JUSINDO, Vol. 6 No. 2, Juli 2024
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 810
Tinjauan Literatur : Dampak Kelelahan Kerja pada Kinerja dan
Kesehatan Pekerja di Industri Pertambangan
Dimas Kusuma Wardhana
1
, Mila Tejamaya
2
Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
Email: dimas.kusuma21@ui.ac.id, [email protected]
ABSTRAK
Kata Kunci:
Industri pertambangan sering kali melibatkan pekerjaan fisik yang
berat dan lingkungan kerja yang keras. Akibatnya, pekerja sering
mengalami tingkat kelelahan yang tinggi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis
terhadap literatur yang ada untuk mengidentifikasi dan menganalisis
dampak kelelahan kerja pada kinerja dan kesehatan pekerja di
industri pertambangan. Penelitian ini menggunakan metode
Narrative Literature Review dengan pengumpulan data dilakukan
melalui pencarian literatur menggunakan basis data akademik seperti
Scopus dan Google Scholar, menggunakan kata kunci yang relevan,
dalam rentang waktu antara tahun 2014 hingga 2024. Data yang telah
terkumpul kemudian dianalisis dalam tiga tahapan yakni reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dampak kelelahan kerja pada kinerja dan
kesehatan pekerja di industri pertambangan sangat signifikan. Secara
kinerja, kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan efisiensi,
produktivitas, dan keselamatan kerja. Sedangkan dari segi kesehatan,
kelelahan kerja dapat menyebabkan berbagai masalah fisik dan
mental pada pekerja. Sementara itu, dampak mental termasuk stres,
kecemasan, depresi, dan gangguan tidur, yang semuanya dapat
mempengaruhi kesejahteraan psikologis dan emosional pekerja.
ABSTRACT
The mining industry often involves strenuous physical work
and harsh work environments. As a result, workers often
experience high levels of fatigue. The purpose of this study is
to conduct a systematic review and meta-analysis of the
existing literature to identify and analyze the impact of work
fatigue on the performance and health of workers in the mining
industry. This study uses the Narrative Literature Review
method with data collection carried out through literature
searches using academic databases such as Scopus and
Google Scholar, using relevant keywords, in the period
between 2014 and 2024. The data that has been collected is
then analyzed in three stages, namely data reduction, data
presentation and conclusion drawn. The results of the study
show that the impact of work fatigue on the performance and
health of workers in the mining industry is very significant. In
terms of performance, work fatigue can result in a decrease in
efficiency, productivity, and occupational safety. Meanwhile,
in terms of health, work fatigue can cause various physical and
mental problems in workers. Meanwhile, mental impacts
include stress, anxiety, depression, and sleep disturbances, all
of which can affect workers' psychological and emotional
well-being.
Kelelahan Kerja; Kinerja;
Kesehatan Pekerja;
Pertambangan
Keywords:
Work Fatigue;
Performance; Worker
Health; Mining
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 811
Coresponden Author: Dimas Kusuma Wardhana
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Industri pertambangan seringkali melibatkan pekerjaan fisik yang membutuhkan kekuatan
dan daya tahan yang tinggi, serta beroperasi di lingkungan kerja yang ekstrem. Proses
pengeboran, penggalian, pemindahan material, dan pengolahan mineral merupakan contoh
kegiatan yang memerlukan upaya fisik yang signifikan (Perijingga dkk., 2023). Faktor-faktor
seperti kondisi cuaca yang ekstrem, tekanan waktu, dan risiko kecelakaan tambahan juga
menambah tingkat stres dan kelelahan bagi pekerja. Pekerja di industri pertambangan seringkali
harus bekerja dalam keadaan lingkungan yang keras, semisal suhu yang ekstrim, kelembaban
tinggi, debu, dan kebisingan yang tinggi (Lady & Wiyanto, 2019).
Lingkungan kerja yang tidak nyaman ini dapat menyebabkan ketegangan fisik dan mental
pada pekerja, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kelelahan (Cheung dkk., 2016).
Akibatnya, pekerja sering mengalami tingkat kelelahan yang tinggi. Kelelahan kerja adalah
kondisi di mana efisiensi dan ketahanan seorang pekerja menurun saat melakukan tugas-tugasnya.
Selain itu, kelelahan kerja juga dapat dikarakterisasi sebagai situasi di mana seorang pekerja tidak
lagi mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik (Maulidia, 2023).
Kelelahan kerja dapat memiliki konsekuensi negatif yang signifikan pada pekerjaan,
termasuk penurunan kinerja dan motivasi kerja (Bakker & Costa, 2014). Pekerja yang
mengalami kelelahan cenderung kehilangan fokus, yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas
kerja dan bahkan menyebabkan kecelakaan di tempat kerja (Medianto, 2017). Lebih dari 60%
dari kecelakaan kerja disebabkan oleh kelelahan kerja, menurut laporan National Safety Council.
Sekitar 13% cidera di tempat kerja dihubungankan terhadap keletihan. Dari sekitaran 2.000 tenaga
kerja yang terlibat dalam kecelakaan, 97% di antaranya memiliki setidaknya satu faktor risiko
kelelahan, sedangkan lebih dari 80% mempunyai lebih dari satu aspek risiko (Haritsah, 2023).
Sehingga, begitu krusial untuk organisasi serta perusahaan guna memperhatikan dan mengelola
kelelahan kerja pekerja agar dapat menjaga kinerja dan kesehatan mereka dalam jangka panjang.
