JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 188
Sebaran Nilai INR pada Pasien Stroke Iskemik dengan Atrial Fibrilasi
di RSUD Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017-2023
Frisca Meganindita
1*
, Andria Priyana
2
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Kata Kunci:
Stroke; Atrial Fibrilasi;
INR
Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum, dengan
fibrilasi atrium sebagai faktor risiko utama karena dapat
menyebabkan pembentukan thrombus yang berujung pada
embolisasi dan stroke iskemik. Pasien stroke iskemik dengan atrial
fibrilasi menerima terapi antikoagulan oral dengan warfarin serta
melakukan pemantauan INR (International Normalized Ratio). INR
merupakan pemeriksaan penting untuk dilakukan yang berguna
untuk menilai risiko atau status koagulasi dari pasien. Penelitian ini
memperoleh data dari rekam medis pada pasien rawat inap yang
terdiagnosa stroke iskemik dengan atrial fibrilasi yang ada di RSUD
Cengkareng. Didapatkan 51 pasien rawat inap dengan rerata usia
63.98 tahun dan mayoritas pasien yang terdiagnosa stroke iskemik
berusia <65 tahun yaitu 23 (45.1%) serta jenis kelamin laki laki
lebih banyak daripada perempuan sebanyak 29 (56.9%) laki laki
dan 22 (43.1%) perempuan. Penghitungan rerata nilai INR
didapatkan hasil 1.5531. Berdasarkan nilai INR normal yaitu 2 3,
pasien rawat inap yang terdiagnosa stroke iskemik dengan atrial
fibrilasi di RSUD Cengkareng nilai INR nya 4 (7.8%) tercapai dan
47 (92.2%) tidak tercapai nilai normal. Perlu diadakan penelitian
lebih lanjut mengenai capaian nilai INR di setiap kunjungan rawat
inap pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi sehingga dapat
menjadi pertimbangan data evaluasi terapi pasien.
ABSTRACT
Ischemic stroke is the most common type of stroke, with atrial
fibrillation as a major risk factor as it can cause thrombus
formation leading to embolization and ischemic stroke.
Ischemic stroke patients with atrial fibrillation receive oral
anticoagulant therapy with warfarin and INR (International
Normalized Ratio) monitoring. INR is an important test to
perform which is useful to assess the risk or coagulation status
of the patient. This study obtained data from medical records
on inpatients diagnosed with ischemic stroke with atrial
fibrillation at Cengkareng Hospital. There were 51 inpatients
with an average age of 63.98 years and the majority of patients
diagnosed with ischemic stroke were <65 years old, namely 23
(45.1%) and male gender was more than female as many as 29
(56.9%) men and 22 (43.1%) women. Calculation of the
average INR value obtained the result of 1.5531. Based on the
normal INR value of 2 - 3, inpatients diagnosed with ischemic
stroke with atrial fibrillation at Cengkareng Hospital, the INR
value was 4 (7.8%) achieved and 47 (92.2%) did not achieve
normal values. Further research needs to be conducted
regarding the achievement of INR values at each inpatient visit
Keywords:
Stroke; Atrial
Fibrillation; INR
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 189
of ischemic stroke patients with atrial fibrillation so that it can
be a consideration for patient therapy evaluation data.
Coresponden Author: Frisca Meganindita
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi salah satu permasalahan kesehatan warga
yang menyebabkan tingkatan morbiditas dan juga mortalitas yang besar secara global.
Penyakit Kardiovaskular merupakan salah satu tipe dari bermacam Penyakit Tidak
Menular (PTM) (Lestari, 2022).
kejadian stroke pada penderita dengan atrial fibrilasi
adalah terjadi sekitar 4 5% per tahun serta 4 5 kali lebih besar dibandingkan dengan
penderita yang tidak mengalami atrial fibrilasi. Sehingga faktor risiko terjadinya stroke
pada pasien atrial fibrilasi menjadi sangat tinggi. Stroke yang diakibatkan karena
komplikasi dari atrial fibrilasi cenderung terjadi lebih parah dibandingkan dengan stroke
yang disebabkan oleh aspek lain (CDC, 2022; Furie dkk., 2012; Nesheiwat dkk., 2023).
