JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 77
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Ibu tentang Kebersihan
Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi pada Anak TK Negeri Pembina
Cibinong Bogor
Almaida Refi Anjani1, Djoko Micni Mijaata2
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Email: almaida.405210054@stu.untar.ac.id, djokom@fk.untar.ac.id
ABSTRAK
Kata Kunci:
Karies Gigi; Motivasi;
Anak TK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat
pengetahuan dan motivasi ibu dalam menjaga kebersihan gigi dan
mulut dengan kejadian karies gigi pada anak usia prasekolah di TK
Negeri Pembina Cibinong, Bogor. Penelitian ini menggunakan
desain analitik cross-sectional dengan melibatkan 107 ibu dan anak
yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan
melalui kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan motivasi ibu,
serta pemeriksaan fisik gigi dan mulut anak untuk mendeteksi karies.
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
signifikan antara tingkat pengetahuan ibu (p = 0,676) dan motivasi
ibu (p = 1,000) dengan kejadian karies gigi pada anak. Meskipun
mayoritas ibu memiliki tingkat pengetahuan dan motivasi yang baik,
hasil ini menunjukkan bahwa faktor-faktor lain seperti pola makan
dan akses terhadap layanan kesehatan gigi mungkin lebih
berpengaruh terhadap kejadian karies gigi. Penelitian lebih lanjut
dengan memperhatikan variabel internal dan eksternal lainnya
diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam faktor-faktor
yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut anak.
ABSTRACT
This study aims to analyze the relationship between the level
of knowledge and motivation of mothers in maintaining oral
hygiene with the incidence of dental caries in preschool
children at TK Negeri Pembina Cibinong, Bogor. This study
used a cross-sectional analytic design involving 107 mothers
and children who met the inclusion criteria. Data were
collected through questionnaires to measure maternal
knowledge and motivation, as well as physical examination of
children's teeth and mouth to detect caries. The results of the
chi square test showed that there was no significant
relationship between the level of maternal knowledge (p =
0.676) and maternal motivation (p = 1.000) with the incidence
of dental caries in children. Although the majority of mothers
have a good level of knowledge and motivation, these results
suggest that other factors such as diet and access to dental
health services may have more influence on the incidence of
dental caries. Further research with attention to other internal
and external variables is needed to understand more deeply
the factors that influence children's oral hygiene.
Keywords:
Dental Caries;
Motivation; Kindergarten
Children.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 78
Coresponden Author: Almaida Refi Anjani
Email: almaida.405210[email protected].id
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Tindakan pencegahan utama karies gigi adalah dengan menjaga kebersihan mulut.
Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengetahuan tentang teknik kebersihan
mulut yang tepat. Pentingnya memperoleh pengetahuan ini sejak dini adalah
mengenalkan anak pada rutinitas perawatan gigi. Anak-anak rentan terhadap karies gigi;
Oleh karena itu, memperoleh pengetahuan ini sejak usia dini dapat mengurangi risiko
masalah kesehatan gigi ini (Nugroho, 2016).
Hilangnya mineral gigi secara terus menerus pada bagian mahkota dan pangkal gigi
merupakan akibat dari asam yang dihasilkan oleh bakteri kariogenik pada plak, yang
merupakan tanda terjadinya karies gigi (McIntyre, 2005). Karies gigi berdampak pada
sekitar 80% penduduk Indonesia, dengan 90% penduduknya berusia di bawah lima tahun,
menurut penelitian yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Republik Indonesia (Riskesdas,
2013). Karies gigi juga dapat dipicu oleh praktik kebersihan mulut yang tidak memadai
dan pola makan yang mengandung zat yang berpotensi menyebabkan karies gigi (Chen
dkk., 2020; World Health Organization, 2010).
Perawatan gigi tetap menjadi tugas yang sulit bagi anak-anak, khususnya di taman
kanak-kanak. Oleh karena itu, merupakan tanggung jawab utama orang tua, khususnya
ibu, untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada anak guna memastikan bahwa
mereka mampu merawat gigi dengan baik dan benar. Untuk menyelesaikan tugas ini
secara efektif, ibu harus memiliki pemahaman komprehensif tentang perawatan mulut
dan gigi anak, serta motivasi dan inspirasi yang kuat. Selain itu, penting untuk membantu
anak mengembangkan kebiasaan menjaga kebersihan mulut dan gigi dengan
menumbuhkan motivasi (World Health Organization, 2010). Namun tidak semua ibu
mempunyai motivasi dan pengetahuan yang diperlukan untuk merawat gigi dan mulut
anak secara baik dan benar. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pemahaman orang tua terhadap berbagai macam karies gigi (Cahyaningrum, 2017).