Penelitian ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur akademik dengan
menyediakan tinjauan sistematis dan analisis menyeluruh mengenai dampak kelelahan kerja pada
kinerja dan kesehatan pekerja di industri pertambangan. Tujuan studi ini ialah guna melaksanakan
sistematis serta meta-analisis terhadap literatur yang ada untuk mengidentifikasi dan menganalisa
dampak kelelahan kerja pada kinerja dan kesehatan pekerja di industri pertambangan.
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan teknik Narrative Literature Review. Narrative Literature
Review deskriptif adalah ringkasan kualitatif dari literatur yang relevan, baik yang
menggunakan uji statistik maupun tidak. Tinjauan naratif mampu menggabungkan studi-
studi yang membahas pertanyaan penelitian dan metodologi yang (Baumeister, 2013).
Data penelitian diperoleh dari literatur yang telah dipublikasikan dalam jurnal
ilmiah terpercaya. Literatur tersebut ditemukan melalui pencarian di berbagai database
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 812
literatur elektronik, seperti Google Scholar dan Scopus. Proses pengumpulan data
memperhatikan kriteria inklusi untuk artikel dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kata
kunci yang digunakan adalah Work Fatigue”, Occupational Health”, Employee
Productivity”, Mining Industry”, “Kelelahan Kerja”, “Kesehatan Kerja” “Produktifitas
Pekerja”, dan “Industri Pertambangan”.
Rentang waktu publikasi artikel dipilih dari tahun 2014 hingga 2024, rentang waktu
ini dipilih karena mencakup periode sepuluh tahun terakhir, dimana penelitian dapat
menangkap tren, perkembangan, dan penemuan terbaru dalam literatur yang relevan
dengan topik penelitian. Penilaian literatur dilakukan berdasarkan sejauh mana temuan
utama dari penelitian tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, serta
kontribusinya terhadap pengetahuan khususnya di industri pertambangan. Setelah data
terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisisnya dengan tiga langkah: mereduksi
data, menyajikan data, serta menyimpulkan.
Hasil dan Pembahasan
Berikut merupakan analisis kritis terhadap 13 artikel hasil penelitian yang menjadi
sampel dalam Narrative Literature Review melalui strategi pencarian menggunakan kata
kunci dan penilaian dengan berfokus pada dampak kelelahan kerja pada kinerja dan
kesehatan pekerja di industri pertambangan, yang dituangkan dalam Tabel 1. Hasil
Penelitian berikut:
Tabel 1 Hasil Penelitian
No
Nama
Peneliti
dan
Tahun
Judul
penelitian
Tujuan dan metode penelitian
Hasil penelitian
1
Patrisia, Y.
(2018).
Pengaruh beban
kerja, kelelahan
kerja terhadap
kesehatan dan
keselamatan
kerja (K3).
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memeriksa bagaimana
lingkungan kerja, kelelahan, dan
pola shift mempengaruhi
kebiasaan keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja
angkutan umum karyawan PT.
Kaltim Diamond Coal di Loa
Crow. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif
dan pemilihan populasi
penelitian menggunakan teknik
simple random sampling
sebanyak 187 karyawan.
Perolehan studi ini membuktikan
bahwasanya beban pekerjaan dan
kesehatan serta keselamatan belerja
menampilkan hasil C.R sejumlah 0,268
1,96 serta hasil p 0,789 ≥ 0,05 maksudnya
beban pekerjaan tidaklah memberi
pengaruh pada kesehatan serta
keselamatan bekerja. Pada kelelahan
bekerja menampilkan hasil C.R sejumlah
0,445 1,96 serta hasil p 0,656 0,05
maksudnya keletihan bekerja tidaklah
memberi pengaruh pada kesehatan serta
keselamatan bekerja. Setelah itu pada
shift kerja diperoleh hasil C.R sejumlah
0,536 1,96 serta hasil p 0,656 0,05
maksudnya shift kerja tidaklah memberi
pengaruh pada kesehatan serta
keselamatan bekerja.
2
Sidiq, M.
(2019).
Pengaruh
kelelahan kerja
dan hubungan
atasan dan
bawahan
terhadap
Penelitian bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Job
Burnout dan Leader Member
Exchange
terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan di PT. PC, dengan
Perolehan studi membuktikan: (1)
ditemukan pengaruh yang begitu
signifikansi antar keletihan bekerja serta
pertukaran anggota pemimpin pada
produktivitas bekerja yang memiliki F
hitung> F tabel (10,832> 3,09), adjusted
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 813
produktifitas
karyawan.
menggunakan pendekatan
kuantitatif. Populasi penelitian
melibatkan sekitar 1000 Orang,
dengan sampel yang digunakan
sebanyak 100 orang karyawan
yang dipilih dengan metode
simple random sampling.
R square = 0,383, serta p = 0,000 <0,050;
(2) ditemukan pengaruh antara keletihan
bekerja pada produktivitas bekerja yang
memiliki beta = -0,539; t hitung = -4.291˂
t tabel = 1.984 dan p = 0.000 ˃ 0.050; (3)
ditemukan pengaruh pertukaran anggota
pemimpin pada produktivitas bekerja
yang memiliki hasil beta = -0.203; t
hitung = -4,013> t tabel = 1,984 serta p =
0,045 <0,050.
3
Xing, X.,
Zhong, B.,
Luo, H.,
Rose, T.,
Li, J., &
Antwi-
Afari, M.
