JUSINDO, Vol. 6 No. 2, Juli 2024
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 745
Pengaruh Aktivitas Fisik dengan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Untar Angkatan 2022/2023
Izzra Fahmi Agoes
Universitas Tarumanagara, Indonesia
ABSTRAK
Kata Kunci:
Indonesia tergolong sangat rendah dibandingkan negara-
negara lain. Hal ini juga diperkuat oleh laporan dari WHO
Global Status Report on Physical Activity Country Profile
2022,” yang dimana terlihat bahwa prevalensi aktifitas fisik
yang masih kurang/dibawah anjuran WHO pada masyarakat
Indonesia berusia 18 tahun. Tujuan dari penelitian ini untuk
memberikan dan meningkatkan wawasan tentang manfaat dan
pentingnya aktifitas fisik untuk kesehatan jasmani dan rohani.
Metode penelitiannya kualitatif design fenomenologi,
pengambilan subyeknya dengan simple random sampling.
Pengumpulan data dengan observasi partisipan, wawancara
terstruktur dan dokumentasi. sedangkan subyek penelitiannya
adalah mahasiswa/i fakultas kedokteran pada tahun
2022/2023. Hasil penelitian ini menunjukkan intensitasnya
sedang dalam olahraga 15-17 orang, dan yang sama sekali
jarang olahraga sekitar 5-8 orang. Sehingga aktivitas fisik
pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap IPK mahasiswa. Aktivitas fisik dan prestasi
akademik tidak mempengaruhi IPK mahasiswa Fakultas
Kedokteran UNTAR Tahun 2022/2023.
Aktivitas fisik; Prestasi
Akademik; Kesehatan Fisik
ABSTRACT
Keywords:
Physical activity; Academic
Achievement; Physical Health
Indonesia is very low compared to other countries. This is also
reinforced by a report from WHO, "Global Status Report on
Physical Activity Country Profile 2022," which shows that the
prevalence of physical activity is still less / below WHO
recommendations in Indonesian people aged 18 years. The
purpose of this study is to provide and increase insight into
the benefits and importance of physical activity for physical
and spiritual health. The research method is a qualitative
phenomenological design, taking subjects by simple random
sampling. Data collection will be done through participant
observation, structured interviews, and documentation. The
research subjects will be students of the Faculty of Medicine
in 2022/2023. The results of this study showed moderate
intensity in exercise of 15-17 people, and absolutely rarely
exercise around 5-8 people. So physical activity in this study
did not significantly affect the GPA of students. Physical
activity and academic achievement do not affect the GPA of
UNTAR Faculty of Medicine students in 2022/2023.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 746
Coresponden Author: Izzra Fahmi Agoes
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Aktifitas fisik merupakan segala jenis gerakan yang dihasilkan oleh tubuh lewat otot
rangka yang memerlukan energy expenditure (Tison et al., 2020). Jenis aktivitas fisik yang
sedang hingga berat dapat terbukti dapat meningkatkan kesehatan, seperti mencegah dan
mengatasi PTM seperti, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa kanker (Han, 2018).
Aktifitas fisik juga dapat mencegah hipertensi, menjaga berat badan ideal dan dapat
meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup. Beberapa cara yang sudah cukup dikenal
untuk aktif dalam aktifitas fisik ialah berjalan, bersepeda, berolahraga, bermain dan berekreasi
secara aktif dan lainnya yang dapat dilakukan di segala macam tingkatan keahlian serta untuk
kesenangan (Donnelly et al., 2017).
Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan CDC pada artikelnya yang berjudul
“The Association Between School-Based Physical Activity, Including Physical Education, and
Academic Perfomance,”(Füzéki et al., 2020) bahwa aktifitas fisik dapat mempengaruhi kerja
otak lewat pertumbuhan kapiler otak, aliran darah, oksigenasi, produksi neutrofin, pertumbuhan
sel saraf di hippocampus (pusat belajar dan memori) neurotransmitter levels, pengembangan
koneksi-koneksi saraf, densitas jaringan saraf dan volume jaringan otak (Singh et al., 2019).
Perubahan pada fisiologis tersebut tentunya berhubungan dengan meningkatnya perhatian,
meningkatnya seseorang memproses, menyimpan, dan menjawab sebuah informasi,
meningkatnya coping, meningkatnya afeksi positif dan menurunkan sensasi lapar dan sakit
(James et al., 2023). Melihat adanya manfaat dari aktifitas fisik terhadap peningkatan kognitif
dalam prestasi akademik, penulis menjadi ingin mencari tahu lebih dalam korelasinya terhadap
hal tersebut. Prestasi akademik sendiri digunakan secara luas untuk menjelaskan faktor faktor
yang berbeda dalam kesuksesan seseorang di sekolah (Barbosa et al., 2020). Faktor faktor
tersebut nantinya terbagi menjadi 3, yakni kemampuan kognitif dan sikap, perilaku akademik,
serta pencapaian akademik (Vilas, 2021).
