JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 46
Kompres Dingin (Aloe Vera) dan Pijat Oksitosin Untuk Memperlancar
Produksi ASI Pada Ibu Nifas di Puskesmas Rakit 1
Shinta Islamiati
1*
, Feti Kumala Dewi
2
, Surtiningsih
3
Universitas Harapan Bangsa, Indonesia
vettykumala@gmail.com
,
ABSTRAK
Kata Kunci:
Banyaknya kasus pada masa nifas salah satunya yang sering
dijumpai yaitu permasalahan dalam pemberian ASI yang disebabkan
bendungan ASI karena adanya penyempitan duktus laktiferi oleh
kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna
sehingga menyebabkan ASI kurang lancar, oleh karena itu untuk
mengatasi pengeluaran ASI kurang lancar dapat dilakukan dengan
penerapan kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi
kompres dingin dengan gel aloe vera dan pijat oksitosin dalam
memperlancar produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Rakit 1.
Latar belakang penelitian ini adalah tingginya angka ibu nifas yang
mengalami bendungan ASI, yang dapat menghambat pemberian ASI
eksklusif dan meningkatkan risiko komplikasi seperti mastitis.
Metode penelitian melibatkan lima responden ibu post partum yang
mengalami produksi ASI kurang lancar dan nyeri payudara.
Kombinasi terapi diterapkan selama empat hari, dengan kompres
dingin aloe vera selama 10-15 menit dan pijat oksitosin selama 15-
20 menit, dua kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan penurunan
skala nyeri dari tingkat sedang menjadi tidak nyeri pada semua
responden, serta peningkatan volume ASI dari rata-rata 0,4 ml
menjadi 9 ml setelah terapi. Temuan ini menunjukkan bahwa
kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin efektif
dalam mengatasi masalah produksi ASI dan nyeri payudara pada ibu
nifas. Penelitian ini memberikan solusi nonfarmakologis yang dapat
diimplementasikan di fasilitas kesehatan untuk mendukung ibu
menyusui.
kompres dingin aloe vera;
Pijat Oksitosin; Bendungan
ASI
ABSTRACT
Keywords:
The number of cases in the postpartum period, one of which is
often encountered, is problems in breastfeeding caused by
breast milk dams due to the narrowing of the lactiferous ducts
by glands that are not completely emptied, causing breast milk
to be less smooth, therefore to overcome substandard milk
production can be done by applying a combination of aloe
vera cold compresses and oxytocin massage. This study aims
to evaluate the effectiveness of a combination of cold
compresses with aloe vera gel and oxytocin massage in
facilitating breast milk production in postpartum women at
Puskesmas Rakit 1. The background of this study is the high
number of postpartum women who experience breast milk
dams, which can hinder exclusive breastfeeding and increase
the risk of complications such as mastitis. The research
method involved five respondents of postpartum mothers who
experienced poor milk production and breast pain. The
combination therapy was applied for four days, with aloe vera
cold compress for 10-15 minutes and oxytocin massage for 15-
Cold Compress Aloe Vera;
Oxytocin Massage; Breast Milk
Dam
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 47
20 minutes, twice a day. The results showed a decrease in the
pain scale from moderate to painless in all respondents, as
well as an increase in milk volume from an average of 0.4 ml
to 9 ml after therapy. These findings suggest that the
combination of aloe vera cold compress and oxytocin massage
is effective in overcoming problems with milk production and
breast pain in postpartum women. This study provides a
nonpharmacological solution to the problem..
Coresponden Author: Shinta Islamiati
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Masa nifas ialah masa kritis yang membutuhkan pengawasan karena berpotensi
menimbulkan masalah, salah satunya masalah pemberian ASI (Danefi, 2016). Apabila ibu tidak
mampu menyusui bayinya secara on demand karena ASI kurang lancar maka akan terjadi
bendungan ASI. Hal ini disebabkan karena adanya penyempitan duktus laktiferi oleh kelenjar-
kelenjar yang tidak dikosongkan dengan sempurna (Cahyani & Rejeki, 2020).
Menurut data World Health Organization (WHO) terbaru pada tahun 2019 di Amerika
Serikat persentase perempuan menyusui yang mengalami Bendungan ASI rata-rata sebanyak
7.345 (87,05%) dari 15.750 ibu nifas, pada tahun 2019 ibu yang mengalami bendungan ASI
sebanyak 8.821 (66,87%) dari 12.474 ibu nifas dan pada tahun 2019 terdapat ibu yang
mengalami bendungan ASI sebanyak 8.623 (66,34%) dari 10,243 ibu nifas (E. N. Sari et al.,
2023).
Tingkat mortalitas bayi merupakan parameter krusial dalam mengukur status kesehatan
sebuah negara. Pemberian nutrisi optimal berupa air susu ibu (ASI) menjadi salah satu strategi
efektif untuk menurunkan tingkat kematian bayi. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian
ASI secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi mampu menurunkan angka
mortalitas bayi sebesar 13 persen (Pitaloka, 2022).