F. (2020).
Effects of
physical fatigue
on the induction
of mental fatigue
of construction
workers: A pilot
study based on a
neurophysiologi
cal approach.
Penelitian ini bertujuan
mengeksplorasi efek dari
kelelahan fisik terhadap induksi
kelelahan mental pekerja
konstruksi, dengan mengadopsi
metode eksperimental
percontohan. Menggunakan
metode analisis data yang
komprehensif berdasarkan ritme
EEG, yang merupakan sensor
untuk mendeteksi dan mengukur
kelelahan.
Hasil penelitian menunjukkan fisik yang
tinggi kelelahan dapat berkontribusi pada
perkembangan kesehatan mental,
meskipun tugas kognitif itu sendiri
mungkin tidak melibatkan beban kognitif
yang intensif. Oleh karena itu, kelelahan
yang disebabkan oleh tugas fisik yang
intensif dapat dianggap sebagai salah satu
faktor yang mengganggu fungsi kognitif
dan mental lainnya pertunjukan.
4
Fahri, H.,
Fauzan, A.,
& Jalpi, A.
(2021).
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kelelahan kerja
pada Sopir
angkutan
Batubara di PT.
Panca Bina
Banua
Kabupaten
Tanah Bumbu
Tahun 2021.
Tujuan penelitian adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan kelelahan
kerja pada sopir angkutan
batubara di PT. Panca Bina
Banua Kabupaten Tanah
Bumbu. Metode yang
digunakan yaitu pendekatan
cross sectional kuantitatif, yang
melibatkan sampel 59 orang.
Keletihan kerja bisa mengakibatkan
menurunnya performa serta memberikan
peningkatan kekeliruan bekerja. Jika
performa seseorang mengalami
penurunan, sehingga produktivitasnya
pun mengalami penurunan. Keletihan
dengan jelas dapat memberi pengaruh
kesehatan tenaga kerja dan bisa
memberikan penurunan produktivitas,
hingga keletihan memberikan kontribusi
signifikansi pada kecelekaan kerja
5
Dahlan, A.,
&
Widanarko
, B.
(2022a)
A Study on the
Impact of
Occupational
Fatigue on
Human
Performance
among Oil and
Gas Workers in
Indonesia.
Penelitian bertujuan untuk
menganalisis dampak kelelahan
kerja terhadap kinerja di
kalangan pekerja minyak dan gas
di Indonesia. Penelitian
menggunakan desain cross-
sectional dengan kuesioner yang
divalidasi secara mandiri pada
1.650 pekerja dari berbagai
bidang berpartisipasi.
Studi ini menunjukkan bahwa kelelahan
kerja (baik kronis maupun akut)
berdampak signifikan terhadap kinerja
manusia, dan kondisi kelelahan kerja
menurunkan kinerja manusia. Hal ini
menyiratkan bahwa mengelola kelelahan
kerja dapat mencegah memburuknya
kinerja manusia.
6
Willson,
W. (2023).
Pengaruh Job
Insecurity dan
kelelahan kerja
terhadap pekerja
informal
Karyawan CV.
Emerald Global
Propertindo
Bekasi.
Penelitian bertujuan untuk
menganalisis pengaruh job
insecurity dan kelelahan kerja
terhadap pekerja informal di CV.
Emerald Global Propertindo
Bekasi. Metode penelitian yang
digunakan adalah penyebaran
kuesioner secara langsung,
dengan jumlah responden
sebanyak 40 orang. Penelitian ini
melibatkan uji validitas, uji
reliabilitas, analisis deskriptif,
Perolehan studi hipotesis awal Job
Insecurity tidaklah berpengaruh pada
performa tenaga kerja informal dan
hipotesis kedua keletihan bekerja tidaklah
berpengaruh pada performa tenaga kerja
informal.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 814
skala Likert, uji asumsi klasik,
dan uji regresi ganda.
7
Beribe, C.
P. B., &
Susilowati,
I. H.
(2024).
Pengaruh faktor
risiko kelelahan
pada Pekerja
Pertambangan
Batu Bara Di
PT. X.
Penelitian bertujuan untuk
menyelidiki faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap kelelahan
operator di sektor pertambangan.
Menggunakan metode deskriptif
dengan desain studi cross-
sectional, survei dilakukan
terhadap 231 karyawan PT X
yang bekerja di lokasi
Sangkulirang, Kutai Timur.
Problem keletihan bekerja pada bidang
tambang adalah permasalahan yang butuh
untuk diberikan perhatian serta
ditanggulangi, dikarenakan
mengakibatkan menurunnya
produktivitas serta pengaruh buruk
kepada kesejahteraan tenaga kerja.
8
Bauerle,
T.,
Dugdale,
Z., &
Poplin, G.
(2018)
Mineworker
fatigue: A
review of what
we know and
future decisions.
Penelitian ini bertujuan untuk
memahami berbagai faktor yang
berkontribusi terhadap
kelelahan, termasuk jadwal
kerja, kualitas tidur, dan
perbedaan individu, serta
dampaknya terhadap kinerja dan
keselamatan pekerja tambang.