Insiden terjadinya stroke dengan atrial fibrilasi juga dapat berkaitan dengan usia pasien.
Kebanyakan stroke terjadi pada pasien yang tidak melakukan terapi antikoagulan ataupun
tidak mendapat pengobatan yang memadai dengan pemantauan nilai INR (Crawford,
2009; Ningrum, 2023).
International Normalized Ratio (INR) merupakan suatu tes yang dipakai untuk
menilai risiko perdarahan ataupun status koagulasi dari pasien. Pasien yang sedang
melakukan terapi antikogaulan diharuskan untuk memantau nilai INR nya dikarenakan
dosis pemberian ditentukan dengan nilai INR pasien. Pasien yang sedang menjalani terapi
antikogaulan, memiliki target nilai INR yaitu antara 2-3 (Shikdar dkk., 2023). Salah satu
terapi antikoagulan oral yang digunakan adalah warfarin. Tujuan dari terapi warfarin
untuk mengobati ataupun mencegah terjadinya penggumpalan darah pada penderita
stroke. Efek dari warfarin harus dipantau setidaknya satu bulan sekali dan terkadang dua
kali seminggu menggunakan pengecekan nilai INR untuk memastikan tingkat warfarin
tetap dalam kisaran efektif. Jika INR pasien terlalu rendah, maka menimbulkan
penggumpalan darah. Sebaliknya, jika INR pasien terlalu tinggi, maka risiko pasien
mengalami perdarahan meningkat (AHS, t.t.; Patel dkk., 2023).
Penelitian ini penting karena mayoritas pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi
sering kali tidak mencapai target nilai INR yang diinginkan, yang dapat berakibat pada
kurang optimalnya terapi antikoagulan dan peningkatan risiko komplikasi. Data spesifik
mengenai pencapaian nilai INR pada pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di
RSUD Cengkareng juga masih terbatas, sehingga penelitian ini memberikan kontribusi
data evaluatif yang dapat menjadi dasar dalam memperbaiki manajemen terapi
antikoagulan pada pasien tersebut.
Kebaruan dari penelitian ini terletak pada analisis distribusi nilai INR pada pasien
stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di RSUD Cengkareng, yang dilakukan dalam
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 190
periode panjang (20172023). Tidak banyak penelitian di Indonesia yang
mengkhususkan pada pencapaian nilai INR pada kelompok pasien ini, sehingga
penelitian ini memberikan wawasan baru yang relevan untuk meningkatkan kualitas
perawatan dan pencegahan komplikasi stroke di lingkungan rumah sakit.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk mengidentifikasi distribusi nilai
INR pada pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di RSUD Cengkareng, Jakarta
Barat. Subjek penelitian merupakan 51 pasien rawat inap stroke iskemik dengan atrial
fibrilasi di RSUD Cengkareng Jakarta Barat yang dilakukan pengecekan nilai INR nya.
Kriteria inklusi terdiri dari pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi yang sedang
menjalani rawat inap dan menggunakan data rekam medis lengkap pasien, sedangkan
kriteria eksklusi yaitu pasien yang tidak diperiksa nilai INR nya. Instrumen penelitian dan
pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu membaca data rekam medis pasien
yang berada di RSUD Cengkareng Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan setelah
mendapatkan kelaikan etik penelitian dari Universitas Tarumanagara serta izin untuk
pengambilan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Hasil Dan Pembahasan
Frekuensi Kunjungan Rawat Inap pada Pasien Stroke Iskemik dengan Atrial
Fibrilasi di RSUD Cengkareng yang dipantau nilai INR nya
Tabel 1. Distribusi Banyak Sampel
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki Laki
29
56.9
Perempuan
22
43.1
Total
51
100
Hasil yang didapatkan penelitian ini pada tabel 1 frekuensi pasien stroke iskemik
dengan atrial fibrilasi yang menjalani rawat inap sebanyak 51 kali yang terdiri dari 29 laki
laki (56.9%) dan 22 perempuan (43.1%).
