JUSINDO, Vol. 7 No. 1, Januari 2025
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 135
Hubungan Durasi Penggunaan Gawai dengan Handgrip Strength pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Angkatan 2022
Faadhilah Indira Maharani1, Tjie Haming Setiadi2*
Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
Email: faadhilah.4052[email protected]tar.ac.id, tjies@fk.untar.ac.id
ABSTRAK
Kata Kunci:
Durasi; Penggunaan Gawai;
Handgrip Strength
Keywords:
Duration; Device Use;
Handgrip Strength
Penggunaan gawai (smartphone, tablet) yang berlebihan di kalangan
mahasiswa dapat mempengaruhi kesehatan fisik, termasuk kekuatan
genggaman tangan (handgrip strength). Studi ini dilakukan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara durasi penggunaan gawai
dengan handgrip strength pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Tarumanagara angkatan 2022. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain
cross-sectional atau potong lintang. Subjek pada studi ini merupakan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
angkatan 2022 yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Data durasi penggunaan gawai dikategorikan menjadi dua kelompok
yaitu, penggunaan tinggi (≥ 7 jam/hari) dan penggunaan rendah (< 7
jam/hari), berdasarkan kuesioner Handgrip strength diukur
menggunakan hand dynamometer CAMRY. Analisis data dilakukan
dengan uji Mann-Whitney U untuk membandingkan handgrip
strength antara kedua kelompok. Total 130 mahasiswa berpartisipasi
dalam penelitian ini. Rata-rata handgrip strength tangan dominan
untuk kelompok penggunaan tinggi adalah 22,79 ± 6,80 kg,
sedangkan untuk kelompok penggunaan rendah adalah 29,38 ± 7,91
kg. Uji Mann-Whitney U menunjukkan perbedaan yang signifikan
dalam handgrip strength antara kedua kelompok (U = 951,500, p <
0,001). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dengan
durasi penggunaan gawai yang lebih tinggi memiliki handgrip
strength yang lebih rendah.
ABSTRACT
Students' overuse of electronic devices (tablets,
smartphones) can have negative effects on their physical well-
being, especially handgrip strength. The purpose of this
research is to examine the relationship between Universitas
Tarumanagara medical students' handgrip strength and the
length of time they spend using devices. This study uses a
cross-sectional design and is an observational analytical
study. The research subjects are Universitas Tarumanagara
class of 2022 medical faculty students who satisfy the inclusion
and exclusion criteria. Using a questionnaire, data on the
duration of time spent using a device was divided into two
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 136
groups, which are high use (≥ 7 hours/day) and low use (< 7
hours/day). CAMRY hand dynamometer was used to assess
handgrip strength of each individual. The Mann-Whitney U
test was used to compare the two groups' handgrip strengths
based on the data. The study had 130 students in total. The
low-use group had an average handgrip strength of 29.38 ±
7.91 kg, while the high-use group had an average of 22.79 ±
6.80 kg. Significant variations in handgrip strength were seen
between the two groups according to the Mann-Whitney U test
(U = 951,500, p < 0,001). Therefore, it could be said that
students who use their devices for longer periods have weaker
or lower handgrips.
Coresponden Author: Tjie Haming Setiadi
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Penggunaan gawai, khususnya smartphone, telah menjadi bagian yang tidak dapat
dilepaskan pada kehidupan sehari-hari. Gawai melakukan banyak hal, seperti
berkomunikasi, menghibur, dan mengumpulkan data. Penggunaan gawai yang berlebihan
dapat berdampak negatif pada sistem muskuloskeletal (Lestari dkk., 2023; Pramudita,
2022), khususnya fungsi tangan. Kekuatan cengkraman tangan adalah bagian penting dari
fungsi tangan, dan penurunan kekuatan ini dapat berdampak signifikan pada tugas sehari-
hari dan kepuasan hidup secara keseluruhan. Semakin banyak orang yang menggunakan
gawai elektronik dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai hasil dari survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia akan
mencapai 78,19 persen pada tahun 2023, atau 215.626.156 orang dari 275.773.901 orang
(APJII, 2023).