Menurut data UNICEF per tahun 2020, hanya 44% bayi di dunia yang mendapatkan ASI
Eksklusif dalam 6 bulan pertama. Sementara di Asia Selatan dan Asia Pasifik berturut-turut
hanya sebesar 57% dan 30% ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
(UNICEF, 2020). Presentase pemberian ASI Eksklusif bayi usia<6 bulan di Indonesia pada
tahun 2022 sebesar 67,96%. Capaian ini sudah memenuhi target nasional tahun 2022 yaitu 50%.
Provinsi dengan capaian tertinggi adalah di Yogyakarta (147,91%) (Pitaloka, 2022).
Profil Kesehatan Jawa Tengah menunjukan bayi usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 sebesar 66%. Hal ini meningkat bila dibandingkan
cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2018 sebesar 65,6%) (Kabariyah & Anggorowati,
2023). Sedangkan Profil Kesehatan Banjarnegara di Daerah Banjarnegara cakupan pemberian
ASI eksklusif pada anak 0-6 bulan pada tahun 2021 (70,84%) menurun dibandingkan dengan
tahun 2020 (71,9%) angka ini jika tidak diatasi dengan cepat dapat menyebabkan
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 48
penghambatan ASI eksklusif, sehingga untuk mengatasi ASI kurang lancar dapat dilakukan
dengan penerapan kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin (Dewi & Triana, 2023).
Pemberian kompres dingin aloe vera terbukti pada 5 responden selama 4 hari berturut-
turut dapat mengurangi masalah bendungan ASI serta efektif menurunkan skala nyeri 4 sampai
ke 2. Kandungan pada aloe vera, diantaranya asam amino, mineral, dan polisakarida diyakini
dapat mengurangi nyeri dengan cara menempelkan gel lidah buaya pada bagian payudara
selama 10-15 menit (Pujiyanti et al., 2022).
Terapi lainnya yang bisa memperlancar produksi ASI yaitu Pijat oksitosin. Hasil
penelitian Cahyani & Rejeki (2020) menunjukkan bahwa penerapan pijat oksitosin menjadi
salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Gerakan memutar pada tulang
belakang pada pijat oksitosin dapat merangsang hormone prolactin dan oksitosin sehingga
mampu mempertahankan produksi ASI. Setelah dilakukan pijat oksitosin terlihat perbedaan
volume ASI sebelum dan sesudah intervensi, terjadi penambahan volume ASI 5-10 cc ASI.
Hal ini membuktikan bahwa pijat oksitosin bisa menjadi terapi nonfarmakologi untuk
membantu kelancaran produksi ASI (Cahyani & Rejeki, 2020).
Berdasarkan survei yang dilakukan di Puskesmas Rakit 1 Kabupaten Banjarnegara yang
dilakukan pada bulan Mei-Juli 2023, diperoleh data ibu nifas dengan keluhan ASI kurang lancar
dan payudara terasa nyeri, payudara bengkak sebanyak 5 ibu nifas dari 10 ibu nifas. Di
Puskesmas Rakit 1 Kabupaten Banjarnegara belum diterapkan kompres dingin aloe vera dan
pijat oksitosin untuk ibu nifas (UPTD Puskesmas Rakit 1 Kabupaten Banjarnegara,2023).
Kebaharuan dari penelitian ini terletak pada penerapan kombinasi metode kompres dingin
dengan gel aloe vera dan pijat oksitosin untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas.
Penelitian ini menawarkan pendekatan nonfarmakologis yang inovatif untuk mengatasi
masalah produksi ASI yang kurang lancar dan nyeri payudara, yang sering kali dialami oleh
ibu nifas. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menambah pengetahuan tentang terapi
nonfarmakologis untuk ibu nifas tetapi juga memberikan solusi praktis yang dapat
diimplementasikan di fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi kompres dingin menggunakan
gel aloe vera dan pijat oksitosin dalam memperlancar produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas
Rakit 1.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam naskah ini melibatkan beberapa tahapan yang
saling terhubung untuk mengevaluasi efektivitas kombinasi kompres dingin dengan gel aloe
vera dan pijat oksitosin dalam memperlancar produksi ASI pada ibu nifas di Puskesmas Rakit
1. Berikut adalah narasi dari setiap poin dalam metode penelitian tersebut:
Penelitian dimulai dengan persiapan administrasi, di mana peneliti mengurus surat
perizinan melalui Sistem Informasi Surat Keterangan dan Izin (SISKA) dan memperoleh izin
penelitian dari Universitas Harapan Bangsa. Setelah mendapatkan izin, peneliti menyerahkan
surat izin tersebut kepada kepala Puskesmas Rakit 1 dan melakukan koordinasi dengan bidan
desa untuk memastikan pelaksanaan penelitian berjalan dengan lancar.
Setelah persiapan administrasi selesai, peneliti memasuki tahap pengambilan data
sekunder. Data ini diambil dari ibu post partum hari ke-3 yang mengalami produksi ASI kurang
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 49
lancar dan nyeri di Puskesmas Rakit 1. Peneliti mengidentifikasi lima responden berdasarkan
kriteria tertentu dan melaksanakan penelitian pada periode 12-30 Desember 2023.