Tabel 2. Rerata Usia
Variabel
Mean
Median
Min Max
Q1 Q3
Usia
63.98
65
32 - 85
62 - 68
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 191
Gambar 1 Histogram Rerata Usia
Tabel 3. Distribusi Usia
Usia
Frekuensi
Persentase (%)
<65
23
45.1
65 75
22
43.1
≥75
6
11.8
Total
51
100
Rerata usia yang didapatkan pada pasien stroke iskemik dengana atrial fibrilasi di
RSUD Cengkareng yang menjalani rawat inap adalah 63.98 dengan median 65 dan usia
tertinggi 85 serta usia terendah adalah 32. Berdasarkan tabel 4.1 pasien berusia <65 lebih
banyak yaitu 23 (45.1%) sedangkan pasien berusia 65 75 sebanyak 22 (43.1%), dan
pasien berusia ≥75 sebanyak 6 (11.8%).
Rerata Nilai INR pada Pasien Stroke Iskemik dengan Atrial Fibrilasi dan menjalani
Rawat Inap di RSUD Cengkareng
Tabel 4. Rerata Nilai INR
Variabel
Mean
Std Dev
Median
Min Max
Q1 Q3
INR
1.5531
1.24843
1.12
0.84 - 8.32
0.95 - 1.65
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 192
Gambar 2. Histogram Rerata INR
Berdasarkan dengan 51 sampel yang sudah diambil, rata rata nilai INR pasien
stroke iskemik dengan atrial fibrilasi dan menjalani rawat inap di RSUD Cengkareng
adalah 1.5531 dengan median 1.12 dan nilai minimal didapatkan 0.84 serta nilai
maksimum adalah 8.32.
Proporsi Nilai INR yang Mencapai Target dari Kunjungan Rawat Inap pada Pasien
Stroke Iskemik dengan Atrial Fibrilasi di RSUD Cengkareng
Tabel 5. Capaian Target INR
Frekuensi
Persentase (%)
Tercapai
4
7.8
Tidak Tercapai
47
92.2
Total
51
100
Nilai target INR normal adalah 2 3, pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa
capaian target nilai INR dari kunjungan rawat inap pasien stroke iskemik dengan atrial
fibrilasi yang tercapai berjumlah 4 (7.8%) sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 47
(92.2%).
Hasil penelitian pada pasien rawat inap stroke iskemik dengan atrial fibrilasi yang
ada di RSUD Cengkareng Jakarta Barat didapatkan bahwa frekuensi atau banyaknya
sampel dari pasien rawat inap berjumlah 51. Berdasarkan dengan jenis kelamin, diketahui
bahwa laki laki memiliki prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu
29 (56.9%) sedangkan jenis kelamin perempuan 22 (43.1%). Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kesuma dkk. (2019) di RSUD Klungkung pada tahun
2017 2018 dikatakan bahwa lebih banyak pasien rawat inap stroke iskemik berjenis
kelamin laki laki dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 46
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 193
pasien (70.8%).
Laki laki dikatakan lebih tinggi risiko untuk terkena stroke
dibandingkan perempuan dikarenakan faktor risiko neurovaskular seperti merokok
menjadi lebih umum dan terjadi lebih parah pada laki-laki (Abdu & Seyoum, 2022).
Rerata usia pasien yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah 63.98 dengan
kelompok usia persentase tertinggi pada pasien berusia <65 tahun yaitu 23 (45.1%).