Metode penelitian yang
digunakan dalam mensintesiskan
artikel-artikel yang dibahas
dalam jurnal ini adalah
Systematic Literature Review
(tinjauan sistematis). Tinjauan
sistematis ini melibatkan
pengumpulan dan analisis kritis
dari berbagai studi empiris yang
telah dilakukan sebelumnya
mengenai kelelahan pada
pekerja tambang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kelelahan pada pekerja tambang
dipengaruhi oleh jadwal kerja, kualitas
tidur, dan perbedaan individu. Kelelahan
dapat menyebabkan waktu reaksi yang
lebih lambat dan meningkatkan risiko
cedera. Intervensi yang
direkomendasikan meliputi penjadwalan
shift yang lebih baik, memastikan tidur
yang cukup, dan menghindari alkohol
serta kafein sebelum tidur. Penelitian ini
menekankan pentingnya manajemen
kelelahan untuk meningkatkan
keselamatan pekerja tambang dan
merekomendasikan lebih banyak
penelitian untuk mengembangkan strategi
yang efektif.
9
Legault,
G.,
Clement,
A., Kenny,
G. P.,
Hardcastle,
S., &
Keller, N.
(2017).
Cognitive
consequences of
sleep
deprivation,
shiftwork, and
heat exposure
for underground
miners
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan memahami
dampak dari kurang tidur, kerja
shift, dan paparan panas
terhadap kinerja kognitif pekerja
tambang bawah tanah, serta
mengkaji implikasi kesehatan
dan keselamatan terkait
kelelahan di lingkungan kerja
tambang bawah tanah. Metode
penelitian ini menggunakan
desain studi yang beragam yaitu
melibatkan kombinasi
pendekatan empiris yang
mencakup observasi langsung,
pengumpulan data melalui
kuesioner (SOFI), dan
pengukuran kinerja kognitif
menggunakan berbagai tes
Penelitian ini menunjukkan bahwa
kelelahan di kalangan pekerja tambang
bawah tanah tidak hanya disebabkan oleh
satu faktor tunggal, tetapi merupakan
hasil dari interaksi kompleks antara
berbagai faktor seperti kurang tidur, kerja
shift, dan paparan panas yang berdampak
menurunkan kinerja kognitif. Manajemen
kelelahan di industri pertambangan harus
mempertimbangkan pendekatan holistik
yang mencakup pengelolaan tidur,
penjadwalan kerja yang bijaksana, dan
pengendalian lingkungan kerja
10
Lady, L., &
Wiyanto,
A. S.
(2019).
Tingkat
kelelahan kerja
pada pekerja
luar ruangan dan
pengaruh
lingkungan fisik
terhadap
Penelitian ini bertujuan
menghitung tingkat kelelahan
yang terjadi di pada operator PT
XYZ pada divisi plant dan
menganalisa pengaruh
lingkungan fisik kerja terhadap
peningkatan kelelahan pada
Penelitian ini menunjukkan bahwa
meskipun kondisi lingkungan fisik di
tempat kerja melebihi ambang batas yang
ditetapkan, mereka tidak secara signifikan
meningkatkan kelelahan kerja. Hal ini
menekankan pentingnya pengaturan
kondisi lingkungan kerja yang sesuai
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 815
peningkatan
kelelahan
operator. Metode IFRC
digunakan untuk menilai
kelelahan yang dirasakan oleh 7
operator mesin plant di PT XYZ.
dengan standar kesehatan dan
keselamatan kerja untuk mencegah
penurunan kinerja operator akibat
kelelahan kerja.
11
Rofi'i, A.,
&
Tejamaya,
M. (2022).
Analisis faktor
risiko kelelahan
tidak terkait
pekerjaan pada
pengemudi
dump truck PT
X tahun 2022:
perbandingan
tiga kuesioner
pengukuran
kelelahan secara
subjektif
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menguji dan
membandingkan validitas dan
reliabilitas FAS, IFRC dan SOFI
dan mengukur kelelahan pada
pengemudi dump truck di PT X
Jobsite TB serta menilai
hubungan antara faktor risiko
kelelahan tidak terkait pekerjaan
dengan kelelahan pada
pengemudi. Metode penelitian
menggunakan pengisian
kuesioner yang dilakukan
terhadap 97 pengemudi dump
truck dengan analisis bivariat
yang menilai asosiasi kelelahan
melalui kuesioner IFRC, FAS,
dan SOFI dengan faktor
kelelahan yang tidak terkait
dengan pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kelelahan memiliki dampak signifikan
terhadap kinerja dan keselamatan kerja,
sehingga perlu adanya langkah-langkah
manajemen kelelahan yang efektif untuk
mengurangi risiko tersebut.
12
Rachmawa
ti, S.,
Aktsari,
M.,
Suryanings
ih, A.,
Matin, H.
H. A., &
Suryadi, I.
(2020).
Assesment work
fatigue to
workers in
environment
underground
mining areas
based on fatigue
assessment scale
questionnaires
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi tingkat kelelahan
kerja pada pekerja di lingkungan
tambang bawah tanah dengan
menggunakan kuesioner skala
penilaian kelelahan. Metode
yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif
dengan cluster random sampling
terhadap 22 pekerja tambang
bawah tanah PT Y.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lebih dari setengah pekerja tambang
bawah tanah di PT Y mengalami tingkat
kelelahan yang tinggi, dengan 54.55%
responden mengalami kelelahan tinggi
dan 45.45% mengalami kelelahan rendah.
Pengelolaan kelelahan kerja diperlukan
dengan mempertimbangkan masa kerja,
usia, beban kerja, dan periode istirahat
sehingga risiko kelelahan dapat
diminimalisir.