Selanjutnya, peneliti melakukan kunjungan ke rumah responden. Kunjungan ini
dilakukan untuk memantau kondisi responden selama empat hari, di mana peneliti
memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kunjungan kepada para ibu post partum. Pada
tahap ini, peneliti juga memberikan informed consent kepada responden sebagai bentuk
persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Dalam kunjungan tersebut, peneliti melakukan pengkajian data subjektif dan objektif
pada ibu post partum. Peneliti memberikan penyuluhan kesehatan dan buku saku tentang
penerapan kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin. Kompres dingin dilakukan
dengan menggunakan gel aloe vera yang telah didinginkan, diterapkan pada payudara selama
10-15 menit. Sementara itu, pijat oksitosin dilakukan dengan baby oil selama 15-20 menit, dua
kali sehari, yaitu pagi dan malam.
Pengukuran dilakukan untuk menilai skala nyeri dan volume ASI sebelum dan sesudah
penerapan kombinasi terapi. Pengukuran skala nyeri dilakukan dengan menggunakan skala
nyeri yang telah ditentukan, sedangkan volume ASI diukur dengan pompa ASI. Peneliti
mencatat perubahan skala nyeri dan volume ASI setelah penerapan terapi selama empat hari.
Melalui metode penelitian ini, peneliti dapat mengevaluasi efektivitas kombinasi
kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan
produksi ASI pada ibu nifas. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dan
peningkatan volume ASI, yang membuktikan bahwa metode ini efektif dan dapat diterapkan di
lingkungan klinis.
Hasil dan Pembahasan
1. Data subjektif dan objektif penerapan kombinasi kompres dingin (aloe vera) dan pijat
oksitosin untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas di puskesmas rakit 1.
Tabel 1 Data subjektif dan objektif penerapan kombinasi kompres dingin
(aloe vera) dan pijat oksitosin untuk memperlancar produksi AS
I pada ibu nifas di puskesmas rakit 1
Data
Responden
a. Data
Subjektif
Klien 1
Klien 2
Klien 3
Klien 4
Klien 5
Nama
Ny A
Ny R
Ny A
Ny K
Ny I
Agama
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Keluhan
Payudara
Sedikit nyeri,
Demam
Payudara
terasa keras
kurang lancar
ASI, demam,
pusing
Payudara
terasa nyeri,
ASI kurang
lancar.
Payudara
terasa keras
Payudara
Nyeri,
ASI kurang
lancar.
Nutrisi
Makan
3x/hari 1
piring.
minum: 8
gelas/hari
Makan
3x/hari 1
Piring
minum: 8
gelas/hari
Makan
3x/hari 1
piring
minum: 8
gelas/hari
Makan
3x/hari 1
porsi
minum : 8
gelas/hari
Makan
3x/hari
1 porsi
minum
8 gelas
Eliminasi
BAB: 1x
sehari,
konsitensi
agak lunak
BAB: 1x
sehari
konsitensi
agak lembek
BAB: 1x
sehari
konsistensi
agak lunak
BAB : 1x
sehari
konsistensi
agak lunak
BAB:1
sehari
konsite
agak l
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 50
berwarna
kuning pekat
BAK: 5-6x
Konsistensi
cair
berwarna
jernih
kekuningan
berwarna
kuning pekat
BAK : 5-6x
konsistensi
cair
berwarna
jernih
kekuningan
berwarna
kuning
kecoklatan
BAK:5-6x
konsistensi
Cair
berwarna
jernih
berwarna
kuning
kecoklatan
BAK: 5-6x
konsistensi
cair
berwarna
jernih
warna
kuning
coklat
BAK:
5-6x
konsist
cair
warna
jernih
Personal
hygiene
Mandi : 2x
sehari
Keramas:3x
Seminggu
Mandi: 2x
sehari
keramas: 3x
seminggu
Mandi: 2x
sehari
keramas : 3x
seminggu
Mandi:2x
sehari
keramas:3x
seminggu
Mandi
2x hari
kerama
3xming
Aktivitas
Bersih-bersih
Rumah,
Dan Memasak
Menyusui
Memasak
dan menyusui
bersih-bersih
rumah ,
memasak dan
menyusui
bersih-bersih
rumah,
memasak
dan menyusui
bersih2
ruma
masak
Istirahat
Tidur siang :
1 jam
Tidur malam:
4 jam
Tidur siang
1 jam
Tidur malam
4 jam
Tidur siang
1 jam
Tidur malam
4 jam
Tidur siang
1jam
Tidur malam
4 jam
1jam
4 jam
Rencana Kb
KB implant
KB implant
KB IUD
KB IUD
KB pil
b. Data
Objektif
Klien 1
Klien 2
Klien 3
Klien 4
Klien 5
Tekanan
Darah
(mmHg)
142/93
(mmHg)
147/96
(mmHg)
128/80
(mmHg)
130/85
(mmHg)
132/87
(mmHg)
Nadi
(x/menit)
85
(x/menit)
94
(x/menit)
75
(x/menit)
80
(x/menit)
80
(x/menit)
Suhu
37,9
37,8
36,6
36,5
36,0
Respirasi
(x/menit)
20
(x/menit)
21
(x/menit)
20
(x/menit)
21
(x/menit)
21
(x/menit)
Tinggi Badan
(cm)
153 cm
165 cm
160 cm
150 cm
158 cm
Berat Badan
(Kg)
45 kg
60 kg
55 kg
57 kg
62 kg
LILA
(cm)
24 cm
28cm
27cm
26 cm
27 cm
c.Pemeriksaan
fisik
Payudara
Pembesaran
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Putting susu
Menonjol
Menonjol
Menonjol