Ketergantungan berlebihan terhadap gawai telah menyebabkan sejumlah gangguan
psikologis yang umum, termasuk kecemasan (anxiety), harga diri rendah (low self-
esteem), gangguan tidur, insomnia, mata kering, kelemahan pergelangan tangan dan ibu
jari, meningkatnya risiko tenosinovitis De Quervain, nomofobia, delusi, dan halusinasi
sentuhan dan pendengaran (Peraman & Parasuraman, 2016). Penyakit muskuloskeletal
juga dapat muncul ketika seseorang menggunakan smartphone dan perangkat elektronik
lainnya, dimana seseorang diharuskan untuk berfokus pada layar kecil dan mengambil
posisi tubuh yang tidak nyaman dalam waktu yang lama (Walankar dkk., 2021). Sebuah
studi baru-baru ini menunjukkan bahwa penggunaan ponsel membuat orang
menggunakan hanya ibu jari atau satu jari saat mengirim pesan, yang menyebabkan
banyak gangguan muskuloskeletal (Peraman & Parasuraman, 2016). Studi lain
menemukan bahwa ibu jari adalah gejala yang paling penting, dan penggunaan telepon
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 137
pintar dikaitkan dengan 18,5% dari gangguan muskuloskeletal pada ekstremitas atas
(Sharan dkk., 2014).
Menurut temuan dari sebuah studi yang dilakukan oleh Common Sense Media yang
menganalisis perilaku dua ratus siswa menggunakan smartphone mereka. Jumlah waktu
yang dihabiskan setiap hari di depan layar di sekolah bervariasi dari kurang dari satu
menit hingga 6 jam 30 menit, dengan 43 menit menjadi jumlah waktu rata-rata (Radesky
dkk., 2023).
Kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength) ditentukan oleh kemampuan
individu untuk melakukan gerakan fleksi pada semua sendi jari, ibu jari, dan pergelangan
tangan dengan kekuatan tertinggi dalam kondisi tertentu (Radwan dkk., 2020). Kekuatan
cengkeraman tangan dapat diukur sebagai alat diagnostik, dan variasi kekuatan
cengkeraman tangan dapat menjadi pertanda awal kondisi muskuloskeletal yang terkait
dengan penggunaan ponsel pintar yang berlebihan. Selain itu, kekuatan genggaman
tangan dapat digunakan sebagai teknik rehabilitasi, di mana pengetahuan tentang
hubungan ini dapat memandu penyusunan rencana rehabilitasi yang terfokus bagi mereka
yang kekuatan cengkeramannya menurun akibat penggunaan ponsel pintar yang
berlebihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya menggunakan smartphone dapat
mengurangi kekuatan cengkeraman tangan secara signifikan. Kekuatan cengkeraman
tangan sisi dominan lebih rendah daripada sisi nondominan pada kelompok pengguna
telepon pintar frekuensi tinggi. Hal ini mungkin karena desain telepon pintar modern yang
memerlukan gerakan jari berulang, seperti mengklik (clicking), scrolling, mengetuk
(tapping), dan menekan tombol. Ini dapat memengaruhi kekuatan ujung jari, pergerakan
tendon, dan tenaga otot (Radwan dkk., 2020). Selain itu, penelitian telah menunjukkan
bahwa penggunaan smartphone yang lama dapat menyebabkan aliran darah yang lebih
rendah, pengurangan pasokan oksigen dan nutrisi ke otot-otot, kelelahan, dan
ketidaknyamanan (Kim dkk., 2015).
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan metode penelitian observational analytical atau analitik
observasional dengan desain cross-sectional atau potong lintang untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara durasi penggunaan gawai dengan handgrip strength pada
mahasiswa angkatan 2022 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Mahasiswa
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mereka yang telah menyetujui informed
consent dan telah memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa yang merupakan mahasiswa
aktif Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2022 dan eksklusi seperti
tidak memiliki kondisi yang memengaruhi kekuatan cengekraman tangan atau fungsi
muskuloskeletal, seperti arthritis, carpal tunnel syndrome, kerusakan saraf, cedera tangan
atau pergelangan tangan sebelumnya, operasi baru-baru ini yang melibatkan ekstremitas
atas. Studi ini menggunakan instrumen seperti kuesioner yang dapat diisi melalui Google
Form dan hand dynamometer tipe mekanik dengan merk CAMRY untuk mengukur
handgrip strength masing-masing mahasiswa. Hubungan antara durasi penggunaan gawai
dengan kekuatan cengkeraman akan dianalisa menggunakan independent T-test jika data
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 138
terdistribusi dengan normal, apabila tidak Mann-Whitney U test akan digunakan. Uji ini
akan diolah menggunakan program IBM (SPSS).
