terhadap kualitas
tidur diperoleh dari hasil uji chi-square. Dari hasil analisis diperoleh nilai p-value sebesar
0,024 yakni lebih kecil dari nilai level of significance sebesar alpha (𝛼) = 0,05. Dengan
demikian peneliti menyimpulkan bahwa didapatkan hubungan yang signifikan antara
frekuensi penggunaan gawai terhadap kualitas tidur pada Mahasiswa/i Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-2022.
Kontribusi dari penggunaan internet yang tinggi mengindikasikan penggunaan
gawai juga tinggi, dimana Menurut dari data APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia), berdasarkan kelompok generasi Gen Z (tahun 1977-2012) dengan umur
sekarang sekitar 12-27 tahun memiliki tingkat kontribusi penggunaan internet tertinggi
dibandingkan kelompok generasi millennial dengan angka 34,40% dan penetrasi internet
sebesar 87,02% (APJII, 2024).
Dimana dilihat dari rentang usia bahwa ini termasuk
dalam pengelompokkan usia produktif, dan jika frekuensi penggunaan gawai tinggi pada
usia produktif ini, dipastikan hal ini juga akan mempengaruhi ke dalam berbagai aspek
termasuk kualitas tidur.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramar dkk. (2021) dimana tertulis bahwa tidur yang
sehat atau kualitas tidur yang baik itu penting untuk fungsi kognitif, kesehatan mental,
kardiovaskular,serebrovaskular, metabolism bahkan suasana hati dimana jika kita tidak
memenuhi kebutuhan tidur kita dan tidak menjaga kualitas tidur kita dengan baik maka
hal ini dapat berdampak besar dan merugikan pada kesehatan fisik, mental dan suasana
hati. Jika kurang tidur sudah kronis dikatakan bahwa dapat terjadinya peningkatan risiko
kematian dan hal ini berkontribusi pada resiko terkena penyakit kardiovaskular, obesitas,
kanker, dll.
Maka dari itu terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi penggunaan
gawai terhadap kualitas tidur, dengan frekuenssi penggunaan gawai tinggi dan kualitas
buruk berjumlah 28 orang (17,6%) dan kualitas tidur baik berjumlah 2 orang (10,0%),
dan untuk frekuensi penggunaan gawai sedang dengan kualitas tidur buruk sekitar 96
orang (60,4%) dan kualitas tidur baik berjumlah 8 orang (40,0%), serta frekuensi
penggunaan gawai rendah dan kualitas tidur baik berjumlah 10 orang (50,0%) dan yang
memiliki kualitas yang buruk berjumlah 35 orang (22,0%).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Parulian dan Soputri (2023), dimana
didapatkan hasil uji chi-square didapatkan nilai p =0,014 (<0,05) dapat diartikan bahwa
terdapat hubungan antara penggunaan gadget dengan kualitas tidur pada mahasiswa di
asrama Universitas Advent Indonesia , dimana semakin tinggi nilai penggunaan gadget
semakin buruk kualitas tidur mahasiswa tersebut. Dengan pemaparan hasil dari penelitian
didapat bahwa sebanyak 73 responden dengan penggunaan gadget yang tinggi memiliki
kualitas tidur yang buruk atau sekitar 55% dan responden yang penggunaan gadget tinggi
dengan kualitas tidur yang baik sebanyak 6 orang (5%). Sedangkan untuk responden yang
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 253
penggunaan gadget rendah dan kualitas tidur baik sebanyak 12 responden (9%).
Didapatkan bahwa frekuensi penggunaan gadget yang berlebihan, akan menyebabkan
peningkatan resiko gangguan tidur yang nantinya akan mempengaruhi kualitas tidur
seseorang.
Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai frekuensi penggunaan gawai sebanyak 179 responden
didapatkan hasil mayoritas yaitu frekuensi sedang sebanyak 104 responden (58,1%) dan
frekuensi tinggi yaitu 30 responden (16,8%). Hasil penelitian mengenai kualitas tidur
sebanyak 179 responden didapatkan hasil sekitar 150 responden yang memiliki kualitas
tidur yang buruk atau sekitar 88,8% dan kualitas tidur yang baik sebanyak 20 responden
(11,2%). Hasil penelitian berdasarkan hasil dari uji chi-square pada penelitian yang
dilakukan pada Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan
2021-2022 dengan 179 responden didapatkan hasil p-value sebesar 0,024 yakni lebih
kecil dari nilai level of significance sebesar alpha (𝛼) = 0,05. Dengan demikian
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi penggunaan
gawai terhadap kualitas tidur.
Penelitian ini hanya memberikan pandangan awal akan pengaruh gadget terhadap
kualitas tidur dan dalam hasil penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat
keterbatasan waktu dan sampel penelitian maka diperlukan penelitian yang lebih lanjut
dan diperlukan sampel yang lebih besar dengan periode yang lebih panjang agar dapat
memperkuat keakuratan hasil. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai sumber informasi untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi untuk peneliti
selanjutnya sehingga dapat mengembangkan penelitian ini dengan lebih terperinci dan
luas. Semoga melalui penelitian ini, Lembaga penelitian dapat meningkatkan tingkat
edukasi dalam menimbulkan kesadaran akan pengaruh frekuensi penggunaan gawai dapat
berpengaruh pada kualitas tidur seseorang.