Menonjol
Menonjol
Simestris
Pengeluaran
Aerola
Uterus
TFU
Kontraksi
Ano-Genital
Simestris
Kolostrum
Menghitam
2 jari dibawah
pusat
Keras
Sanguinolenta
Simestris
Kolostrum
Menghitam
2 jari dibawah
pusat
Keras
Sanguinolenta
Simestris
Kolostrum
Menghitam
2jari dibawah
pusat
Keras
Sanguinolenta
Simestris
Kolostrum
Menghitam
2 jari dibawah
pusat
Keras
Sanguinolenta
Simestris
Kolostrum
Menghitam
2 jari dibawah
pusat
Keras
Sanguinolenta
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 51
Pengeluaran
lochea
(merah
kekuningan)
(merah
kekuningan)
(merah
kekuningan)
(merah
kekuningan)
(merah
kekuningan)
Berdasarkan tabel 1 data subjektif dan objektif penerapan kombinasi kompres dingin
(aloe vera) dan pijat oksitosin untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas di
puskesmas rakit 1 menunjukkan bahwa sebagian responden mengeluhan payudara terasa
nyeri dan ASI kurang lancar, dua respoden diantarnya mengalami payudara terasa keras,
dan nyeri payudara sedangkan tiga responden mengalami nyeri payudara dan ASI kurang
lancar. Berdasarkan pola kebiasaan sehari-hari menunjukkan lima responden seperti:
makan 3x sehari masing-masing 1 piring, konsumsi cairan sebanyak 8 gelas sehari yang
artinya pemenuhan nutrisi tercukupi. Berdasarkan eliminasi ke lima responden tidak ada
keluhan, rata-rata buang air besar 1x sehari dan 5-6x buang air kecil. Dalam sehari, kelima
responden mandi 2x dan dalam seminggu 3x keramas menunjukan para responden
mempunyai personal hygiene yang baik.
Berdasarkan aktivitas responden adalah beres-beres rumah, memasak dan
menyusui.Berdasarkan untuk Istirahat siang hari 1 jam sedangkan malam hari hanya 4 jam
dikarenakan menyesuaikan istirahat bayinya yang sering rewel. Dari data tersebut, para
responden sedikit kurang istirahat. Berdasarkan data objektif pada tabel diatas,
menunjukkan bahwa kelima responden diantara dua responden klien satu dan klien dua
mengalami tekanan darah tinggi 142/93 mmHg dan suhu tubuh yang tinggi 37,9
o
C masuk
dalam kategori Bendungan ASi sedangkan tiga responden klien 3,4 dan 5 memiliki
riwayat tekanan darah yang normal yaitu 128/80 mmHg masuk dalam kategori normal.
Berdasarkan data pemeriksaan fisik pada tabel diatas, menunjukkan bahwa kelima
responden memiliki riwayat yang sama, seperti pengeluaran pada ASI yaitu kolostrum,
untuk TFU mayoritas lima responden pada hari ke-3 2 jari dibawah pusat dan pengeluaran
lochea berupa lochea sanguinolenta. Oleh karena itu pemeriksaan fisik pada 5 responden
masuk dalam kategori normal.
2. Karakteristik (umur, paritas, pekerjaan, pendidikan) penerapan kombinasi kompres dingin
aloe vera dan pijat oksitosin untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas
Tabel 2 Karakteristik (umur, paritas, pekerjaan, pendidikan) penerapan
kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin
untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas.
Karakteristik
Frekuensi
(n)
Presentase %
Usia
a.<20 tahun
0
0
b.20-35 tahun
4
80
c.>35 tahun
1
20
Total
5
100
Paritas
a.Primipara
1
20
b.Multipara
4
80
c.Grandemultipara
0
0
Total
5
100
Pekerjaan
IRT
4
80
Karyawan PT
1
20
Total
5
100
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 52
Pendidikan
SD
0
0
SMP
3
60
SMA
2
40
Total
5
100
Menunjukkan bahwa distribusi usia terbanyak adalah rentang usia 20-35 tahun
sebanyak 4 orang (80%), distribusi paritas responden multipara sebanyak 4 orang (80%),
sedangkan untuk pekerjaan IRT sebanyak 4 orang (80%), tingkat pendidikan sebagian
besar adalah SMP sebanyak 3 orang (60%).
3. Tingkat Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Penerapan Kombinasi Kompres Dingin (Aloe
Vera) dan Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas
Gambar 1 Tingkat Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Penerapan Kombinasi Kompres
Dingin (Aloe Vera) dan Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas
Menunjukkan bahwa tingkat skala nyeri sebelum penerapan kombinasi kompres
dingin aloe vera dan pijat oksitosin mayoritas berada pada skala nyeri sedang yakni
sebanyak 4 responden (80%), dan skala nyeri setelah penerapan kombinasi komores dingin
aloe vera dan pijat oksitosin keseluruannya tidak mengalami nyeri 5 responden (100%).
4. Jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah penerapan kombinasi kompres dingin aloe vera
dan pijat oksitosin.