13
Talebi, E.,
Rogers, W.
P.,
Morgan,
T., &
Drews, F.
A. (2021).
Modelling mine
workforce
fatigue: Finding
leading
indicators of
fatigue in
operational data
sets
Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi indikator
baru dalam data operasional
pertambangan yang dapat
digunakan untuk memodelkan
kejadian kelelahan, data
dianalisis berdasarkan variabel-
variabel seperti jam kerja,
produksi rata-rata, dan suhu rata-
rata. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan
analisis data dengan teknik
pembelajaran mesin (machine
learning) untuk memodelkan
kejadian kelelahan kerja
(algoritma untuk memprediksi
kelelahan dengan meminimalkan
kesalahan kuadrat rata-rata
(RMSE)).
Hasil penelitian dengan model berbasis
jam menunjukkan bahwa waktu dalam
sehari adalah indikator utama kelelahan,
sehingga diperlukan perhatian dan
perencanaan khusus pada waktu-waktu
dengan risiko kelelahan tinggi untuk
manajemen kesehatan dan keselamatan.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 816
Pembahasan
Industri pertambangan sering melibatkan pekerjaan fisik yang berat dan
beroperasi di lingkungan kerja yang keras. Para pekerja seringkali terlibat dalam aktivitas
seperti penggalian, pengangkutan material berat, dan pengoperasian peralatan berat di
lokasi yang mungkin sulit diakses dan tidak ramah. Kondisi lingkungan yang keras,
seperti panas yang berlebihan, debu, kebisingan, atau kelembaban tinggi, juga menjadi
faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan pekerja. Akibatnya, para pekerja
cenderung mengalami tingkat kelelahan yang tinggi karena beban kerja yang besar dan
tekanan lingkungan yang tidak menguntungkan. Kelelahan kerja adalah salah satu faktor
risiko utama yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan menurunkan produktivitas
Jepsen dkk. (2015). Maka, kelelahan kerja yang dialami oleh para pekerja di industri
pertambangan tersebut, merupakan risiko yang berpotensi memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kinerja dan kesehatan mereka.
Hubungan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja
Kinerja karyawan adalah output atau hasil dari pekerjaan yang telah dilaksanakan
oleh seorang individu atau tim, yang memberikan kontribusi dalam memajukan dan
mengembangkan perusahaan (Priskilla & Santika, 2020). Kinerja karyawan di
perusahaan pertambangan merujuk pada seberapa efektif dan efisien para karyawan
dalam melaksanakan tugas-tugas mereka dalam konteks industri pertambangan. Hal ini
mencakup seberapa baik karyawan dalam melakukan operasi penambangan, menjaga
keselamatan di tempat kerja, menggunakan peralatan dengan benar, mematuhi prosedur
keselamatan, dan berkontribusi pada produktivitas dan profitabilitas perusahaan.
Hasil penelitian terdahulu oleh Beribe & Susilowati (2024) menemukan bahwa
problem keletihan bekerja pada bidang pertambangan adalah permasalahan yang butuh
untuk diperhatikan serta ditangani dikarenakan mengakibatkan menurunnya
produktivitas serta pengaruh buruk kepada kesejahteraan tenaga kerja. Penelitian lain
oleh Sidiq (2019) menghasilkan (1) ditemukan pengaruh amat signifikansi antar keletihan
bekerja serta pertukaran anggota pemimpin pada produktivitas bekerja (2) ditemukan
pengaruh antara kelelahan bekerja pada produktivitas bekerja (3) ditemukan pengaruh
pertukaran anggota pimpinan pada produktivitas bekerja. Hasil penelitian serupa oleh
Dahlan & Widanarko (2022b) menemukan bahwa kelelahan kerja (baik kronis maupun
akut) berdampak signifikan terhadap kinerja manusia, dan kondisi kelelahan kerja
menurunkan kinerja manusia. Hal ini menyiratkan bahwa mengelola kelelahan kerja
dapat mencegah m
emburuknya kinerja manusia. Hasil penelitian berbeda dari Willson (2023)
menemukan bahwa kelelahan kerja tidaklah berpengaruh pada kinerja pekerja informal.
Kelelahan kerja memiliki dampak signifikan terhadap produktivitas kerja di
industri pertambangan. Berdasarkan berbagai studi empiris yang diulas, ditemukan
bahwa kelelahan dapat mengurangi kinerja pekerja melalui beberapa mekanisme,
termasuk penurunan kecepatan reaksi, penurunan akurasi dalam tugas-tugas kognitif, dan
peningkatan kesalahan operasional (Bauerle dkk., 2018). Kelelahan kerja dapat
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 817
menyebabkan berbagai dampak negatif yang signifikan terhdap kinerja. Pertama-tama,
kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan efisiensi dalam menjalankan tugas-tugas
kerja. Ketika seseorang merasa lelah, kemampuan untuk berkonsentrasi dan
memperhatikan detail sering kali menurun, yang dapat mengganggu kualitas pekerjaan
yang dilakukan. Sejalan dengan itu, dampak jangka pendek dari kelelahan meliputi
penurunan kewaspadaan, koordinasi, penilaian, motivasi, dan kepuasan kerja, yang dapat
meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera (Talebi dkk., 2021). Selain itu, kelelahan
kerja juga merupakan faktor risiko utama untuk kecelakaan kerja dan cedera, karena dapat
mengurangi waktu reaksi, meningkatkan ketidakhati-hatian, dan mengganggu
kemampuan untuk memperhatikan lingkungan sekitar dengan cermat. Kelelahan kerja
yang berpengaruh negatif terhadap produktivitas pekerja yang berdampak pada
penurunan kinerja dan peningkatan risiko kecelakaan kerja harus dikelola dengan baik
(Rachmawati dkk., 2020). Sehingga, manajemen yang efisien terhadap kelelahan kerja
menjadi begitu krusial guna memastikan keselamatan, kesehatan, serta kinerja yang
optimal di tempat kerja.
