JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 164
Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Osteoarthritis pada
Lansia di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol Tahun 2021 - 2023
Siva Eka Safitri
1*
, Daniel Ruslim
2
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Email: siva.40[email protected]r.ac.id, [email protected]
ABSTRAK
Kata Kunci:
Indeks Massa Tubuh
(IMT); Osteoarthritis;
Lansi
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan alat ukur yang dilakukan
untuk skrining obesitas dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya.
Semakin tinggi indeks massa tubuh, maka semakin tinggi risiko
penyakit yang dapat dialami, salah satu penyakit yang timbul dari
indeks massa tubuh tinggi atau obesitas ialah osteoartritis.
Osteoartritis dapat terjadi diberbagai rentang usia, yang paling
banyak terkena adalah kelompok lansia. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan
kejadian osteoartritis pada lansia di RSUD Pantura M.A sentot
patrol. Penelitian ini menggunakan desain analitik cross sectional
dan pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis univariat.
Hasil penelitian ini, dari 116 lansia yang mengalami osteoarthritis,
mayoritas memiliki berat badan berlebih dengan 64 orang (55,2%).
Namun, hasil uji chi-square menunjukkan nilai p = 0,933. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa IMT tidak memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadian osteoarthritis pada lansia di RSUD
Pantura M.A Sentot Patrol.
ABSTRACT
Body mass index (BMI) is a measuring tool carried out to
screen for obesity and the health risks it poses. The higher the
body mass index, the higher the risk of diseases that can be
experienced, one of the diseases that arise from a high body
mass index or obesity is osteoarthritis. Osteoarthritis can
occur in various age ranges, the most affected are the elderly
group. The purpose of this study is to determine the
relationship between body mass index and the incidence of
osteoarthritis in the elderly at Pantura M.A Sentot Patrol
Hospital. This study uses a cross-sectional analytical design
and data processing is carried out using univariate analysis
techniques. The results of this study, of the 116 elderly who
experienced osteoarthritis, the majority were overweight with
64 people (55.2%). However, the results of the chi-square test
showed a value of p = 0.933. This study concluded that BMI
did not have a significant relationship with the incidence of
osteoarthritis in the elderly at Pantura M.A Sentot Patrol
Hospital.
Keywords:
Body Mass Index (BMI);
Osteoarthritis; Elderly
Coresponden Author: Siva Eka Safitri
Email: siva.405210108@stu.untar.ac.id
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 165
Pendahuluan
Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling terintegrasi dalam kehidupan.
Individu yang memiliki gaya hidup sehat membuat kondisi tubuhnya tetap sehat dan
pikiran yang tetap aktif dan segar (Saputri dkk., 2022). Salah satu alat ukur kondisi sehat
tubuh manusia ialah menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI) (Leokuna & Malinti, 2020). Indeks massa tubuh (IMT) merupakan alat ukur yang
dilakukan untuk skrining obesitas dan risiko kesehatan yang ditimbulkannya. IMT diukur
berdasarkan berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan
dalam meter (kg/m
2
) (Kemenkes, 2019).
Indeks massa tubuh merupakan perkiraan terhadap lemak tubuh dan risiko
kesehatan yang dirimbulkan dengan lemak tubuh berlebih. Semakin tinggi indeks massa
tubuh, maka semakin tinggi risiko penyakit yang dapat dialami. Terdapat 14,5%
penduduk Indonesia yang memiliki indeks massa tubuh obesitas, dengan persentase
penduduk obesitas terbesar berada di Provinsi DKI Jakarta sebesar 23.2% (Badan
Penelitian dan Pengembangan Keseatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2018). Salah satu penyakit yang timbul dari indeks massa tubuh tinggi atau obesitas ialah
osteoartritis (CDC, 2020).
Osteoartritis (OA) merupakan salah satu bentuk yang umum terjadi dari penyakit
sendi. Osteoartritis merupakan penyakit sendi degeratif yang dapat mempengaruhi
banyak jaringan di sekitar sendi. Pada osteoartritis, kartilago (tulang rawan) yang berada
di dalam sendi mengalami kerusakan secara perlahan (pengapuran) sehingga mengubah
bentuk tulang (CDC, 2020). Patogenesis osteoartritis pada individu dengan obesitas
dimulai dari berlebihnya jaringan adiposa. Kondisi ini dapat meningkatkan sintesis faktor
endokrin seperti lleptin yang mempengaruhi pertumbuhan dan perubahan jaringan lain
yang memicu terjadinya OA. Selain itu efek inflamasi sistemik terhadap jarinan adiposa
pada individu obesitas turut berperan dalam perubahan karakteristik tulang rawan
(Alamsyah, 2021; Aspden, 2011; Kemenkes, 2021).