Tabel 3 Jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah penerapan
kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin
No
Nama
Volume ASI
Peningkatan
Sebelum
Sesudah
1.
Ny. A
1 ml
14 ml
13 ml
2.
Ny. R
0 ml
10 ml
10 ml
0
1
2
3
4
5
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat
0
1 (20%)
4 (80%)
0
5 (100%)
0
0 0
Tingkat Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Penerapan
Kombinasi Kompres Dingim (Aloe Vera) dan Pijat Oksitosin
pada Ibu Nifas
Sebelum Penerapan Kompres Dingin (Aloe Vera) dan Pijat Oksitosin
Sesudah Penerapan Kompres Dingin (Aloe Vera) dan Pijat Oksitosin
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 53
3.
Ny. A
0 ml
9 ml
9 ml
4.
Ny. K
1 ml
9 ml
8 ml
5.
Ny. I
0 ml
8 ml
8 ml
Rata- Rata
0,4 ml
9 ml
8,6 ml
Minimum
Maximum
0 ml
8 ml
8 ml
1 ml
14 ml
13 ml
Tabel 3 berdasarkan data pada tabel menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
volume ASI pada ke enam responden sesudah di lakukanya terapi Kombinasi Kompres
Dingin aloe vera dan pijat oksitosin di hari ke 3-6. Ditemukan rata-rata 0,4 ml sebelum
dilakukan terapi dan 9 ml setelah di lakukan terapi selama 4 hari dan dilakukan 2 kali dalam
sehari sehingga menunjukkan adanya peningkatan volume ASI setelah di lakukan terapi.
Di temukan volume minimum 0 ml volume maksimum sebelum di lakukan terapi dan di
temukan volume minimum 8 ml volume maksimum 14 ml sesudah di lakukan terapi
Kombinasi Kompres Dingin aloe vera dan pijat oksitosin artinya terjadi peningkatan laju
pengeluaran ASI.
Pembahasaan
1. Data subjektif dan objektif penerapan kombinasi kompres dingin (aloe vera) dan pijat
oksitosin untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas di puskesmas rakit 1.
Berdasarkan tabel 1 keluhan payudara terasa nyeri dan ASI kurang lancar, dua respoden
diantaranya mengalami payudara terasa keras, demam dan nyeri payudara sedangkan 3
responden mengalami nyeri payudara dan ASI kurang lancar . Berdasarkan data objektif pada
tabel diatas, menunjukkan bahwa kelima responden diantara 2 responden 1 dan 2 mengalami
tekanan darah tinggi dan suhu tubuh yang tinggi masuk dalam kategori bendungan ASI
sedangkan 3 responden memiliki riwayat tanda-tanda vital normal masuk dalam kategori
normal. Menurut penelitian Jamaruddin S et al. (2022), ibu yang mengalami bendungan ASI
menunjukkan gejala seperti pembengkakan payudara, rasa nyeri, dan kekerasan pada payudara.
Selain itu, ibu juga merasakan peningkatan suhu tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan
dan kecemasan. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi
mastitis atau abses payudara. Penyebab utama bendungan ASI adalah penumpukan air susu
yang tidak dikeluarkan, sehingga menimbulkan sumbatan. Faktor-faktor lain yang
berkontribusi terhadap terjadinya bendungan ASI meliputi teknik menyusui yang tidak tepat,
puting susu yang terbenam, kesulitan bayi dalam menghisap puting dan areola, frekuensi
menyusui yang kurang, serta bayi yang tidak aktif menghisap.
Berdasarkan 1 data pemeriksaan fisik pada tabel diatas, menunjukkan bahwa kelima
responden memiliki riwayat yang sama, seperti pengeluaran pada ASI yaitu kolostrum, untuk
TFU mayoritas 5 responden pada hari ke-3 2 jari dibawah pusat dan pengeluaran lochea berupa
lochea sanguinolenta. Oleh karena itu pemeriksaan fisik pada 5 responden masuk dalam
kategori normal. Penelitian Lisnawati et al. (2023) menunjukkan bahwa ASI merupakan
sumber nutrisi lengkap dan mengandung antibodi yang melindungi sistem pencernaan bayi.
ASI terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan waktu keluarnya:
1. Kolostrum: ASI yang pertama kali keluar, umumnya pada hari ke-1 hingga 7.
Kolostrum kaya akan protein dan imunoglobulin, namun rendah karbohidrat. Meskipun
jumlahnya sedikit, kolostrum cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 54
2. ASI transisi: Keluar pada hari ke-7 hingga 14, menandai peralihan dari kolostrum.
Komposisinya berbeda, dengan kadar protein yang menurun namun peningkatan lemak,
laktosa, vitamin, dan volume.
3. ASI matur: Mulai diproduksi setelah hari ke-14. Komposisi ASI dapat berubah seiring
waktu, dengan nutrisi yang berasal dari sintesis di laktosit, asupan makanan ibu, dan
cadangan nutrisi tubuh ibu.