Melihat banyaknya manfaat dari aktifitas fisik, sangat disayangkan sekali bahwa
menurut laporan WHO dari “Global Status Report on Physical Activity 2022,” bahwa
diestimasi bahwa 1,4 miliar orang dewasa atau sekitar 27,5% populasi orang dewasa di dunia
tidak menjalani aktifitas fisik sebagaimana mestinya sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
WHO. Pada 2016, tingkatan aktifitas fisik orang dewasa di negara berpenghasilan tinggi
(36,8%) lebih tinggi dua kali lipat dibanding negara berpenghasilan rendah (16,2%) . Rata rata
di setiap negara, perempuan juga terlihat lebih kurang aktif dibanding laki laki (khusunya di
wilayah Mediterania Timur dan wilayah Amerika) (Redondo-Flórez et al., 2022). Pada laporan
juga terlihat beberapa kelompok orang dewasa yang dimaksud diatas dimulai dari yang berumur
18 44 tahun, 45 69 tahun, dan 70 tahun keatas dari berbagai macam benua. Pada kasus ini,
peneliti akan memfokuskan pada data wilayah Benua Asia Tenggara khususnya pada kelompok
berusia 18 44 tahun, karena pada jangkauan inilah terdapat subjek yang akan peneliti teliti
yakni mahasiswa/i (Tadese et al., 2022).
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 747
Berdasarkan data yang ada, terdapat prevalensi kelompok yang dianggap melakukan
aktifitas fisik masih kurang/dibawah anjuran WHO, yakni perempuan berkisar 0 20% (Caputo
& Reichert, 2020), sedangkan laki laki berkisar 20 40% (Utama et al., n.d.). Berdasarkan
data yang dilansir dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020 bahkan disebutkan
bahwa Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mencatat
adanya penurunan aktifitas fisik olahraga selama tahun 2020 sebanyak 77% atau setara dengan
7.852.351 orang (Panjeti-Madan & Ranganathan, 2023). Pada saat itu penurunan terjadi akibat
adanya lonjakan kasus Covid-19 (Organization, 2022). Oleh karena itu, mengingat pentingnya
aktifitas fisik yang tentunya memiliki beragam manfaat, sangat disayangkan masih adanya atau
bahkan tingginya angka prevalensi kurangnya masyarakat kita dalam melakukan aktifitas fisik
(Machek & Janota, 2019). Peneliti sendiri merupakan orang yang cukup giat dalam melakukan
aktifitas fisik (Chu, 2023). Berdasarkan pengamatan peneliti dari lingkungan peneliti sendiri,
yakni Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021/2022, mahasiwa/i yang
berprestasi secara akademik cenderung merupakan mahasiswa/i yang bisa dibilang cukup sering
meluangkan waktunya untuk melakukan aktifitas fisik (Crisafulli & Pagliaro, 2021).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pemecahan permasalahan termasuk metode
Kualitatif (Farid & Sos, 2018). Sedangkan jenis kualitatif yang digunakan adalah
Fenomenologi, maksudnya mengkaji fenomena pengalaman individu yang mengacu pada
sebuah makna tertentu. Selain itu fenomenologi adalah alat ukur untuk memperoleh
pengatahuan mengenai sifat-sifat alami kesadaran dan jenis-jenis khusus pengetahuan orang
pertama, melalui bentuk-bentuk intuisi (Rorong, 2020). Pada dasarnya fenomenologi meneliti
esensi dari pengalaman. Dari fenomena, data lapangan, dan wawanacara kemudian dicari apa
makna dan esensi dibalik fenomena tersebut (La Kahija, 2017).
Kemudian metode pengumpulan datanya menggunakan observasi partisipan artinya
peneliti juga ikut berbaur dengan subyek yang akan dijadikan sampel dalam penelitian.
Selanjutnya wawancara terstruktur dengan menyediakan beberapa pertanyaan terkait
penelitian. Serta dokumentasi untuk mendukung pengumpulan data observasi dan wawancara.
pengambilan sampel dengan simple random sampling (Hadi, 2021).