Situasi ini menunjukkan pentingnya motivasi dan pemahaman ibu yang kuat tentang cara
merawat gigi anak yang benar dalam pencegahan karies gigi. Penting untuk
memprioritaskan kesehatan gigi anak-anak dalam rutinitas sehari-hari mereka dan
memahami serta menjaga kebersihan mulut (Wawan & Dewi, 2010).
Mengetahuan dan motivasi ibu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
merupakan faktor penting dalam pencegahan karies gigi pada anak. Penelitian oleh
Cahyaningrum (2017) menemukan bahwa perilaku ibu secara signifikan mempengaruhi
kejadian karies gigi pada anak-anak prasekolah. Ibu yang memiliki pengetahuan yang
baik tentang perawatan kebersihan gigi lebih cenderung memiliki anak dengan risiko
karies yang lebih rendah. Temuan serupa juga diperoleh dari penelitian oleh Fauzi dkk.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 79
(2022), yang menunjukkan bahwa motivasi ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut
anak memainkan peran penting dalam menurunkan kejadian karies gigi, di mana hanya
58% ibu yang memiliki motivasi tinggi untuk menjaga kebersihan gigi anak mereka.
Penelitian lain oleh Rompis dkk. (2016) juga menemukan bahwa ibu dengan pengetahuan
kesehatan gigi yang baik memiliki anak dengan tingkat keparahan karies yang lebih
rendah (Satria dkk., 2021). Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya peningkatan
pengetahuan dan motivasi ibu dalam mengatasi masalah kesehatan gigi pada anak.
Namun, meskipun sudah ada beberapa penelitian yang meneliti hubungan antara
pengetahuan ibu dan karies gigi pada anak, masih terdapat kekurangan dalam kajian
mengenai peran motivasi ibu. Suryawati (2010) menyatakan bahwa pendidikan ibu sangat
mempengaruhi kesadaran mereka tentang pentingnya kebersihan gigi, tetapi aspek
motivasi ibu masih perlu diperhatikan lebih dalam (Sinaga dkk., 2021; Utama dkk., 2023).
Kebanyakan penelitian sebelumnya cenderung memfokuskan pada pengetahuan sebagai
variabel utama, tanpa mempertimbangkan faktor motivasi secara terpisah dan lebih
mendalam. Selain itu, sebagian besar penelitian yang ada tidak secara spesifik meneliti
kondisi di wilayah Cibinong, Bogor, yang memiliki karakteristik demografi dan sosial
ekonomi tersendiri.
Kebaruan dari penelitian ini terletak pada fokus ganda, yaitu menganalisis
hubungan antara pengetahuan dan motivasi ibu secara bersamaan dalam mencegah
kejadian karies gigi pada anak. Penelitian ini tidak hanya mengukur pengetahuan ibu,
tetapi juga meneliti motivasi ibu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak, suatu
aspek yang belum banyak dikaji secara mendalam dalam penelitian-penelitian
sebelumnya. Selain itu, penelitian ini dilakukan di wilayah Cibinong, Bogor, yang
memberikan konteks lokal dan relevansi yang lebih spesifik terhadap karakteristik sosial-
ekonomi di wilayah tersebut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
rekomendasi yang lebih komprehensif untuk program-program intervensi kesehatan gigi,
khususnya dalam meningkatkan pengetahuan dan motivasi ibu dalam merawat kesehatan
gigi anak prasekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara tingkat pengetahuan dan
motivasi ibu mengenai kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak-
anak prasekolah di TK Negeri Pembina Cibinong, Bogor. Dengan memperhatikan
pengetahuan dan motivasi sebagai faktor yang saling melengkapi, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan wawasan baru tentang bagaimana intervensi yang lebih
efektif dapat dirancang untuk meningkatkan kesehatan gigi anak di masa mendatang.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain analitik cross-sectional (studi potong lintang),
yang dimana dilakukan pengukuran antara variable bebas dan tergantung dalam waktu
yang bersamaan (1 kali pengukuran dalam 1 waktu) untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan motivasi ibu tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut terhadap
kejadian karies gigi pada anak TK Negeri Pembina Cibinong Bogor. Penelitian ini
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 80
dilakukan di TK Negeri Pembina Cibinong Bogor. Waktu penelitian ini dilaksanakan
pada semester genap tahun ajaran 2023/2024.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini terdiri dari orang tua yang memiliki anak balita di wilayah
Bogor, di mana populasi target difokuskan pada kelompok orang tua tersebut. Populasi
yang terjangkau dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak balita yang
bersekolah di TK Negeri Pembina Cibinong, Bogor. Dengan demikian, populasi
penelitian mencakup orang tua yang memiliki anak balita yang terdaftar dan aktif di TK
Negeri Pembina Cibinong. Penelitian ini juga menggunakan metode total sampling, di
mana seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi akan diikutsertakan dalam
penelitian.