Proses involusi uterus dapat diamati melalui pemeriksaan fundus uteri. Pada hari ke-3
hingga 4, tinggi fundus uteri berada 1 cm di bawah pusat. Hari ke-5 hingga 7, setengah jarak
antara pusat dan simfisis. Hari ke-10, fundus uteri tidak teraba. Normalnya, uterus kembali ke
ukuran semula dalam waktu sekitar 6 minggu (Pramandari, 2014). Lochea adalah cairan yang
dikeluarkan uterus melalui vagina selama masa nifas. Bersifat alkalis, volumenya lebih banyak
dibandingkan lendir menstruasi, dan memiliki bau anyir. Lochea berasal dari bekas perlekatan
plasenta dan terbagi menjadi beberapa jenis:
a. Lochea rubra (cruenta): Muncul pada dua hari pertama pasca persalinan. Berwarna
merah segar dan mengandung campuran sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo, dan mekonium.
b. Lochea sanguinolenta: Terjadi pada hari ke-3 hingga 7 setelah melahirkan. Memiliki
warna merah kekuningan dan terdiri dari darah bercampur lendir.
c. Lochea serosa: Keluar pada hari ke-7 sampai 14 pasca persalinan. Berwarna kuning dan
tidak lagi mengandung darah
d. Lochea alba: Muncul setelah 2 minggu pasca persalinan. Cairan ini berwarna putih.
e. Lochea purulenta: Menandakan adanya infeksi. Cairan ini menyerupai nanah dan
memiliki bau tidak sedap.
f. Lochiostasis: Kondisi di mana lochea tidak keluar dengan lancar.
2. Karakteristik (umur, paritas, pekerjaan, pendidikan) penerapan kombinasi kompres dingin
aloe vera dan pijat oksitosin untuk memperlancar produksi ASI pada ibu nifas
Menunjukkan bahwa distribusi usia terbanyak adalah rentang usia 20-35 tahun sebanyak
4 orang (80%), distribusi paritas primipara sebanyak 1 orang (20%), responden multipara
sebanyak 4 orang (80%), sedangkan untuk pekerjaan IRT sebanyak 4 orang (80%), tingkat
pendidikan sebagian besar adalah SMP sebanyak 3 orang (60%).
Studi dari beberapa jurnal mengenai karakteristik usia mengungkapkan adanya kelompok
ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun (5,9%) dan di atas 35 tahun (20,6%).
Kehamilan dan persalinan pada usia di bawah 20 tahun dianggap berisiko tinggi karena
kematangan fisik yang belum optimal dan fungsi organ reproduksi yang belum sempurna,
sehingga meningkatkan potensi komplikasi. Sementara itu, kehamilan pada usia di atas 35
tahun juga dipandang berbahaya akibat penurunan kesehatan reproduksi yang disebabkan oleh
proses degeneratif. Pada kelompok usia ini, terjadi penurunan signifikan pada fungsi alat
reproduksi dan kondisi fisik ibu secara keseluruhan (R. I. Sari et al., 2019).
Berdasarkan analisis beberapa jurnal mengenai karakteristik paritas, ditemukan bahwa
mayoritas responden adalah multipara, yaitu sebanyak 20 orang (58,8%). Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa 12 orang (35,3%) ibu nifas dengan paritas primipara mengalami
pembengkakan payudara. Temuan ini sejalan dengan studi R. I. Sari et al. (2019) yang
menunjukkan 11 orang (57,9%) ibu nifas primipara mengalami kondisi serupa.Ibu primipara
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 55
cenderung lebih rentan mengalami pembengkakan payudara karena belum memiliki
pengalaman melahirkan dan menyusui sebelumnya. Namun, peneliti berpendapat bahwa status
paritas tidak bisa dijadikan satu-satunya indikator risiko pembengkakan payudara. Ibu
multipara juga dapat mengalami masalah ini.
Pembengkakan payudara dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:
1. Frekuensi menyusui yang tidak tepat
2. Masalah pada puting
3. Isapan bayi yang lemah
4. Posisi menyusui yang tidak benar
Faktor-faktor ini dapat menyebabkan penumpukan ASI yang tidak dikeluarkan, sehingga
meningkatkan risiko nyeri dan pembengkakan payudara.
Analisis dari beberapa jurnal mengenai karakteristik pekerjaan responden menunjukkan
bahwa mayoritas kasus bendungan ASI terjadi pada ibu yang bekerja. Temuan ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh (I. P. Sari et al., 2020), yang mengungkapkan bahwa di
Indonesia, prevalensi bendungan ASI tertinggi ditemukan pada kelompok ibu pekerja.
Fenomena ini dapat dikaitkan dengan dua faktor utama: Kesibukan dalam pekerjaan dan
tanggung jawab rumah tangga. Kombinasi antara tuntutan pekerjaan dan kewajiban rumah
tangga dapat menyebabkan ibu mengalami kesulitan dalam mengatur waktu untuk menyusui
secara teratur. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko terjadinya bendungan ASI pada ibu yang
bekerja.
Analisis dari beberapa jurnal mengenai karakteristik pendidikan mengindikasikan adanya
korelasi antara tingkat pendidikan dan kejadian pembengkakan payudara. Individu dengan
pendidikan tinggi cenderung memiliki beberapa keunggulan, akses informasi yang lebih luas,
wawasan yang lebih komprehensif, kemampuan memahami yang lebih baik, pola pikir yang
lebih berkembang. Keunggulan-keunggulan ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami
fenomena pembengkakan payudara dan strategi penanganannya. Namun, perlu dicatat bahwa
tingkat pendidikan tidak dapat dijadikan satu-satunya indikator keberhasilan dalam proses
menyusui. Faktor-faktor lain seperti pengalaman, dukungan lingkungan, dan kondisi fisik juga
berperan penting dalam menentukan keberhasilan menyusui..