Selanjutnya setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya dengan menganalisis
data penelitian, analisis dengan cara penyajian data, reduksi data (dengan memilih,
menyederhanakan, dan memusatkan perhatian dari data-data lapangan yang sudah didapatkan),
display data (analisis merancang deretan dan kolom sebuah matriks untuk data kualitatif),
Terakhir adalah penarikan kesimpulan (Langkah ini peneliti akan mengambil garis besar
kesimpulan yang mencangkup informasi-informasi penting dalam suatu penelitian. Penulisan
kesimpulan ini harusnya ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca dan tidak
bertele-tele) (Farid & Sos, 2018).
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Realita yang peneliti temui dalam keseharian mahasiswa kedokteran Angkatan 2022
banyak yang menggunakan kendaraan mobil dan sepeda motor dibandingkan mahasiswa/i yang
berjalan kaki. berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada 35 mahasiswa, 10 diantaranya
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 748
mengendarai mobil, dan 17 diantaranya menggunakan sepeda motor untuk pergi ke kampus dan
yang memilih jalan kaki sebanyak 8 responden.
Dalam penelitian ini diambil sampel 50 mahasiswa dengan jumlah laki-laki sebanyak 20
oaring sedangkan perempuan sebanyak 30 orang. Disini jumlah laki-laki masih lebih sedikit
dibandingakn perempuan. Rata-rata umur mahasiswa yang masih aktif dalam penelitian ini
sebesar 20-23 tahun masuk dalam kategori dewasa. Selain perhitungan aktivitas fisik dengan
cara menghitung jumlah energi yang dibutuhkan dalam penelitian ini disajikan jumlah waktu
yang dilakukan. Pada penelitian ini dilakukan dalam 3 hari yaitu di hari Senin, Rabu dan Sabtu.
Jumlah waktu tidur mahasiswa kedokteran UNTAR rata-rata 6,2 jam bisa dikategorikan normal.
Aktivitas mahasiswa Fakultas Kedokteran diukur dengan basis total energi yang
dilepaskan dalam setiap hari. Kegiatan mahasiswa Fakultas Kedokteran kebanyakan adalah
disibukkan dengan mengerjakan laporan tugas dari dosen dikategorikan rendah karena kurang
mengguanakn fisik dengan energi sebesar 2.201 kkal. Hanya sedikit mahasiswa yang memiliki
kegiatan berat dengan kategori IPK masuk dalam sangat memuaskan, sekitar 5% dari total
subyek penelitian yang digunakan. Keseluruhan rerata kegiatan yang dilakukan mahasiswa
dalam kategori sedang dirilis dengan nilai sebesar 2.339 kkal. Kegiatan ini tidak mempengaruhi
IPK mahasiswa Fakultas kedokteran.
Total dari 50 subyek penelian ada sekitar 5-10 mahasiswa/i yang melakukan olahraga
secara rutin, misalnya jogging, aerobic, fitness bahkan poudfit. Selain itu mahasiswa/i tersebut
juga sudah terdaftar sebagai member di tempat olahraga yang mereka sering lakukan. Hal
tersebut terlihat betapa antusiasnya dalam hal aktivitas fisik, meskipun begitu
mahasiswa/mahasiswi tersebut tetap memperhatikan perkuliahannya dan prestasinya dalam
belajar di kampus fakultas kedokteran UNTAR.
Sebaliknya mahasiswa yang tergolong sedang atau melakukan aktivitas fisiknya kadang-
kadang saja bisa dikatakan hanya setiap holiday di hari minggu. Bisa juga saat car free day,
tetapi masih mending dari pada tidak sama sekali. Mahasiswa/i yang tergolong sedang ini sekitar
15-17 orang, melakukan olahraganya secara bersamaan atau berkelompok yang kemudian
setelah olahraga biasanya dilanjutkan dengan makan bersama dan mengerjakan tugas dari
kampus. Terakhir mahasiswa/i yang tergolong rendah ada sekitar 5-8 orang, dikatakan rendah
karena hampir sebulan sekali bahkan tidak sama sekali melakukan olahraga. Hanya fokus di
pengerjaan tugas yang diberikan oleh kampus. Tetapi dari semua tipe mahasiswa/i tersebut tidak
semuanya mempengaruhi IPK saat perkuliahan, artinya ada yang aktif berolahraga tetap IPK
memuaskan, ada juga yang tidak pernah olahraga tapi IPK kurang memuaskan.