Osteoartritis dapat terjadi diberbagai rentang usia. Menurut laporan Riset
Kesehatan Daera (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit sendi termasuk osteoartritis
ialah sebesar 7,30 % penduduk. Rentang usia yang paling memilki persentase tertinggi
penyakit sendi termasuk osteoatritis ialah >65 tahun yakni 37,58%, lalu usia 55-64
sebesar 15,55%, dan usia 45-54 sebesar 11,08% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Keseatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Berdasarkan prevalensi
tersebut, kelompok usia yang paling rentan terkena osteoartritis ialah kelompok lansia
atau individu dengan usia lebih dari sama dengan 65 tahun.
Saat individu memasuki usia lanjut, tubuh juga akan mengalami penuaan sistem
muskuloskeletal. Penuaan dapat mempengarui jaringan sendi dan fungsi sendi sehingga
meningkatkan terjadinya osteoartritis (Shane Anderson & Loeser, 2010). Sepanjang
manusia hidup, tulang akan mengalami siklus dinamis yakni terjadi pembentukan tulang
baru dan tulang lama akan mengalami penghancuran. Ketika manusia semakin tua, proses
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 166
penghancuran jaringan tua lebih cepat dibandingkan pembentukan jaringan tulang baru.
Lubang kecil dalam tulang menjadi semakin besar sehingga lapisan keras menjadi
semakin tipis, dalam kata lain tulang mengalami penurunan densitas. Selain itu, individu
usia lanjut juga turut mengalami sarcopenia atau kehilangan massa otot.
Persentase lansia di Indonesia tahun 2022 sebesar 10,48% atau sekitar 29,3 juta
orang. Jumla lansia di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2021 sebesar 10,18% dari total
penduduk lansia Indonesia. Dan terdapat sebanyak 12,46% lansia di Kab. Indramayu.
46,29% lansia di Jawa Barat mengalami keluhan kesehatan, diantaranya 32,44% berobat
jalan dan 5,61% rawat inap (BPS Provinsi Jawa Barat, 2021). Persentase penyakit sendi
termasuk osteoatritis di Jawa Barat ialah sebesar 8,86% mengalami penyakit sendi.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut menegnai
hubungan antara indeks massa tubuh dengan kejadian osteoartritis pada lansia di Rumah
Sakit Jakarta Indramayu Tahun 2023.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan bersifat analitik memakai desain studi cross sectional.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol tahun 2023. Pengambilan
sampel Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2023 Maret 2024.
Populasi dan Sampel Penelitian
Pada pasien yang menderita osteoarthritis di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol
tahun 2023. Populasi Terjangkau, Seluruh pasien osteoarthritis di RSUD Pantura M.A
Sentot Patrol tahun 2023. Sampel untuk penelitian ini yakni Pasien osteoarthritis di
RSUD Pantura M.A Sentot Patrol tahun 2023 yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah accidental sampling. Besar
sampel dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow S, (1997), Besar sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 116 responden.
Kriteria Inklusi
1. Pasien Pasien yang menderita osteoarthritis di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol.
2. Pasien bersedia menjadi responden penelitian
Kriteria eksklusif
1. Pasien yang memiliki penyakit komorbid
2. Pasien yang tidak menyetujui dilakukannya pemeriksaan
3. Tidak mengalami cedera sebelumnya
Pengumpulan Data
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 167
Pengumpulan data akan dilaksanakan pada bulan Januari 2024. Data yang
didapatkan adalah data primer yang diperoleh dengan pengambilan data melalui rekam
medis.
Analisis Data
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisi hubungan
jumlah dan persentase. Analisis bivariat adalah data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji statistik dengan menggunakan analisis bivariat untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan dependen. Uji analisis yang digunakan adalah
uji chisquare dan dinyatakan valid jika memiliki nilai p<0,05.