3. Tingkat Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Penerapan Kombinasi Kompres Dingin (Aloe
Vera) dan Pijat Oksitosin pada Ibu Nifas
Diagram 1 menunjukkan bahwa tingkat skala nyeri sebelum penerapan kombinasi
kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin tertinggi adalah nyeri sedang dengan 4 responden
(80%), nyeri ringan 1 (20%) dan tingkat skala nyeri sesudah penerapan kombinasi kompres
dingin aloe vera dan pijat oksitosin tertinggi adalah tidak nyeri 5 responden (100%).
Hasil analisis menunjukkan efektivitas kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat
oksitosin dalam mengurangi nyeri pembengkakan payudara, dengan p value (0,000) < α
(0,05).Aloe vera memiliki beberapa manfaat: Kandungan air tinggi dan zat-zat yang bersifat
analgesik. Komponen aktif dalam aloe vera meliputi anthraquinone, aloe emodin, enzim
bradikinase, carboxypeptidase, salisilat, tannin, dan saponin, yang berperan sebagai anti-nyeri
dan anti-inflamasi(Tim Agro Mandiri, 2016). Hariana (2019) menegaskan sifat dingin aloe
vera dan kandungan lignin yang memiliki daya serap tinggi, meningkatkan kenyamanan ibu
yang mengalami nyeri pembengkakan.Pijat oksitosin memberikan beberapa manfaat:
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 56
Meningkatkan kenyamanan pasca melahirkan, Mengurangi stres ibu, Meredakan nyeri tulang
belakang dan Mengurangi risiko bendungan ASI. Pijat ini merangsang kinerja hormon
oksitosin, yang berperan penting dalam proses menyusui(Cahyani & Rejeki, 2020). Hariana
(2019) memperkuat temuan ini dengan menunjukkan perbedaan signifikan dalam penurunan
skala nyeri payudara sebelum dan sesudah penerapan kombinasi kompres dingin aloe vera dan
pijat oksitosin pada ibu nifas..
4. Jumlah produksi ASI sebelum dan sesudah penerapan kombinasi kompres dingin aloe vera
dan pijat oksitosin.
Berdasarkan data 3 pada tabel menunjukkan bahwa terjadi peningkatan volume ASI pada
ke enam responden sesudah di lakukanya terapi Kombinasi Kompres Dingin aloe vera dan
pijat oksitosin di hari ke 3-6. Ditemukan rata-rata 0,4 ml sebelum dilakukan terapi dan 9 ml
setelah di lakukan terapi selama 4 hari dan dilakukan 2 kali dalam sehari sehingga
menunjukkan adanya peningkatan volume ASI setelah di lakukan terapi. Di temukan volume
minimum 0 ml volume maksimum sebelum di lakukan terapi dan di temukan volume minimum
8 ml volume maksimum 14 ml sesudah di lakukan terapi Kombinasi Kompres Dingin aloe
vera dan pijat oksitosin artinya terjadi peningkatan laju pengeluaran ASI.
Hal ini sejalan dengan teori Asih (2018), Produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan
kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin bahwa hasil uji statistik lanjut
menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai p value = 0,035 (p < 0,05) yang
berarti terdapat pengaruh kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin terhadap produksi ASI
yang ada bahwa terapi kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat oksitosin stimulasi untuk
ibu menyusui berfungsi untuk merangsang hormon oksitosin agar dapat memperlancar ASI
dan meningkatkan kenyamanan ibu.
Kombinasi kompres dingin aloe vera dan Pijat oksitosin yang dilakukan secara
bersamaan , kompres dingin aloe vera dilakukan pada putting payudara yang dikompres
dengan aloe vera, sedangkan pada pijat oksitosin dilakuikan ditulang vertebrata sampai pada
tulang costae kelima keenam untuk merangsang reflek oksitosin (reflex let down). Perasaan
rileks pada ibu menyusui yang dilakukan pijat oksitosin akan menghasilkan produksi hormon
oksitosin yang meningkat. Oksitosin sendiri akan merangsang sel otot disekitar saluran susu
berkontraksi sehingga dapat mendorong ASI keluar dan siap untuk dihisap oleh bayi. Dengan
pijat oksitosin dapat memberikan kenyamanan pada ibu menyusui, mencegah terjadinya
bengkak pada payudara, mengurangi. Manfaat kombinasi kompres dingin aloe vera dan pijat
oksitosin untuk memperlancar sirkulasi darah serta mencegah sumbatan pada saluran susu,
sehingga memperlancar pengeluaran ASI dan mempertahankan produksi ASI untuk kebutuha
nutrisi bayi (Dewi & Triana, 2023).