Kriteria Inklusi dan Kriterian Ekslusi
Kriteria inklusi yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi: ibu yang memiliki
anak yang bersekolah di TK Negeri Pembina Cibinong, anak tersebut berstatus aktif
sebagai murid di sekolah tersebut, serta ibu yang bersedia menandatangani persetujuan
pengisian kuesioner sebagai bagian dari proses pengumpulan data. Adapun kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah data yang tidak lengkap, di mana responden yang
tidak melengkapi pengisian kuesioner atau memberikan informasi yang tidak memadai
akan dikeluarkan dari analisis lebih lanjut.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
menggunakan kuesioner yang akan disebarkan kepada semua ibu dan melakukan
pemeriksaan gigi dan mulut pada anak kelas TK A dan kelas TK B di TK Negeri Pembina
Cibinong Bogor.
Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional. Data yg didapatkan
akan diolah secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi square menggunakan
perangkat analisis data aplikasi SPSS. Dimana data yang didapatkan akan disajikan
madalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil Dan Pembahasan
Hasil
Penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Motivasi Ibu Tentang
Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Karies Gigi Pada Anak TK Negeri Pembina
Cibinong Bogor yang telah dilaksanakan pada 15 Februari 2024. Masing-masing
responden pada penelitian ini berjumlah 107 ibu dan anak. Sebaran karakter subjek dapat
dilihat pada tabel berikut :
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 81
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia dan Pendidikan di TK Negeri Pembina
Cibinong Bogor
Karakteristik
Jumlah (n)
Persentase (%)
Usia
25 37
38 - 50
77
30
71,8
27.9
Pendidikan Ibu
SMP/ Sederajat
SMA/ Sederajat
Diploma
S1
S2
1
31
21
42
12
1
29
19,5
39,1
11,1
Berdasarkan tabel di atas, rentan usia pada penelitian ini di dominasi oleh subjek
berusia 25 37 tahun dengan jumlah sebanyak 77 (71,8%). Berdasarkan pendidikan ibu
dari para subjek, dapat terlihat bahwa jumlah tertinggi yaitu 42 (39,1%) ibu berada pada
riwayat pendidikan S1.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Karies Gigi
di TK Negeri Pembina Cibinong Bogor
Variabel
Jumlah (n)
Pengetahuan Ibu
Baik
69
Kurang
38
Berdasarkan tabel diatas terkait variable pengetahuan ibu, diperoleh bahwa
jumlah tertinggi subjek sebanyak 69 (64,48%) berada pada kategori “Pengetahuan Baik”.
Sedangkan, 38 (35,51%) berada pada kategori “Pengetahuan Kurang”.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Ibu Dalam Menjaga Kebersihan
Gigi dan Mulut Anak di TK Negeri Pembina Cibinong Bogor
Variabel
Jumlah (n)
Motivasi Ibu
Baik
74
Kurang
33
Berdasarkan tabel di atas terkait variable motivasi ibu dalam menjaga kebersihan
gigi dan mulut, diperoleh subjek yang memiliki nilai “Baik” sebanyak 74 (69,15%),
sedangkan yang mendapat kategori “Kurang” berjumlah 33 (30,84%).