Daftar Pustaka
APJII. (2024). APJII Jumlah Pengguna Internet Indonesia Tembus 221 Juta Orang.
APJII. https://apjii.or.id/berita/d/apjii-jumlah-pengguna-internet-indonesia-tembus-
221-juta-
orang#:~:text=Asosiasi%20Penyelenggara%20Jasa%20Internet%20Indonesia%20(
APJII)%20mengumumkan%20jumlah%20pengguna%20internet,jiwa%20pendudu
k%20Indonesia%20tahun%202023.
Broadbent, L. (2018). Sleep: A basic introduction into the neuroscience of sleep and the
effects of sleep deprivation on health, safety and wellbeing. Gradiosh Dipnebosh.
Chaidirman, C., Indriastuti, D., & Narmi, N. (2019). Fenomena Kecanduan Penggunaan
Gawai (Gadget) pada Kalangan Remaja Suku Bajo. Holistic Nursing and Health
Science, 2(2), 3341. https://doi.org/10.14710/hnhs.2.2.2019.33-41
Fauzi, A. A., Harto, B., Mulyanto, M., Irma Maria Dulame, Pramuditha, P., Sudipa, I. G.
I., Dwipayana, A. D., Sofyan, W., Jatnika, R., & Wulandari, R. (2023). Pemanfaatan
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 254
Teknologi Informasi di Berbagai Sektor pada Masa Society 5.0. . PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
Hidayat, F., Khoiriyah, S., & Fahrurrozi, M. (2023). Hubungan kualitas tidur dengan
tekanan darah pada mahasiswa di Pondok Pesantren Mahasiswa Putra UNSIQ.
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 13(2), 2130.
Hill, D., Ameenuddin, N., Reid Chassiakos, Y. (Linda), Cross, C., Hutchinson, J., Levine,
A., Boyd, R., Mendelson, R., Moreno, M., & Swanson, W. S. (2016). Media and
Young Minds. Pediatrics, 138(5). https://doi.org/10.1542/peds.2016-2591
Muwindhasari, B., Wahyuningrum, E., & Ina, A. A. (2022). Hubungan Penggunaan
Gadget Dengan Nyeri Leher dan Gangguan Tidur pada Anak Usia Sekolah. Jurnal
Ilmu Keperawatan Jiwa, 5(2), 261270.
Novitasari, W., & Khotimah, N. (2016). Dampak Penggunaan terhadap Interksi Sosial
Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal PAUD Teratai, 05(03), 182186.
Parulian, D., & Soputri, N. (2023). Hubungan Penggunaan Gadget terhadap Kualitas
Tidur Mahasiswa di Asrama Universitas Advent Indonesia. Action Research
Literate, 7(2), 145149. https://doi.org/10.46799/arl.v7i2.128
Ramar, K., Malhotra, R. K., Carden, K. A., Martin, J. L., Abbasi-Feinberg, F., Aurora, R.
N., Kapur, V. K., Olson, E. J., Rosen, C. L., Rowley, J. A., Shelgikar, A. V., & Trotti,
L. M. (2021). Sleep is essential to health: an American Academy of Sleep Medicine
position statement. Journal of Clinical Sleep Medicine, 17(10), 21152119.
https://doi.org/10.5664/jcsm.9476
Sejbuk, M., Mirończuk-Chodakowska, I., & Witkowska, A. M. (2022). Sleep Quality: A
Narrative Review on Nutrition, Stimulants, and Physical Activity as Important
Factors. Nutrients, 14(9), 1912. https://doi.org/10.3390/nu14091912
Shattuck, N. L., Matsangas, P., Mysliwiec, V., & Creamer, J. L. (2019). The Role of Sleep
in Human Performance and Well-Being. Dalam Human Performance Optimization
(hlm. 200233). Oxford University PressNew York.
https://doi.org/10.1093/oso/9780190455132.003.0010
Suwijik, S. P., & A’yun, Q. (2022). Pengaruh Kesehatan Mental dalam Upaya
Memperbaiki dan Mengoptimalkan Kualitas Hidup Perempuan. Journal of
Feminism and Gender Studies, 2(2), 109. https://doi.org/10.19184/jfgs.v2i2.30731
Syamsuddin, A. (2021). Terkaman Konsumsi Gadget sebagai Produk Globalisasi
Melawan Degradasi Kebudayaan Nasional. Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial
dan Budaya, 2(2), 1633. https://doi.org/10.55623/ad.v2i2.80
Yuanda, B. F., Ilmiawan, M. I., & Andriani, R. (2022). Hubungan antara Durasi
Penggunaan Gawai Terhadap Status Gizi Anak Usia Prasekolah Taman Kanak-
Kanak di Kota Pontianak. Sari Pediatri, 23(5), 318.
https://doi.org/10.14238/sp23.5.2022.318-22