Hubungan kelelahan kerja terhadap kesehatan pekerja
Kelelahan kerja juga memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan para
pekerja. Menurut Pasal II Bab I UU Pokok Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
1960, Kesehatan Kerja diartikan sebagai upaya untuk mencapai kondisi kesehatan yang
optimal bagi para pekerja, baik secara fisik, psikis, ataupun sosial. Tujuannya adalah
untuk melakukan pencegahan serta menyembuhkan penyakit ataupun permasalahan
medis yang muncul karena pekerjaan, lingkungan pekerjaan, atau penyakit umum,
sehingga para pekerja dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Setyarso, 2020).
Kesehatan pekerja di industri pertambangan merupakan isu yang kompleks dan
penting karena pekerja dalam industri ini sering kali terpapar dengan berbagai risiko dan
bahaya yang dapat memengaruhi kesehatan mereka. Kesehatan memainkan peran vital
dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja sebagai sumber daya manusia (Kartikasari &
Swasto, 2017). Ketika pekerja memiliki kesehatan yang baik, mereka lebih mampu
mencapai tingkat produktivitas yang tinggi. Oleh karena itu, pekerjaan yang
membutuhkan tingkat produktivitas yang tinggi hanya bisa dilakukan oleh pekerja yang
berada dalam kondisi kesehatan yang optimal (Latief, 2021). Kelelahan kerja dalam
jangka panjang akan berdampak pada kesehatan pekerja. Beberapa risiko kesehatan
akibat kelelahan kerja meliputi kecemasan, penyakit jantung, diabetes, hipertensi,
gangguan pencernaan, penurunan kesuburan, dan depresi (Antoni & Widanarko, 2023).
Dalam hal dampak fisik, kelelahan kerja dapat menyebabkan penurunan energi,
peningkatan risiko cedera, serta penurunan kinerja fisik secara keseluruhan. Namun,
dampak mental dari kelelahan kerja juga tidak boleh diabaikan. Pekerja yang mengalami
kelelahan kerja cenderung mengalami stres yang lebih besar, tingkat rasa cemas yang
lebih besar, serta bahkan risiko mengalami depresi (Golonka dkk., 2019). Selain itu,
gangguan tidur juga sering terjadi pada individu yang mengalami kelelahan kerja, karena
sulit bagi mereka untuk bersantai dan tidur dengan nyaman setelah bekerja dalam kondisi
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 818
yang melelahkan (Wong dkk., 2019). Kelelahan kronis dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan, termasuk gangguan tidur, stres, dan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular (Bauerle dkk., 2018). Semua ini dapat mengganggu kesejahteraan
psikologis dan emosional pekerja, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan jangka
panjang serta berdampak negatif pada produktivitas dan kepuasan kerja.
Selaras dengan pernyataan tersebut, peneliti terdahulu Xing dkk. (2020)
memaparkan bahwa fisik yang tinggi kelelahan dapat berkontribusi pada perkembangan
kesehatan mental, meskipun tugas kognitif itu sendiri mungkin tidak melibatkan beban
kognitif yang intensif. Oleh karena itu, kelelahan yang disebabkan oleh tugas fisik yang
intensif dapat dianggap sebagai salah satu faktor yang mengganggu fungsi kognitif dan
mental lainnya pertunjukan.
Keterangan itu pun dikuatkan oleh studi terdahulu yang dilaksanakan Fahri dkk.
(2021) yakni keletihan bekerja bisa mengakibatkan menurunnya kinerja serta
memberikan peningkatan kekeliruan pada pekerjaan. Jika performan sesorang mengalami
penurunan, sehingga tingkat produktivitas pun mengalami penurunan. Keletihan dengan
jelas dapat memberi pengaurh kesehatan tenaga kerja dan bisa memberikan penurunan
produktivitas, hingga keletihan memberikan kontribusi signifikansi pada kecelakaan
bekerja. Berbeda dengan dua hasil penelitian sebelumnya, peneliti Patrisia (2018)
menemukan bahwa beban kerja tidak berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja. Selain itu, kelelahan kerja tidak berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja. Kemudian shift kerja tidak berpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.
Upaya untuk mengatasi masalah kesehatan ini, perusahaan pertambangan perlu
menerapkan langkah-langkah pencegahan yang efektif, seperti menyediakan peralatan
pelindung diri yang sesuai, memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
kepada pekerja, memantau kesehatan pekerja secara rutin, dan meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Selain itu, regulasi
pemerintah juga diperlukan untuk mengawasi dan menegakkan standar keselamatan dan
kesehatan kerja di industri pertambangan.