Pembahasan
Pentingnya aktivitas fisik dilakukan saat menempuh belajar agar seimbang antara
aktivitas kognitif dengan aktivitas fisik, sehingga peredaran darah dan daya fikir menjadi lebih
bisa digunakan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dalam perkuliahan. Menurut WHO,
aktifitas fisik merupakan segala jenis gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan energy (Vilas, 2021). Aktifitas fisik mengacu pada segala jenis pergerakan dalam
satu waktu, untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, atau sebagai bagian dari
pekerjaan seseorang. Kedua jenis aktifitas fisik baik dari yang intensitas sedang hingga yang
berat dapat meningkatkan kesehatan fisik.Selain itu, menurut CDC, aktifitas fisik merupakan
salah satu hal yang dapat dilakukan oleh orang-orang untuk meningkatkan kesehatan mereka.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 749
Mereka berpendapat bahwa aktifitas fisik merupakan ujung tombak dalam penuaan yang sehat
dan dapat mengurangi beban penyakit kronis dan mencegah kematian dini (Machek & Janota,
2019).
Pada realitanya mahasiswa/i dikatakan berhasil bukan hanya dilihat dari hasil belajar
atau IPK, akan tetapi jika mahasiswa/i mendapatkan hasil dari belajar IPK dengan memuaskan
itu akan membuat kebanggaan tersendiri karena perjuangan yang tidak mudah, didalamnya ada
pengorbanan Waktu, materi, tenaga serta hal yang lainnya. Realita tersebut relevan dengan teori
tentang Prestasi akademik merupakan sebuah tolak ukur pada pelajar, pengajar, atau institusi
pendidikan sebagai tujuan mereka untuk mencapai tujuan jangka pendek maupun panjang dan
diukur dengan beberapa penilaian berkelanjutan atau indeks prestasi kumulatif (IPK) (Redondo-
Flórez et al., 2022).
Sebuah penelitian korelasional yang dilakukan pada SMK di Indonesia menemukan
bahwa pelajar yang memiliki prestasi akademik yang baik memiliki penghasilan lebih tinggi,
manfaat baik dalam pekerjaan, dan lebih banyak peluang yang dapat meningkatkan kualitas diri
mereka. Pelajar yang sukses secara akademis memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih
rendah, kecemasan dan depresi yang lebih rendah, dan cenderung baik dalam bersosial serta
tercatat lebih kurang melenceng dalam substansi social (Vilas, 2021). Namun, sebuah penelitian
seksional silang di Malaysia pada institusi pendidikan tinggi menemukan bahwa meningkatnya
jumlah pelajar yang tidak lulus tepat waktu memiliki arti bahwa mereka tidak dapat berusaha
dengan maksimal pada studinya (Tadese et al., 2022).
Berdasarkan literatur empiris yang ada, tanpa mengesamingkan metode pengukuran
prestasi akademik lainnya, IPK ditemukan sebagai alat ukur kinerja akademik yang diterima
dan diakui secara universal pada bidang pendidikan, diikuti dengan besarnya ilmu pengetahuan
yang diperoleh siswa dan kemampuan yang didapat dari paparan hasil belajar. Supermasi IPK
dibanding data-data pengukuran lainnya diyakini sebagai data prestasi akademik seorang siswa
yang siap dan dipercaya. Sedangkan Berdasarkan literatur empiris yang ada, tanpa
mengesamingkan metode pengukuran prestasi akademik lainnya, IPK ditemukan sebagai alat
ukur kinerja akademik yang diterima dan diakui secara universal pada bidang pendidikan,
diikuti dengan besarnya ilmu pengetahuan yang diperoleh siswa dan kemampuan yang didapat
dari paparan hasil belajar. Supermasi IPK dibanding data data pengukuran lainnya diyakini
sebagai data prestasi akademik seorang siswa yang siap dan dipercaya (Organization, 2022).
Kesimpulan
Pada penelitian ini hasil IPK rata-rata Mahasiswa Fakultas Kedokteran masuk dalam
kategori memuaskan sebesar 3,40. Rata-rata aktivitas fisik mahasiswa dikategorikan sedang
dengan nilai energi sebesar 2.339 kkal. Rata-rata tidur durasi mahasiswa aktif sebesar 6,2 jam
dan kegiatan ringan menghabiskan waktu sebesar 12-14 jam. Dari hasil observasi dan
wawancara tidak ada pengaruh yang signifakan dari aktivitas fisik terhadap IPK. Rata-rata
aktivitas mahasiswa masuk dalam yang rajin olahraga 8-10 oarang, intensitasnya sedang dalam
olahraga 15-17 orang, dan yang sama sekali jarang olahraga sekitar 5-8 orang. Sehingga
aktivitas fisik pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IPK mahasiswa.