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 82
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Terkait Kejadian Karies Gigi Pada Anak TK Negeri
Pembina Cibinong Bogor
Variabel
Jumlah (n)
Kejadian Karies Gigi
Karies Gigi
51
Tidak Karies
56
Berdasarkan table diatas terkait variable kejadin karies gigi pada anak TK Negeri
Pembina Cibinong bogor diperoleh subjek yang memiliki karies gigi sebanyak 51
(47,66%), sedangkan yang tidak mengalami karies gigi berjumlah 56 (52,33%).
Tabel 5 Tabulasi Silang Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Karies Gigi
Variabel
Kejadian Karies Gigi Anak
P-value
Karies
Tidak Karies
Pengetahuan Ibu
Baik
32 46,40%
37 53,60%
0,676
Kurang
20 52,60%
18 47.40%
Dari sampel yang didapat, tidak ditemukan adanya hubungan/pengaruh dari
pengetahuan ibu akan kejadian karies gigi pada anaknya (p-value > 0.05).
Tabel 6 Tabulasi Silang Antara Motivasi Ibu Dalam Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut
Anaknya Dengan Kejadian Karies Gigi
Variabel
Kejadian Karies Gigi Anak
P-value
Karies
Tidak Karies
Motivasi Ibu
Baik
36 48,60%
38 51,40%
1,000
Kurang
16 48,50%
17 51.50%
Dari sampel yang didapat, tidak ditemukan adanya hubungan/pengaruh dari
motivasi ibu akan kejadian karies gigi pada anaknya (p-value > 0.05).
Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan di TK Negeri Pembina Cibinong Bogor dengan
jumlah total responden sebanyak 107 orang ibu dan anak Berdasarkan tabel 1 didapatkan
rentan usia responden ibu didominasi oleh subjek yang berusia 25 37 tahun dengan
jumlah 77 orang (71,8%). Pada kategori pendidikan ibu, hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu berada pada pendidikan SI yaitu sebesar 42 orang (39,1%).
Dalam penelitian ini pengetahuan ibu tentang karies gigi yang dapat dilihat dalam
tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah tertinggi responden ibu sebanyak 69 orang (64,48%)
berada pada kategori pengetahuan baik, ini menunjukkan bahwa mayoritas Ibu di TK
Negeri Pembina Cibinong Bogor memiliki pengetahuan yang baik mengenai karies gigi.
Sebaliknya untuk yang berada dalam kategori pengetahuan kurang sebanyak 38
responden ibu (35,51%). Angka ini menunjukkan bahwa masih ada sepertiga dari total
ibu yang perlu meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang karies gigi. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat besarnya peluang untuk meningkatkan program edukasi
tentang kebersihan gigi dan mulut di TK Negeri Pembina Cibinong Bogor. Dengan
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 83
demikian, intervensi edukatif yang lebih intensif dan berkelanjutan dapat ditargetkan
pada kelompok ibu yang memiliki pengetahuan kurang untuk mencapai pemahaman yang
lebih baik secara keseluruhan.
Berdasarkan tabel 3 bahwasanya menunjukkan motivasi ibu dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut di TK Negeri Pembina Cibinong Bogor diperoleh bahwa
mayoritas responden ibu sebanyak 74 orang (69,15%) dalam kategori motivasi baik.
Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu sudah memiliki motivasi yang baik
untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut anaknya. Hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi dkk.
(2022), di mana hanya 58% ibu yang memiliki motivasi baik dalam menjaga kebersihan
gigi dan mulut anak-anak mereka. Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan karena
program kesehatan dan edukasi yang lebih efektif di Cibinong, yang berhasil
meningkatkan kesadaran dan motivasi ibu dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Kategori motivasi kurang diisi oleh 33 (30,84%) responden ibu, ini menunjukkan bahwa
hampir sepertiga dari total ibu masih perlu meningkatkan motivasi mereka untuk menjaga
kebersihan gigi dan mulut anak. Hal ini mengindikasikan adanya kebutuhan untuk
memperkuat program-program edukasi dan motivasi di TK Negeri Pembina Cibinong
Bogor. Dengan demikian, intervensi yang lebih intensif dan berkelanjutan dapat
ditargetkan pada kelompok Ibu yang memiliki motivasi kurang untuk mencapai tingkat
motivasi yang lebih baik secara keseluruhan.