Hasil Dan Pembahasan
Pada penelitian ini didapatkan sampel sejumlah 130 orang. Berdasarkan data yang
tertera dalam Tabel 1, didapatkan bahwa mayoritas sampel pada penelitian ini merupakan
perempuan dengan jumlah 98 orang (75,4%).
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi
%
Laki-Laki
32
24.6
Perempuan
98
75.4
Total
130
100
Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa mayoritas dari sampel penelitian ini berusia 19
tahun, dengan jumlah sebanyak 78 orang (60%) dan sampel dengan usia seperti 22, 23,
dan 25 tahun, masing-masing hanya diwakili oleh satu orang dengan persentase yang
sama, yaitu 0,8%.
Tabel 2. Distribusi Usia Responden
Usia (tahun)
Frekuensi
%
18
3
2.3
19
78
60
20
40
30.8
21
6
4.6
22
1
0.8
23
1
0.8
25
1
0.8
Total
130
100
Hasil Pengukuran
Penggunaan gawai elektronik di antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Tarumanagara angkatan 2022 cenderung terbagi secara merata seperti yang didapatkan
pada Tabel 3, sebanyak 65 orang (50%) menggunakan gawai < 7 jam/ hari, sedangkan
jumlah yang sama, yaitu 65 orang (50%), menggunakan gawai ≥ 7 jam/ hari.
Tabel 3. Durasi Penggunaan Gawai Responden
Frekuensi
%
65
50
65
50
130
100
Kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength) pada responden yang
menggunakan gawai < 7 jam/ hari menunjukkan variasi yang signifikan. Rentang
kekuatan antara 20-29,9 kg menjadi yang paling umum, dengan 40 orang responden
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 139
(61,5%) dan yang paling sedikit dengan 2 orang responden (3,1%) memiliki kekuatan
cengkeraman antara 50-59,9 kg. Sementara itu, pada responden yang menggunakan
gawai 7 jam/ hari, dapat diamati bahwa kebanyakan dari mereka memiliki kekuatan
cengkeraman tangan yang berada dalam rentang 20-29,9 kg, dengan jumlah 37 orang
responden (56,9%).
Tabel 4. Hasil Pengukuran Handgrip Strength Responden
Handgrip Strength (kg)
< 7 jam/ hari
≥ 7 jam/ hari
Frekuensi
%
Frekuensi
%
10 19,9
3
4,6
22
33,9
20 29,9
40
61,5
37
56,9
30 39,9
17
26,2
3
4,6
40 49,9
3
4,6
3
4,6
50 59,9
2
3,1
0
0
Total
65
100
65
100
Berdasarkan data dalam Tabel 5, ditemukan rata-rata dan standar deviasi kekuatan
cengkeraman tangan (handgrip strength) pada responden yang menggunakan gawai < 7
jam/ hari adalah 29,3777 ± 7,90720 kg, sedangkan pada responden yang menggunakan
gawai 7 jam/ hari adalah 22,7923 ± 6,79934 kg. Secara keseluruhan, rata-rata dan
standar deviasi kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength) pada semua responden
adalah 26,0835 ± 8,05959 kg.
Tabel 5. Rata-rata Handgrip Strength Responden
Pengukuran
Rata-rata (Std. Deviasi)
< 7 jam/ hari
29,3777 (±7,90720)
≥ 7 jam/ hari
22,7923 (±6,79934)
Keseluruhan
26,0835 (±8,05959)
Uji Normalitas
Hasil pengukuran dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk menentukan uji
korelasi yang akan digunakan.
Tabel 6. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Durasi
Statistic
Sig.
Handgrip strength
< 7 jam/ hari
0.158
<.001
≥ 7 jam/ hari
0.186
<.001
Tabel 6 menampilkan bahwa nilai signifikansi (Sig.) semua variabel lebih rendah
dari 0,05 yang menandakan bahwa data yang disajikan tidak berdistribusi normal. Oleh
karena itu, maka analisis akan dilanjutkan menggunakan analisis statistik non-parametrik
yaitu, Mann-Whitney U test.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 140
Uji Mann-Whitney
Hasil pengukuran uji Mann-Whitney tentang hubungan antara durasi penggunaan
gawai dengan handgrip strength sebagai berikut.