Data akan dianalisis dengan teknik analisis univariat. Sebaran demografik dan
derajat stenosis pasien dengan Osteoarthritis akan disajikan dalam bentuk tabel dan juga
grafik
Hasil Dan Pembahasan
Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol dengan jumlah
responden sebanyak 116 Pasien yang menderita osteoarthritis. Berdasarkan data yang
diperoleh karakteristik Responden Penelitian seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Characteristics
Frequency
(n)
Percentage
(%)
Usia
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
2
4
1
4
3
3
1
3
4
7
1
9
9
4
4
6
4
5
3
8
7
1
5
4
2
1,7
3,4
0,9
3,4
2,6
2,6
0,9
2,6
3,4
6,0
0,9
7,8
7,8
3,4
3,4
5,2
3,4
4,3
2,6
6,9
6,0
0,9
4,3
3,4
1,7
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 168
66
67
70
71
72
75
76
80
3
1
2
2
1
1
1
1
2,6
0,9
1,7
1,7
0,9
0,9
0,9
0,9
Gender
Laki-laki
Perempuan
21
95
18.1
81.9
Diagnosis
OA Genu
OA Genu Bilateral
OA Genu Sinistra
OA Genu Dextra
OA Pedis
OA Shoulder Dextra
OA Shoulder
OA Ankle Bilateral
OA Genu Lumbal
OA Manus
OA Multiple
41
41
12
11
1
2
2
1
1
1
3
35.3
35.3
10.3
9.5
9
1.7
1.7
9
9
9
2.6
IMT
Normal
Overweight
Obesitas
11
64
41
9.5
55.2
35.3
Penurunan estrogen wanita dapat terjadi setelah fase menopause, responden juga
didominasi oleh perempuan yaitu 95 orang (81,9%) dibandingkan laki-laki yaitu 21 orang
(18,1%). Rentang usia responden adalah 41-80 tahun dengan kelompok usia terbanyak yaitu 52
dan 53 tahun, sebanyak 9 orang (7,8%).
Berdasarkan kejadian Osteoartritis terbanyak di RSUD tersebut adalah OA Genu dan OA Genu
Bilateral dengan Frequency 41 orang dengan Percentage (35.3%).
Hasil penelitian terkait hubungan IMT terhadap kejadian Osteoartritis pada pasien yang
menderita osteoarthritis di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol diperoleh mayoritas berada pada BB
berlebih dengan Frequency 64 orang dengan Percentage (55.2%).
Analysis Bivariat
Berdasarkan hasil penelitian terkait kejadian pasien yang menderita Osteoartritis di RSUD
Pantura M.A Sentot Patrol dengan IMT menggunakan uji chi square pada tabel didapatkan nilai
(p value = 0,933) nilai tersebut < 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara IMT terhadap kejadian Osteoartritis.
Tabel 2 Klasifikasi Osteoartritis dan IMT
Frequency (n)
Tidak obesitas
Obesitas
Total
72
44
116
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 169
Pembahasan
Karakteristik Responden
Dari total 116 responden, didapatkan sebagian besar berjenis kelamin Perempuan
yaitu sebanyak 95 orang (81,9%) dan laki-laki sebanyak 21 orang (18,1%), dengan
sebagian besar rentang umur 41-80 tahun (Tabel 4.1). Hasil ini serupa dengan laporan
Riset Kesehatan Daera (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi penyakit sendi termasuk
osteoartritis ialah sebesar 7,30 % penduduk. Rentang usia yang paling memilki persentase
tertinggi penyakit sendi termasuk osteoatritis ialah > 65 tahun yakni 37,58%, lalu usia 55-
64 sebesar 15,55%, dan usia 45-54 sebesar 11,08% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Keseatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2018). Berdasarkan prevalensi
tersebut, kelompok usia yang paling rentan terkena osteoartritis ialah kelompok lansia
atau individu dengan usia lebih dari sama dengan 65 tahun.
Osteoartritis
Osteoartritis merupakan penyakit tulang sistemik yang ditandai dengan
menurunnya kekuatan tulang sehingga membuat tulang lebih rentan mengalami patah
(Indah, 2020). Osteoporosis adalah suatu kondisi atau penyakit di mana tulang menjadi
rapuh dan lebih mudah retak atau patah. Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai
dengan menurunnya massa tulang dan perubahan struktur mikro (microshape) jaringan
tulang sehingga mengakibatkan penurunan kekuatan tulang, peningkatan kerapuhan
tulang, dan peningkatan kemudahan patah tulang (Syafira dkk., 2020). Osteoartritis
disebabkan oleh kerusakan tulang rawan dan sendi. Kondisi ini terjadi ketika tulang
rawan yang melindungi tulang kehilangan elastisitasnya. Hal ini menimbulkan gesekan
antar tulang sehingga lebih rentan mengalami cedera dan menyebabkan radang sendi
(Hastuti, 2023). Osteoartritis merupakan penyakit kronis pada sendi dimana kerusakan
tulang rawan menyebabkan peradangan dan pengapuran sendi (Dilogo, 2020). Pada
penelitian ini sebagian besar responden yaitu 116 lansia menderita osteoartritis, 72 lansia
(62,1%) tidak mengalami obesitas, sedangkan 44 lansia (37,9%) mengalami obesitas
(Tabel 2).
Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Osteoarthritis
BMI adalah indeks sederhana berat dan tinggi badan yang digunakan untuk
mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada orang dewasa.