Berbagai faktor yang memengaruhi kelelahan kerja mencakup aspek internal dan
eksternal. Faktor internal meliputi hal seperti kurangnya tidur, kualitas tidur yang buruk,
gangguan tidur, kondisi fisik, tingkat energi yang dikeluarkan (baik secara fisik maupun
mental), konsumsi kafein, keluhan gangguan muskuloskeletal, tingkat stres, usia,
kesehatan secara umum, dan gaya hidup yang tidak sehat. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan di sektor pertambangan Rofi’i & Tejamaya (2022) menemukan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara waktu tidur dengan kejadian kelelahan. Faktor eksternal
melibatkan hal seperti bekerja dalam shift malam, durasi jam kerja, pekerjaan tambahan,
lembur, jenis pekerjaan, tingkat beban kerja, dan lama masa kerja. Kombinasi faktor
lingkungan dan operasional di tambang seperti kurang tidur, kerja shift, dan paparan
panas dapat memiliki efek sinergis yang memperburuk kelelahan dan menurunkan kinerja
kognitif secara signifikan, sehingga diperlukan manajemen kelelahan yang efektif untuk
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja (Legault dkk., 2017). Strategi intervensi
yang dapat dilakukan untuk mengelola kelelahan kerja termasuk peningkatan kualitas
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 819
tidur, upaya promosi kesehatan, pengaturan istirahat singkat, penerapan aturan di tempat
kerja, identifikasi risiko potensial, evaluasi dan pengendalian risiko, penjadwalan yang
efisien, pemberian cuti, pemanfaatan teknologi, penerapan sanksi, serta pemantauan dan
evaluasi program secara berkala (Makarim, 2024).
Kesimpulan
Tinjauan literatur deskriptif ini tentu masih belum sempurna dan membutuhkan penelitian
lanjutan yang lebih sistematis dan terstruktur, sehingga mampu memberikan gambaran yang luas
dan komprehensif dari topik penelitian, yang selanjutnya dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pengembangan penelitian dan praktik keseharian.
Dampak kelelahan kerja pada kinerja dan kesehatan pekerja di industri pertambangan
sangat signifikan. Secara kinerja, kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan efisiensi,
produktivitas, dan keselamatan kerja. Pekerja yang merasa lelah cenderung memiliki reaksi yang
lambat, kurang konsentrasi, dan penurunan kemampuan dalam membuat keputusan yang tepat.
Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan di tempat kerja, baik yang berujung pada
cidera ringan maupun fatal. Selain itu, kelelahan kerja juga dapat mengganggu kinerja dalam
jangka panjang dengan meningkatkan absensi, turnover, dan penurunan motivasi kerja. Dari segi
kesehatan, kelelahan kerja dapat menyebabkan berbagai masalah fisik dan mental pada pekerja.
Kondisi fisik seperti kelelahan otot, nyeri tubuh, serta penurunan daya tahan tubuh dapat
mengganggu kesehatan dan kualitas hidup pekerja. Sementara itu, dampak mental termasuk stres,
kecemasan, depresi, dan gangguan tidur, yang semuanya dapat mempengaruhi kesejahteraan
psikologis dan emosional pekerja. Kelelahan kerja yang berkelanjutan juga dapat meningkatkan
risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, gangguan pencernaan, dan gangguan mental.
Bibliograpy
Antoni, F., & Widanarko, B. (2023). Durasi Kerja Harian Sebagai Determinan Utama
Kelelahan Pekerja House Keeping. Suara Forikes: Jurnal Penelitian Kesehatan ,
14(3), 518521.
Bakker, A. B., & Costa, P. L. (2014). Chronic job burnout and daily functioning: A
theoretical analysis. Burnout Research, 1(3), 112119.
https://doi.org/10.1016/j.burn.2014.04.003
Bauerle, T., Dugdale, Z., & Poplin, G. (2018). Mineworker fatigue: A review of what we
know and future decisions. Mining Engineering, 70(3), 33.
Baumeister, R. F. (2013). Writing a Literature Review. Dalam The Portable Mentor (hlm.
119132). Springer New York. https://doi.org/10.1007/978-1-4614-3994-3_8
Beribe, C. P. B., & Susilowati, I. H. (2024). Pengaruah Faktor Risio pada Pekerja
Pertambangan Batu Bara di PT. X. Jurnal Cahaya Mandalika, 3(3).
Cheung, S. S., Lee, J. K. W., & Oksa, J. (2016). Thermal stress, human performance, and
physical employment standards. Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism,
41(6 (Suppl. 2)), S148S164. https://doi.org/10.1139/apnm-2015-0518
Dahlan, A., & Widanarko, B. (2022a). A Study on the Impact of Occupational Fatigue on
Human Performance among Oil and Gas Workers in Indonesia. Kesmas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 17(1).
https://doi.org/10.21109/kesmas.v17i1.5390
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 820
Dahlan, A., & Widanarko, B. (2022b). A Study on the Impact of Occupational Fatigue
on Human Performance among Oil and Gas Workers in Indonesia. Kesmas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 17(1).
https://doi.org/10.21109/kesmas.v17i1.5390
Fahri, H., Akhmad Fauzan, & Jalpi, A. (2021). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kelelahan Kerja pada Sopir Angkutan Batubara di PT. Panca Bina Banua
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2021 [Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al Banjari Banjarmasin]. http://eprints.uniska-bjm.ac.id/id/eprint/9435
Golonka, K., Mojsa-Kaja, J., Blukacz, M., Gawłowska, M., & Marek, T. (2019).
Occupational Burnout and its Overlapping Effect with Depression and Anxiety.
International journal of occupational medicine and environmental health, 32(2),
229244.