Keterbatasan penelitian ini meliputi beberapa aspek yang dapat mempengaruhi hasil dan
generalisasi temuan. Pertama, jumlah sampel yang terbatas hanya melibatkan lima responden,
yang dapat mempengaruhi validitas eksternal dan generalisasi hasil penelitian ke populasi yang
lebih luas. Kedua, durasi penelitian yang relatif singkat, yaitu hanya empat hari, mungkin tidak
cukup untuk mengamati efek jangka panjang dari intervensi yang diterapkan. Ketiga, penelitian
ini dilakukan di satu lokasi, yaitu Puskesmas Rakit 1, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat
sepenuhnya diterapkan di tempat lain dengan kondisi yang berbeda. Terakhir, faktor subjektif
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 57
seperti tingkat kenyamanan dan kepatuhan responden terhadap intervensi dapat mempengaruhi
hasil, namun tidak sepenuhnya terkontrol dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kombinasi kompres dingin dengan gel aloe
vera dan pijat oksitosin efektif dalam mengatasi masalah produksi ASI yang kurang lancar dan
nyeri payudara pada ibu nifas di Puskesmas Rakit 1. Setelah penerapan terapi selama empat
hari, semua responden mengalami penurunan nyeri dari tingkat sedang menjadi tidak ada nyeri,
dan peningkatan volume ASI dari rata-rata 0,4 ml menjadi 9 ml. Metode ini dapat menjadi
solusi nonfarmakologis yang praktis dan efektif untuk mendukung ibu menyusui, meningkatkan
kenyamanan, dan memperlancar produksi ASI.
Daftar Pustaka
Asih, Y. (2018). Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Produksi ASI pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Sai Betik, 13(2), 209. https://doi.org/10.26630/jkep.v13i2.931
Cahyani, G. I. A., & Rejeki, S. (2020). Aplikasi Pemberian Pijat Oksitosin Terhadap
Kelancaran Asi Pada Ibu Postpartum. Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil
Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhamadiyah Semarang, 3, 406
413.
Danefi, T. (2016). Gambaran Efektifitas Asuhan dalam Kunjungan Masa Nifas dan
Ketidaknyamanan Fisik dalam Masa Nifas di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 20216. Jurnal Bidkesmas, 2(7), 5362.
Dewi, F. K., & Triana, N. Y. (2023). Pengaruh Kombinasi Perawatan Payudara (Breast Care)
dan Pijat Oksitosin Terhadap Bendungan Payudara Dan Produksi Asi Ibu Post Partum.
Journal of Innovation Research and Knowledge, 3(1), 49554968.
Hariana, A. (2019). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Niaga Swadaya .
Jamaruddin S, R. N. A., Taherong, F., & Syatirah, S. (2022). Manajemen Asuhan Kebidanan
Berkelanjuatan Post Nata pada Ny"W" dengan Bendungan ASI Hari Ketiga Sampai 31
Hari Masa Nifas di Puskesmas Bara Baraya. Jurnal Midwifery, 4(2), 3241.
https://doi.org/10.24252/jmw.v4i2.29549
Kabariyah, K., & Anggorowati, A. (2023). Breastfeeding Self-Efficacy di Wilayah Kerja
Puskesmas Batang 1. Holistic Nursing and Health Science, 6(1), 1218.
https://doi.org/10.14710/hnhs.6.1.2023.12-18
Lisnawati, N., Purantira, W. P., & Rizkika, A. (2023). Edukasi Pemberian Asi Pada Bayi Yang
Baik Dan Benar Pada Ibu Menyusui Melalui Media Booklet. Jurnal Kreativitas
Pengabdian Kepada Masyarakat (Pkm), 6(3), 948961.
Pitaloka, A. (2022). Edukasi Penerapan Wooling Massage untuk Kelancaran Pengeluaran Asi
pada Ibu Nifas dengan Media Video. Universitas ’Aisyiyah Surakarta.
Pramandari, A. W. (2014). Pengaruh Senam Nifas terhadap Involusi Uteri pada Ibu Post
Partum Primigravida di RSIA Srikandi Jember [Skripsi, Universitas Jember].
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/21891
Pujiyanti, S., Rini, S., & Hikmanti, A. (2022). Kombinasi pijat oksitosin, breast care dan
biological nurturing untuk meningkatkan produksi ASI. SEHATI: Jurnal Kesehatan, 2(2),
2629. https://doi.org/10.52364/sehati.v2i2.24
Sari, E. N., Yuliawati, E., & Seffryna, B. (2023). Hubungan Perawatan Payudara dengan
Bendungan Asi pada Ibu Nifas Diwilayah Kerja Puskesmas Koto Baru Kabupaten
Dharmasraya Tahun 2022. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3), 37223727.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 58
Sari, I. P., Wahyuhidaya, P., & Rohmah, F. (2020). Literature Review Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Proses Penyembuhan Luka Perineum [Tugas Akhir,
Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta]. http://digilib.unisayogya.ac.id/id/eprint/5406
Sari, R. I., Dewi, Y. I., & Indriati, G. (2019). Efektivitas Kompres Aloe Vera terhadap Nyeri
Pembengkakan Payudara pada Ibu Menyusui. Jurnal Ners Indonesia, 10(1), 3850.
Tim Agro Mandiri. (2016). Agrobisnis Budidaya Lidah Buaya . Visi Mandiri.
UNICEF. (2020). Infant and young child feeding Archives-UNICEF Data. UNICEF.
https://data.unicef.org/resources/resource-topic/infant-and-young-child-feeding/