BMI didefinisikan sebagai berat badan (kg) seseorang dibagi kuadrat tinggi badannya
(kg/m2) (Kementerian Kesehatan, 2019). Indeks massa tubuh adalah indeks statistik yang
menggunakan berat dan tinggi badan seseorang untuk memberikan perkiraan lemak tubuh
pada pria dan wanita dari segala usia (Weir & Jan, 2023). Pada penelitian ini mayoritas
responden yaitu sebanyak 116 Lansia yang mengalami Osteoarthritis, diperoleh
mayoritas berada pada BB berlebih dengan Frequency 64 orang dengan Percentage
(55.2%). Berdasarkan hasil penelitian terkait kejadian lansia yang menderita Osteoartritis
di RSUD Pantura M.A Sentot Patrol dengan IMT menggunakan uji chi square pada tabel
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 170
didapatkan nilai (p value = 0,933) nilai tersebut < 0,05 yang artinya tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara IMT terhadap kejadian Osteoartritis.
Keterbatasan Penelitian: Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, di
antaranya adalah metode cross-sectional yang hanya menggambarkan hubungan pada
satu waktu sehingga tidak dapat mengidentifikasi perubahan atau tren jangka panjang.
Selain itu, data yang diperoleh hanya dari satu lokasi penelitian, yakni RSUD Pantura
M.A Sentot Patrol, yang dapat membatasi generalisasi hasil penelitian untuk populasi
yang lebih luas. Keterbatasan lainnya adalah ketergantungan pada rekam medis yang
mungkin memiliki kekurangan dalam pencatatan, sehingga mempengaruhi keakuratan
data.
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1) Tingkat Osteoarthritis
pada Lansia di RSUD Pantura M.A sentot patrol Indramayu Tahun 2021-2023 sebagian
besar tinggi yaitu sebanyak 116 orang (81,8%). 2) Dari 116 responden, terdapat 72 lansia
(62,1%) tidak obesitas, sedangkan 44 lansia (37,9%) mengalami obesitas. 3) Terdapat
hubungan yang bermakna antara IMT dan Osteoartritis di RSUD Pantura M.A Sentot
Patrol tahun 2021-2023 (p-value=0,933).
Daftar Pustaka
Alamsyah, N. F. (2021). Hubungan Aktivitas Olahraga, Life Style Dan Indeks Massa
Tubuh Terhadap Penyakit Persendian [Thesis]. Universitas Negri Yogyakarta.
Aspden, R. M. (2011). Obesity punches above its weight in osteoarthritis. Nature Reviews
Rheumatology, 7(1), 6568. https://doi.org/10.1038/nrrheum.2010.123
Badan Penelitian dan Pengembangan Keseatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2021). Profil Penduduk Lanjut Usia di Provinsi Jawa Barat.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat.
CDC. (2020). Osteoarthritis (OA). Centers for Disease Control and Prevention.
https://www.cdc.gov/arthritis/basics/osteoarthritis.htm
Dilogo, I. H. (2020). Osteoarthritis: Penyebab Gejala Tatalaksana. https://indonesia-
orthopaedic.org/news-detail/osteoarthritis-apa-penyebab-gejala-dan-tatalaksananya
Hastuti, E. (2023, Februari 17). Osteoartritis. Kemenkes: Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2172/osteoarthritis
Indah, I. S. (2020). Info Datin. Kementerian Kesehatan.
Kemenkes. (2019, Juni 11). Apa Itu IMT? dan Bagimana Cara Menghitungnya? P2PTM
Kemenkes RI. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-itu-imt-
dan-bagaimana-cara-menghitungnya
Kemenkes. (2021). Kenali Gejala Umum Osteoarthritis (OA). Kemenkes: Unit Pelayanan
Kesehatan. https://upk.kemkes.go.id/new/kenali-gejala-umum-osteoarthritis-oa
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 171
Leokuna, W. I., & Malinti, E. (2020). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar
Asam Urat pada Orang Dewasa di Oesapa Timur. Nursing Inside Community, 2(3),
9499.
Saputri, N. H., Wahyuni, S., & Solina, E. (2022). Lansia Sebagai Masyarakat Sadar
Risiko Di Kampung Baru Kota Tanjungpinang. Community: Pengawas Dinamika
Sosial, 8(2), 232144.
Shane Anderson, A., & Loeser, R. F. (2010). Why is osteoarthritis an age-related disease?
Best Practice & Research Clinical Rheumatology, 24(1), 1526.
https://doi.org/10.1016/j.berh.2009.08.006
Syafira, I., Suroyo, R. B., & Utami, T. N. (2020). Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Osteoporosis pada Ibu Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Stabat Kabupaten
Langkat Tahun 2019. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 5(1), 65.
https://doi.org/10.30829/jumantik.v5i1.6776
Weir, C., & Jan, A. (2023). BMI Classification Percentile and Cut off Points. StatPearls
Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541070/