Berdasarkan tabel 4 kejadian karies gigi pada anak TK Pembina Cibinong Bogor
yang mengalami karies gigi sebanyak 51 anak (47,66%) sedangkan yang tidak mengalami
karies gigi berjumlah 56 anak (52,33%). Hasil ini menunjukan bahwa angka anak yang
tidak mengalami karies gigi lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan yang mengalami
karies gigi, hampir setengah dari anak-anak TK Pembina Cibinong Bogor mengalami
masalah karies gigi, yang merupakan suatu indikasi bahwasanya kebersihan gigi dan
mulut di kalangan anak-anak perlu mendapatkan perhatian lebih. Faktor-faktor seperti
pola makan, frekuensi menyikat gigi, dan akses terhadap perawatan gigi mungkin
berperan dalam tingginya angka kejadian karies ini, oleh karena itu intervensi yang lebih
terfokus pada edukasi kesehatan gigi dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan
gigi bagi anak-anak dan orang tua sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi karies
gigi di TK ini.
Berdasarkan tabel 5 dan tabel 6 terkait hubungan tingkat pengetahuan dan
motivasi ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak
yang dilakukan analisis menggunakan uji statistik chi square, didapatkan hasil bahwa
tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan maupun motivasi ibu dengan
kejadian karies gigi pada anak dengan P value > 0,05 pada kedua variabel tersebut.
Tidak adanya hubungan ini menunjukkan bahwa meskipun ibu memiliki pengetahuan
yang baik dan motivasi baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, faktor-faktor lain
mungkin turut berperan dalam kejadian karies gigi pada anak. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pujiansyah dkk. (2022) di Surabaya, di mana juga tidak
ditemukan hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dan motivasi dengan kejadian
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 84
karies gigi pada anak. Penelitian lain oleh Yulistina dkk. (2023) di Balikpapan juga
mendukung temuan ini, yang menyatakan bahwa kejadian karies gigi dipengaruhi oleh
berbagai faktor lain seperti pola makan anak, akses terhadap perawatan gigi, dan faktor
genetik. Penelitian ini mengindikasikan bahwa upaya untuk mengurangi kejadian karies
gigi harus mempertimbangkan pendekatan yang lebih komprehensif yang mencakup
edukasi, perawatan kesehatan gigi yang rutin, serta faktor lingkungan dan genetik.
Keterbatasan Penelitian
Bias pada penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi validitas hasil. Pengumpulan data mengenai pengetahuan dan motivasi
ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada
ibu, yang dapat menyebabkan bias sosial. Ibu mungkin memberikan jawaban yang
mereka anggap diinginkan atau sesuai dengan norma sosial daripada jawaban yang
mencerminkan pengetahuan dan motivasi mereka yang sebenarnya. Penelitian ini hanya
melibatkan sampel dari satu TK di Cibinong, sehingga hasilnya mungkin tidak dapat
digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas. Selain itu, penelitian ini tidak
memperhitungkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian karies gigi pada
anak, seperti pola makan, akses ke layanan kesehatan gigi, dan faktor genetik.
Keterbatasan dalam variabel yang diteliti juga dapat mengurangi kemampuan penelitian
ini untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai penyebab karies gigi pada
anak. Semua faktor ini perlu dipertimbangkan dalam interpretasi hasil penelitian dan
dalam merancang studi lanjutan yang lebih mendalam.
Bias yang terjadi dari sisi responden pada penelitian ini dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi atau pemahaman yang diberikan terkait cara mengisi kuesioner.