Haritsah, F. I. (2023, Januari 4). Kelelahan Kerja dan Cara Mengatasinya. Kemenkes
Ditjen Yankes. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2027/kelelahan-kerja-dan-
cara-mengatasiny
Jepsen, J. R., Zhao, Z., & van Leeuwen, W. M. A. (2015). Seafarer fatigue: a review of
risk factors, consequences for seafarers’ health and safety and options for mitigation.
International maritime health, 66(2), 106117.
Kartikasari, R. D., & Swasto, B. (2017). Pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan terhadap kinerja karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis, 44(1).
Lady, L., & Wiyanto, A. S. (2019). Tingkat kelelahan kerja pada pekerja luar ruangan
dan pengaruh lingkungan fisik terhadap peningkatan kelelahan. Journal Industrial
Servicess, 5(1). https://doi.org/10.36055/jiss.v5i1.6504
Latief, A. M. J. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada
Pekerja Operator Unit Hauler Bagian Mining Operation PT J Resources Bolaang
Mongondow Blok Bakan [Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin].
http://repository.unhas.ac.id:443/id/eprint/16237
Legault, G., Clement, A., Kenny, G. P., Hardcastle, S., & Keller, N. (2017). Cognitive
consequences of sleep deprivation, shiftwork, and heat exposure for underground
miners. Applied Ergonomics, 58, 144150.
https://doi.org/10.1016/j.apergo.2016.06.007
Makarim, D. (2024). Kelelahan Kerja di Industri Pertambangan: Sebuah Kajian
Sistematis pada Prevalensi, Faktor, dan Strategi Intervensi [Universitas Ahmad
Dahlan].
https://opac.uad.ac.id/index.php/koleksi/Penelitian/detail/TZAclZkDED1Ix_mykob
QaTNBnEOePNco0uFRB30p-o7NRus7tQE
Medianto, D. (2017). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja Bongkar
Muat (TKBM) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang (Studi Pada Pekerja TKBM
Bagian Unit Pengantongan Pupuk) [Skripsi, Universitas Muhammadiyah Semrang].
http://repository.unimus.ac.id/id/eprint/239
Patrisia, Y. (2018). Pengaruh Beban Kerja, Kelelahan Kerja Terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3). Psikoborneo, 6(1), 142149.
Perijingga, V. W. A., Asmaningrum, N., Afandi, A. T., Purwandari, R., & Muhammad,
K. R. (2023). Eksplorasi Occupational Hazard pada Pekerja Pertambangan Pasir di
Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat,
7(1), 207215.
Priskilla, N. M. D., & Santika, I. P. (2020). Implikasi Gaya Kepemimpinan
Tranformasional, Iklim Organisasi dan Kerjasama Tim terhadap Kinerja Karyawan
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 821
di Puri Saron Hotel Seminyak. Journal of Applied Management Studies, 1(1), 61
73. https://doi.org/10.51713/jamms.v1i1.9
Rachmawati, S., Aktsari, M., Suryaningsih, A., Hawali Abdul Matin, H., & Suryadi, I.
(2020). Assesment Work Fatigue To Workers In Environment Underground Mining
Areas Based On Fatigue Assesment Scale Questionnaires. E3S Web of Conferences,
202, 05013. https://doi.org/10.1051/e3sconf/202020205013
Rofi’i, A., & Tejamaya, M. (2022). Analisis Faktor Risiko Kelelahan Tidak Terkait
Pekerjaan pada Pengemudi Dump Truck PT X Tahun 2022: Perbandingan Tiga
Kuesioner Pengukuran Kelelahan Secara Subjektif. Promotif : Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 12(1), 5665. https://doi.org/10.56338/pjkm.v12i1.2454
Setyarso, R. (2020, Mei 12). Kesehatan dan Keselamatan Kerja itu Penting. Kementerian
Keuangan Republik Indonesia. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-
cirebon/baca-artikel/13078/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-itu-
Penting.html#:~:text=Menurut%20UU%20Pokok%20Kesehatan%20RI,penyakit%
20atau%20gangguan%20Kesehatan%20yang
Sidiq, M. (2019). Pengaruh Kelelahan Kerja Dan Hubungan Atasan dan Bawahan
Terhadap Produktifitas Karyawan. Psikoborneo, 7(2), 284293.
Talebi, E., Rogers, W. P., Morgan, T., & Drews, F. A. (2021). Modeling Mine Workforce
Fatigue: Finding Leading Indicators of Fatigue in Operational Data Sets. Minerals,
11(6), 621. https://doi.org/10.3390/min11060621
Willson, W. (2023). Pengaruh Job Insecurity dan Kelelahan Kerja terhadap Pekerja
Informal Karyawan CV. Emerald Global Propertindo Bekasi [ Institut Bisnis dan
Informatika Kwik Kian Gie]. http://eprints.kwikkiangie.ac.id/id/eprint/4842
Wong, I. S., Popkin, S., & Folkard, S. (2019). Working Time Society consensus
statements: A multi-level approach to managing occupational sleep-related fatigue.
Industrial Health, 57(2), 228244. https://doi.org/10.2486/indhealth.SW-6
Xing, X., Zhong, B., Luo, H., Rose, T., Li, J., & Antwi-Afari, M. F. (2020). Effects of
physical fatigue on the induction of mental fatigue of construction workers: A pilot
study based on a neurophysiological approach. Automation in Construction, 120,
103381. https://doi.org/10.1016/j.autcon.2020.103381