Tabel 6. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Handgrip Strength
Mann-Whitney U
951.500
Wilcoxon W
3096.500
Z
-5.406
Asymp. Sig. (2-tailed)
<.001
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney yang terdapat dalam tabel, diperoleh U
sebesar 951,500 dengan nilai signifikansi <0,001. Nilai signifikansi tersebut jauh lebih
rendah dari yang umumnya ditetapkan, yaitu 0,05. Oleh karena itu, berdasarkan kriteria
pengambilan keputusan, hipotesis null (H0) ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa terdapat bukti yang cukup kuat untuk menegaskan adanya perbedaan yang
signifikan dalam kekuatan cengkeraman tangan antara kelompok dengan durasi
penggunaan gawai < 7 jam/ hari dan mereka yang menggunakan gadget selama 7 jam/
hari. Dari data ini, dapat disimpulkan bahwa kekuatan cengkeraman tangan (handgrip
strength) pada kelompok mahasiswa yang menggunakan gawai elektronik selama 7
jam/ hari secara statistik signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang
menggunakan gawai selama < 7 jam/ hari.
Sebuah penelitian yang berjudul The relationship between smartphone usage
duration (using smartphone’s ability to monitor screen time) with hand-grip and pinch-
grip strength among young people: an observational studymenemukan bahwa lemahnya
handgrip strength dan pinch grip strength dikaitkan dengan rata-rata jangka waktu
penggunaan smartphone sehari-hari yang lebih lama (Osailan, 2021). Hal ini mungkin
terjadi karena desain smartphone modern memerlukan gerakan jari yang berulang-ulang
seperti mengetuk (tapping), menekan tombol, menggulir (scrolling), dan mengeklik
(clicking). Gerakan jari yang berulang-ulang ini memengaruhi ujung jari dan kekuatan
otot serta pergerakan tendon sehingga menyebabkan kekuatan cengkeraman tangan
(handgrip strength) melemah (Osailan, 2021).
Temuan penelitian diatas sejalan dengan penelitian ini dimana diperoleh rata-rata
dan standar deviasi dari kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength) pada
responden yang menggunakan gawai 7 jam/hari sebesar 22,7923 ± 6,79934, dan
responden yang menggunakan gawai < 7 jam/hari adalah 29,3777 ± 7,90720. Dari hasil
ini dapat terlihat bahwa rata-rata responden yang menggunakan gawai ≥ 7 jam/hari lebih
rendah dibandingkan responden yang menggunakan gawai < 7 jam/hari yang
menunjukkan bahwa semakin lama durasi penggunaan gawai semakin lemah juga
kekuatan cengkeraman tangannya.
Studi yang telah dilakukan oleh Gandhi et al pada tahun 2023 yang bertujuan
untuk mengeksplorasi pengaruh penggunaan smartphone berlebihan terhadap kekuatan
genggaman tangan dengan judul Effect of Smartphone Usage on Hand Grip Strength
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 141
among Healthy Young Adults menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antar
variabel durasi penggunaan gawai dan kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength)
(Bhamra dkk., 2021). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama durasi penggunaan
smartphone menyebabkan kekuatan genggaman semakin lemah. Pada sebuah studi yang
telah dilakukan oleh Berolo dkk. di mana mereka menilai 137 pengguna smartphone dan
mengamati gejala muskuloskeletal pada para penggunanya, ditemukan bahwa
meningkatnya penggunaan smartphone mengakibatkan kelemahan pada tangan dan
pergelangan tangan. Kelemahan ini disebabkan oleh gerakan berulang seperti fleksi dan
ekstensi ibu jari, jari tangan dan pergelangan tangan, yang semakin meningkat seiring
dengan semakin banyaknya durasi yang dihabiskan menggunakan smartphone (Berolo
dkk., 2011; Widiawati dkk., 2022).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh temuan penelitian yang berjudul
Correlation between Smartphone Usage Duration and Handgrip Strength in
Adolescents Aged 18-24 in Tulungagung yang menunjukkan adanya korelasi antara
kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength) dengan penggunaan smartphone pada
remaja di Kabupaten Tulungagung berusia 18 hingga 24 tahun. Nilai kekuatan
genggaman tangan semakin menurun seiring dengan meningkatnya penggunaan
smartphone, begitu pula sebaliknya menunjukkan adanya hubungan yang berbanding
terbalik (Widjaja dkk., 2022). Penemuan pada penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian ini yang mendapatkan nilai signifikansi <0,001 pada Mann-Whitney U Test.
Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari yang ditetapkan yaitu, 0,05. Maka dari itu, dapat
disimpulkan bahwa terdapat bukti yang kuat untuk menegaskan adanya perbedaan yang
cukup signifikan dalam kekuatan cengkeraman tangan antara kelompok responden yang
menggunakan gawai ≥ 7 jam/hari dan kelompok yang menggunakan gawai < 7 jam/hari.
Penggunaan smartphone dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak negatif
terhadap kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength). Hal ini disebabkan oleh
posisi tangan yang cenderung statis saat memegang smartphone, sehingga otot-otot
tangan tidak mendapatkan latihan yang cukup untuk mempertahankan kekuatannya.
Penggunaan berulang dengan pola yang sama dapat menyebabkan otot menjadi lelah atau
kurang berkembang dengan baik. Namun, dalam penelitian yang mengukur hubungan
antara penggunaan smartphone dan kekuatan cengkeraman tangan, terdapat beberapa
keterbatasan yang perlu diperhatikan.
Pertama, metode pengukuran kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength)
dapat menjadi sumber ketidakakuratan. Penggunaan alat ukur yang berbeda-beda atau
ketidakmampuan alat dalam mengukur dengan tepat tingkat kekuatan dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Variabilitas dalam metode pengukuran, baik dari segi alat
yang digunakan maupun teknik pengukuran yang tidak konsisten, dapat menghasilkan
data yang kurang valid atau reliabel.
Kedua, terdapat potensi bias perancu yang tidak dapat diabaikan dalam penelitian
ini. Faktor-faktor seperti jenis kelamin dan usia responden sangat mempengaruhi
kekuatan otot secara alami, di mana laki-laki dan individu yang lebih muda cenderung
memiliki kekuatan cengkeraman yang lebih besar. Selain itu, kebiasaan olahraga juga
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 142
memainkan peran penting. Responden yang secara teratur berolahraga, terutama dengan
aktivitas fisik yang melibatkan tangan, mungkin memiliki kekuatan cengkeraman yang
lebih tinggi terlepas dari penggunaan smartphone.
Faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian adalah jenis-jenis gawai
yang digunakan oleh responden. Ukuran, berat, dan desain ergonomis gawai dapat
berpengaruh terhadap seberapa besar stres yang diterima oleh tangan saat digunakan.
Penggunaan tablet, misalnya, mungkin memberikan beban yang lebih besar pada tangan
dibandingkan dengan penggunaan smartphone yang lebih kecil dan ringan.
Oleh karena itu, meskipun hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
antara penggunaan smartphone dan penurunan kekuatan cengkeraman tangan, perlu
dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk meminimalisir keterbatasan-keterbatasan tersebut.
Penelitian di masa mendatang harus mempertimbangkan penggunaan alat pengukur yang
lebih akurat, pengendalian faktor perancu, serta metode pengumpulan data yang lebih
valid agar hasil yang diperoleh dapat lebih dipercaya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan antara rerata kekuatan cengkeraman tangan (handgrip strength) pada
responden yang menggunakan gawai menggunakan gawai 7 jam/hari dan responden
yang menggunakan gawai < 7 jam/hari. Responden yang menggunakan gawai
menggunakan gawai 7 jam/hari memiliki rerata lebih rendah yaitu 22,7923 ± 6,79934
sedangkan responden yang menggunakan gawai < 7 jam/hari memiliki rerata 29,3777 ±
7,90720. Hubungan antara durasi penggunaan gawai dan handgrip strength dapat dilihat
berdasarkan Mann-Whitney U test dimana, terdapat perbedaan signifikan pada kekuatan
cengkeraman tangan (handgrip strength) pada responden yang menggunakan gawai
menggunakan gawai ≥ 7 jam/hari dan responden yang menggunakan gawai < 7 jam/hari
yang dibuktikan oleh nilai signifikansi <0,001. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara durasi penggunaan gawai dan handgrip strength dimana
semakin lama seseorang menggunakan gawai, semakin lemah juga kekuatan
cengkeraman tangannya (handgrip strength).