Responden, dalam hal ini ibu dari anak-anak TK Negeri Pembina Cibinong, mengisi
kuesioner sesuai dengan keterbatasan pemahaman mereka mengenai kebersihan gigi dan
mulut serta karies gigi. Hal ini bisa mengakibatkan jawaban yang tidak akurat atau tidak
mencerminkan kondisi sebenarnya. Selain itu, beberapa ibu mungkin merasa terdorong
untuk memberikan jawaban yang dianggap sosial lebih dapat diterima, yang dapat
mengarah pada overreporting atau underreporting pengetahuan dan motivasi mereka
terkait kebersihan gigi dan mulut anak-anak mereka.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat pengetahuan ibu terbanyak
berada dalam kategori “pengetahuan baik” dengan jumlah 69 (64,48%) dan motivasi ibu
dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut terbanyak berada dalam kategori “motivasi
baik” dengan jumlah 74 (69,15%) serta tidak terdapat adanya hubungan tingkat
pengetahuan (p = 0,676) dan motivasi ibu menjaga kebersihan gigi dan mulut (p =
1,000) dengan karies gigi pada anak yang bersekolah di TK Negeri Pembina Cibinong
Bogor.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 85
Daftar Pustaka
Cahyaningrum, A. N. (2017). Hubungan Perilaku Ibu terhadap Kejadian Karies Gigi pada Balita
di Paud Putra Sentosa . Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2), 142151.
Chen, X., Daliri, E. B.-M., Kim, N., Kim, J.-R., Yoo, D., & Oh, D.-H. (2020). Microbial Etiology
and Prevention of Dental Caries: Exploiting Natural Products to Inhibit Cariogenic Biofilms.
Pathogens, 9(7), 569. https://doi.org/10.3390/pathogens9070569
Fauzi, D. S., Prasetyowati, S., & Hidayati, S. (2022). Motivasi Ibu dalam Menjaga Kesehatan
Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi Anak Prasekolah. IJHM: Indonesian Journal of Healt
and Medical, 2(3), 287295.
McIntyre, J. M. (2005). Dental caries The major cause of tooth damages In Graham, J.M., &
Mount, W.R. , Preservation and restoration of tooth structure (2nd ed.). Knowledge Books
and Software.
Nugroho, A. H. (2016). Hubungan Karies Gigi dan Kebersihan Rongga Mulut pada Pasien
Klinik, Pedodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jember [Skripsi, Universitas
Jember]. http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76529
Pujiansyah, D. S., Edi, I. S., & Soesilaningtyas, S. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan Orang
Tua dengan angka Kares Gigi pada anak di Perumahan Wonosari (Studi Kelurahan Bulak
Banteng Surabaya). Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut (JKGM), 4(1), 4044.
https://doi.org/10.36086/jkgm.v4i1.1261
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kemenkes RI.
Rompis, C., Pangemanan, D., & Gunawan, P. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
kesehatan gigi anak dengan tingkat keparahan karies anak TK di Kota Tahuna. e-GIGI, 4(1).
https://doi.org/10.35790/eg.4.1.2016.11483
Satria, E., Haris, A., & Yessi, S. (2021). Determinan Orang Tua terhadap Pengalaman Karies Gigi
pada Anak Berkebutuhan Khusus di Banda Aceh. Jurnal Aceh Medika, 5(2), 2536.
Sinaga, B. A., Khasanah, F., & Suyatmi, D. (2021). Hubungan Pengetahuan tentang Karies Gigi
dengan Motivasi untuk Melakukan dengan Motivasi untuk Melakukan Penambalan Gigi Ibu
Rumah Tangga. Jurnal Perawatan Kesehatan Mulut , 9(1), 2236.
Suryawati, P. N. (2010). 100 Pertayaan Penting Perawatan Gigi Anak. Dian Rakyat.
Utama, E. P. B., Hidayati, S., Purwati, D. E., & Dilianti D, I. F. (2023). Pengetahuan Ibu PKK
Tentang Karies Gigi Dengan Motivasi Penumpatan Gigi. Journal of Oral Health Care,
11(1), 5061. https://doi.org/10.29238/ohc.v11i1.1841
Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap, dan Perilaku
Manusia. Nuha Medika.
World Health Organization. (2010). Dentistry for the children and adolescent.
Yulistina, Y., Yasin, S. A., Arsad, A., Dirman, R., & Rahmah, R. (2023). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Pasien dengan Minat Perawatan Saluran Akar Gigi di Poli Gigi RS Daerah
Beriman Balikpapan 2023. Journal of Pharmaceutical and Health Research, 4(2), 297302.
https://doi.org/10.47065/jharma.v4i2.3655