Penelitian yang dilakukan oleh Kesuma dkk. (2019) di RSUD Klungkung pada tahun
2017 2018 bahwa kelompok usia pasien berusia <65 tahun lebih banyak dengan
persentase tertinggi pada rentang ≥55 – 64 tahun sebanyak 20 (30.8%) dengan rerata usia
61,45.
Kejadian stroke <65 tahun lebih tinggi kemungkinan disebabkan oleh perlakukan
yang berbeda serta karakteristik dari masing masing populasi yang bisa dipengaruhi
oleh sikap serta gaya hidup masing masing individu. Seiring bertambahnya usia,
elastisitas dari arteri menurun sehingga menyebabkan kekakuan dan menjadi salah satu
faktor risiko hipertensi yang bisa menyebabkan komplikasi dan salah satunya stroke
(Poznyak dkk., 2022; Puspitasari, 2020).
Hasil rata rata nilai INR pada 51 pasien rawat inap stroke iskemik dengan atrial
fibrilasi berada dibawah nilai normal yaitu 1.5531. Sedangkan jangkauan nilai INR
normal yang disebutkan dari Hoffbrand dkk. (2024) dan Shikdar S, Vashisht R,
Bhattacharya PT (2023) adalah 2 – 3.(6,13) Didapatkan juga hasil pasien rawat inap yang
tidak mencapai nilai normal sebanyak 92.2%. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan
oleh Shikdar S, Vashisht R, Bhattacharya PT (2023) bahwa jika nilai INR dibawah dari
nilai normal, maka risiko terjadinya thrombosis meningkat (Shikdar dkk., 2023). Jurnal
yang dituliskan oleh Kolmos dkk. (2021) menyebutkan juga bahwa kejadian
serebrovaskular sebelumnya dan peningkatan keparahan stroke merupakan faktor risiko
independen untuk kekambuhan stroke. Sehingga diperlukan terapi pencegahan sekunder
serta perlunya pemeriksaan diagnostic menyeluruh.
Pada penelitian ini sampel diambil dari data rekam medis pasien yang ada di RSUD
Cengkareng Jakarta Barat. Akan tetapi, jumlah sampel yang berhasil diambil dari rekam
medis untuk penelitian ini kurang dari besaran yang telah ditentukan yang seharusnya 97
data tetapi hanya terkumpul 51. Sampel kurang dikarenakan data rekam medis di RSUD
Cengkareng Jakarta Barat hanya bisa diakses 5 tahun, terhitung dari tahun 2024.
Penulisan hasil data rekam medis bisa terjadi kekeliruan juga dikarenakan akses rekam
medis secara manual.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Jumlah
sampel yang terbatas mungkin memengaruhi generalisasi hasil, dan data yang digunakan
berasal dari rekam medis, yang mungkin tidak selalu mencakup informasi rinci mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi INR. Selain itu, penelitian ini menggunakan desain
cross-sectional, yang hanya memberikan gambaran pada satu titik waktu tanpa
memperhitungkan perubahan nilai INR selama periode rawat inap pasien. Penelitian lebih
lanjut dengan desain longitudinal dan jumlah sampel yang lebih besar dapat memberikan
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 194
pemahaman yang lebih mendalam mengenai tren INR pada pasien stroke iskemik dengan
atrial fibrilasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 51 pasien stroke iskemik dengan
atrial fibrilasi yang menjalani rawat inap di RSUD Cengkareng Jakarta Barat, didapatkan
kesimpulan yaitu proporsi jenis kelamin laki laki lebih banyak daripada perempuan
pada pasien rawat inap yang mengalami stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di RSUD
Cengkareng yaitu laki laki 29 (56.9%) dan perempuan 22 (43.1%).Rerata usia pasien
rawat inap yang mengalami stroke iskemik dengan atrial fibrilasi di RSUD Cengkareng
63.98 dengan frekuensi terbanyak pada pasien usia <65 tahun yaitu sebanyak 23
(45.1%).Rerata hasil nilai INR dari 51 pasien rawat inap didapatkan 1.5531 dan 4 (7.8%)
pasien hasilnya normal nilai INR sedangkan 47 (92.2%) nilai INR nya tidak normal. Saran
dari peneliti adalah perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai capaian nilai INR di
setiap kunjungan rawat inap pasien stroke iskemik dengan atrial fibrilasi sehingga dapat
menjadi pertimbangan data evaluasi terapi pasien.