Penelitian ini memberikan informasi serta pemahaman terkait hubungan durasi
penggunaan gawai dengan handgrip strength. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
menggunakan sampel yang lebih besar agar dapat mewakili populasi umum. Selain itu
juga, diharapkan peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk memasukkan
variabel kontrol tambahan yang relevan, seperti tingkat aktivitas fisik untuk memastikan
bahwa hasil penelitian tidak terpengaruh oleh faktor-faktor lain yang mungkin
memengaruhi handgrip strength, dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat
mempertimbangkan untuk menyertakan pengukuran kekuatan otot lainnya, seperti
kekuatan otot lengan dan tangan secara keseluruhan, untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih komprehensif tentang efek durasi penggunaan gawai pada kekuatan
cengkeraman tangan.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 143
Daftar Pustaka
APJII. (2023, Oktober 23). Survei APJII Pengguna Internet di Indonesia Tembus 215 Juta
Orang. APJIII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia).
https://apjii.or.id/berita/d/survei-apjii-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-215-
juta-orang
Berolo, S., Wells, R. P., & Amick, B. C. (2011). Musculoskeletal symptoms among
mobile hand-held device users and their relationship to device use: A preliminary
study in a Canadian university population. Applied Ergonomics, 42(2), 371378.
https://doi.org/10.1016/j.apergo.2010.08.010
Bhamra, J. K., Naqvi, W. M., & Arora, S. P. (2021). Effect of Smartphone on Hand
Performance and Strength in the Healthy Population. Cureus.
https://doi.org/10.7759/cureus.15798
Kim, S.-E., Kim, J.-W., & Jee, Y.-S. (2015). Relationship between smartphone addiction
and physical activity in Chinese international students in Korea. Journal of
Behavioral Addictions, 4(3), 200205. https://doi.org/10.1556/2006.4.2015.028
Lestari, S., Lestari, I. P., & Khasanah, M. A. (2023). Gambaran Keluhan Muskuloskeletal
Disorder pada Pekerja Pemecah Batu di Leyangan, Ungaran Timur. Pro Health
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(2), 373379.
https://doi.org/10.35473/proheallth.v5i2.2425
Osailan, A. (2021). The relationship between smartphone usage duration (using
smartphone’s ability to monitor screen time) with hand-grip and pinch-grip strength
among young people: an observational study. BMC Musculoskeletal Disorders,
22(1), 186. https://doi.org/10.1186/s12891-021-04054-6
Peraman, R., & Parasuraman, S. (2016). Mobile phone mania: Arising global threat in
public health. Journal of Natural Science, Biology and Medicine, 7(2), 198.
https://doi.org/10.4103/0976-9668.184712
Pramudita, A. S. (2022). Gambaran Umum Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
pada Mahasiswa Saat Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2022 [Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah]. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/67156
Radesky, J., Weeks, H., Schaller, A., Robb, M., Mann, S., & Lenhart, A. (2023). Constant
Companion: A Week in the Life of a Young Person’s Smartphone Use. Common
Sense.
https://www.commonsensemedia.org/sites/default/files/research/report/2023-cs-
smartphone-research-report_final-for-web.pdf
Radwan, N. L., Ibrahim, M. M., & Mahmoud, W. S. E.-D. (2020). Evaluating hand
performance and strength in children with high rates of smartphone usage: an
observational study. Journal of Physical Therapy Science, 32(1), 6571.
https://doi.org/10.1589/jpts.32.65
Sharan, D., Mohandoss, M., Ranganathan, R., & Jose, J. (2014). Musculoskeletal
Disorders of the Upper Extremities Due to Extensive Usage of Hand Held Devices.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 7, No. 1, Januari 2025 | 144
Annals of Occupational and Environmental Medicine, 26(1), 22.
https://doi.org/10.1186/s40557-014-0022-3
Walankar, P. P., Kemkar, M., Govekar, A., & Dhanwada, A. (2021). Musculoskeletal
Pain and Risk Factors Associated with Smartphone Use in University Students.
Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine, 25(4), 220224.
https://doi.org/10.4103/ijoem.ijoem_351_20
Widiawati, I., Resmana, R., & Novita, S. (2022). Gerakan Janin dan Desain Metode
Pemantauan Berbasis Ni fECG. Penerbit NEM.
Widjaja, A. I. W., Kinandana, G. P., Indrayani, A. W., & Antari, N. K. A. J. (2022).
Correlation Between Smartphone Usage Duration and Handgrip Strength In
Adolescents Aged 18-24 In Tulungagung. Sport and Fitness Journal, 10(3), 206.
https://doi.org/10.24843/spj.2022.v10.i03.p05