Aktivitas fisik dan prestasi akademik tidak mempengaruhi IPK mahasiswa Fakultas Kedokteran
UNTAR Tahun 2022/2023.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 750
Bibliografi
Barbosa, A., Whiting, S., Simmonds, P., Scotini Moreno, R., Mendes, R., & Breda, J. (2020).
Physical activity and academic achievement: an umbrella review. International Journal of
Environmental Research and Public Health, 17(16), 5972.
Caputo, E. L., & Reichert, F. F. (2020). Studies of physical activity and COVID-19 during the
pandemic: a scoping review. Journal of Physical Activity and Health, 17(12), 12751284.
Chu, H. L. M. (2023). Physical Activity and Health Improvement: Can More Be Achieved? In
Gaps and Actions in Health Improvement from Hong Kong and Beyond: All for Health
(pp. 177194). Springer.
Crisafulli, A., & Pagliaro, P. (2021). Physical activity/inactivity and COVID-19. European
Journal of Preventive Cardiology, 28(16), e24e26.
Donnelly, J. E., Hillman, C. H., Greene, J. L., Hansen, D. M., Gibson, C. A., Sullivan, D. K.,
Poggio, J., Mayo, M. S., Lambourne, K., & Szabo-Reed, A. N. (2017). Physical activity
and academic achievement across the curriculum: Results from a 3-year cluster-
randomized trial. Preventive Medicine, 99, 140145.
Farid, M., & Sos, M. (2018). Fenomenologi: dalam penelitian ilmu sosial. Prenada Media.
Füzéki, E., Groneberg, D. A., & Banzer, W. (2020). Physical activity during COVID-19
induced lockdown: recommendations. Journal of Occupational Medicine and Toxicology,
15(1), 25.
Hadi, A. (2021). Penelitian kualitatif studi fenomenologi, case study, grounded theory,
etnografi, biografi. CV. Pena Persada.
Han, G.-S. (2018). The relationship between physical fitness and academic achievement among
adolescent in South Korea. Journal of Physical Therapy Science, 30(4), 605608.
James, J., Pringle, A., Mourton, S., & Roscoe, C. M. P. (2023). The effects of physical activity
on academic performance in school-aged children: A systematic review. Children, 10(6),
1019.
La Kahija, Y. F. (2017). Penelitian fenomenologis: Jalan memahami pengalaman hidup. PT
kanisius.
Machek, O., & Janota, J. (2019). The Relationship between Physical Activity and Academic
Achievement of University Students. Journal of Research in Higher Education, 3(1), 22
36.
Organization, W. H. (2022). Global status report on physical activity 2022: country profiles.
World Health Organization.
Panjeti-Madan, V. N., & Ranganathan, P. (2023). Impact of screen time on children’s
development: cognitive, language, physical, and social and emotional domains.
Multimodal Technologies and Interaction, 7(5), 52.
Redondo-Flórez, L., Ramos-Campo, D. J., & Clemente-Suárez, V. J. (2022). Relationship
between physical fitness and academic performance in university students. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 19(22), 14750.
Rorong, M. J. (2020). Fenomenologi. Deepublish.
Singh, A. S., Saliasi, E., Van Den Berg, V., Uijtdewilligen, L., De Groot, R. H. M., Jolles, J.,
Andersen, L. B., Bailey, R., Chang, Y.-K., & Diamond, A. (2019). Effects of physical
activity interventions on cognitive and academic performance in children and adolescents:
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 751
a novel combination of a systematic review and recommendations from an expert panel.
British Journal of Sports Medicine, 53(10), 640647.
Tadese, M., Yeshaneh, A., & Mulu, G. B. (2022). Determinants of good academic performance
among university students in Ethiopia: a cross-sectional study. BMC Medical Education,
22(1), 395.
Tison, G. H., Avram, R., Kuhar, P., Abreau, S., Marcus, G. M., Pletcher, M. J., & Olgin, J. E.
(2020). Worldwide effect of COVID-19 on physical activity: a descriptive study. Annals
of Internal Medicine, 173(9), 767770.
Utama, D. D. P., Doewis, M., Ekawati, F. F., & Riyadi, S. (n.d.). Aktivitas Fisik dan Motivasi
Belajar Siswa Sekolah Menengah: Tinjauan Status Gizi. Seminar Nasional Pendidikan,
98.
Vilas, I. B. (2021). The Relation Between Physical Activity and Academic Performance.