Daftar Pustaka
Abdu, H., & Seyoum, G. (2022). Sex Differences in Stroke Risk Factors, Clinical Profiles,
and In-Hospital Outcomes Among Stroke Patients Admitted to the Medical Ward of
Dessie Comprehensive Specialized Hospital, Northeast Ethiopia. Degenerative
Neurological and Neuromuscular Disease, Volume 12, 133144.
https://doi.org/10.2147/DNND.S383564
AHS. (t.t.). A Guide to Taking Warfarin. American Heart Association. Diambil 4 Agustus
2023, dari https://www.heart.org/en/health-topics/arrhythmia/prevention--
treatment-of-arrhythmia/a-patients-guide-to-taking-warfarin
CDC. (2022). Atrial Fibrillation. Centers for Disease Control and Prevention.
https://www.cdc.gov/heart-disease/about/atrial-fibrillation.html
Crawford, M. H. (2009). Current Diagnosis & Treatment: Cardiology (3rd Edition).
McGraw Hill Medical.
Furie, K. L., Goldstein, L. B., Albers, G. W., Khatri, P., Neyens, R., Turakhia, M. P.,
Turan, T. N., & Wood, K. A. (2012). Oral Antithrombotic Agents for the Prevention
of Stroke in Nonvalvular Atrial Fibrillation. Stroke, 43(12), 34423453.
https://doi.org/10.1161/STR.0b013e318266722a
Hoffbrand, V., Collins, G., & Loke, J. (2024). Hoffbrand’s essential haematology. John
Wiley & Sons.
Kesuma, N. M. T. S., Dharmawan, D. K., & Fatmawati, H. (2019). Gambaran faktor
risiko dan tingkat risiko stroke iskemik berdasarkan stroke risk scorecard di RSUD
Klungkung. Intisari Sains Medis, 10(3). https://doi.org/10.15562/ism.v10i3.397
Kolmos, M., Christoffersen, L., & Kruuse, C. (2021). Recurrent Ischemic Stroke A
Systematic Review and Meta-Analysis. Journal of Stroke and Cerebrovascular
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 195
Diseases, 30(8), 105935.
https://doi.org/10.1016/j.jstrokecerebrovasdis.2021.105935
Lestari, S. (2022, Juli 28). Stroke. Kemenkes: Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan .
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/620/stroke
Nesheiwat, Z., Goyal, A., & Jagtap, M. (2023). Atrial Fibrillation. StatPearls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526072/
Ningrum, M. P. (2023). Gambaran Parameter Koagulasi INR (International Normalized
Ratio) pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi
Tahun 2022-2023 [Skripsi, Universitas Jambi].
https://repository.unja.ac.id/id/eprint/59282
Patel, S., Singh, R., Preuss, C. V., & Patel, N. (2023). Warfarin. StatPearsls Publishing.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470313/
Poznyak, A. V., Sadykhov, N. K., Kartuesov, A. G., Borisov, E. E., Sukhorukov, V. N.,
& Orekhov, A. N. (2022). Aging of Vascular System Is a Complex Process: The
Cornerstone Mechanisms. International Journal of Molecular Sciences, 23(13),
6926. https://doi.org/10.3390/ijms23136926
Puspitasari, P. N. (2020). Hubungan Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 12(2), 922926.
Shikdar, S., Vashisht, R., & Bhattacharya, P. T. (2023). International Normalized Ratio
(INR). StatPearls Publishing. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507707/