JUSINDO, Vol. 6 No. 2, Juli 2024
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Efektivitas Penggunaan Aloe Vera pada Luka Bakar
Sely Maks
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Email: sely.[email protected]om
ABSTRAK
Kata Kunci:
Luka bakar masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama
secara global yang disebabkan oleh trauma panas, bahan kimia, atau
listrik. Penyebab paling sering yaitu trauma panas seperti cairan
panas, benda panas atau api. Luka bakar dapat berdampak pada
gangguan permanen pada penampilan dan fungsi pasien. Aloe vera
mengandung bahan aktif yang dapat mempercepat proses
penyembuhan luka bakar. Maka itu tujuan dari penelitian ini untuk
menilai efektifitas penggunaan aloe vera pada luka bakar dengan
metode penelitian secara tinjauan literatur, data diperoleh
menggunakan database elektronik, yaitu PubMed, NCBI dan Google
Scholar dengan kata kunci aloe vera, luka bakar dan burns. Hasil dari
tinjauan 7 jurnal dapat disimpulkan bahwa aloe vera secara
signifikan dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar
karena terdapat bahan aktif dalam aloe vera yang dapat merangsang
proliferasi fibroblas dan re-epitelisasi yang berguna untuk proses
penyembuhan luka.
ABSTRACT
Burn injury is a global health problem caused by heat,
chemicals, or electricity. The most common cause is thermal
burns such as hot liquids (scalds), hot solids (contact burns),
or flames (flame burns). Burns can cause permanent impact
on the patient’s appearance and function. Aloe vera contains
active ingredients that can help the healing process of burn
wounds faster. Therefore, the aim of this research is to review
the efficacy of aloe vera used for burn injury. The methods of
this research is literature review using data from electronic
database, such as PubMed, NCBI and Google Scholar with the
keyword aloe vera, luka bakar, and burns. The result from the
review of 7 journals can be concluded that aloe vera
significantly help the healing process of burn wounds faster
because it contains various active ingredients which can
stimulate fibroblast proliferation and re-epithelialization that
is useful for the wound healing process.
Aloe vera; Luka Bakar
Keywords:
Aloe vera; Burns
Coresponden Author: Sely Maks
Email: sely.maks@yahoo.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 831
Pendahuluan
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh trauma panas, bahan kimia,
atau listrik (Association, 2018).
Penyebab paling sering yaitu trauma panas seperti cairan panas,
benda panas atau api (WHO, 2018). Luka bakar masih merupakan salah satu masalah kesehatan
utama secara global yang dapat berdampak pada gangguan permanen pada penampilan dan fungsi
pasien (Kemenkes RI, 2019).
Menurut WHO, sekitar 180.000 orang di dunia meninggal akibat
luka bakar setiap tahun dan paling sering terjadi di negara menengah ke bawah (WHO, 2018).
Di
Indonesia belum ada data nasional mengenai angka kejadian luka bakar di seluruh Indonesia.
Umumnya pusat luka bakar di RSUP atau RSUD yang ada bedah plastic mempunyai data pasien
yang dirawat di unit luka bakar RSUP atau RSUD tersebut (Kemenkes RI, 2019). Menurut data
Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka kejadian luka bakar di Sumatera Utara sebanyak 1%
(Aulia & Pane, 2023; Nadya & Usiono, 2023).
Klasifikasi luka bakar dapat dibagi menjadi empat derajat sesuai dengan kedalaman luka.
Luka bakar derajat pertama adalah kerusakan superficial yang terbatas sampai epidermis dan
ditandai dengan kemerahan, hipersensitivitas, nyeri dan tidak ada kulit yang terkelupas. Derajat
kedua mengenai epidermis dan sebagian dermis, kulit akan tampak merah dan melepuh. Pada
derajat ketiga, kerusakan melibatkan seluruh ketebalan epidermis dan dermis, termasuk
pelengkap kulit. Luka yang menembus lapisan lemak subdermal di bawah kulit diklasifikasikan
sebagai luka bakar derajat empat (Association, 2018).
Pada beberapa penelitian penggunaan silver sulfadiazine dapat menyebabkan efek samping
seperti leukopenia dan toksisitas ginjal, maka itu penggunaan terapi alternatif obat herbal seperti
aloe vera lebih aman untuk tatalaksana luka bakar (Aulia & Pane, 2023). Proses penyembuhan
luka terdapat tiga fase, yaitu fase inflamasi, proliferasi kemudian maturasi dan remodeling
(Wallace dkk., 2023). Aloe vera mengandung bahan aktif seperti glukomannan dan acemannan
yang dapat merangsang aktifitas dan proliferasi fibroblas (Sikumbang, 2020). Acemannan juga
dapat meningkatkan jumlah makrofag dan merangsang fibroblas untuk menghasilkan
keratinocyte growth factor-1 (KGF-1) untuk proses re-epitelisasi (Aulia & Pane, 2023).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hasil penelitian pada efektifitas dan
keamanan penggunaan aloe vera dalam tatalaksana pasien luka bakar.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan literatur. Sumber data diperoleh
menggunakan database elektronik, yaitu PubMed, NCBI dan Google Scholar dari tahun
2018-2023 dengan kata kunci aloe vera, luka bakar dan burns. Artikel memakai bahasa
Indonesia dan bahasa inggris. Sesuai dengan kata kunci yang dicari dan dilakukan
skirining yang memenuhi kriteria inklusi yaitu tulisan yang berupa penelitian
eksperimental efek aloe vera pada luka bakar dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi
yaitu tulisan yang berupa tinjauan literatur, didapatkan 7 jurnal mengenai efektifitas aloe
vera pada pasien luka bakar yang akan ditinjau.
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian Aulia L dan Pane YS, dilakukan penelitian eksperimental
dengan rancangan posttest-only control group design yang menggunakan 54 ekor tikus
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 832
putih. Pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yang terdiri dari 9
kelompok, yaitu 3 kelompok kontrol (I) yang terdiri dari tikus normal, 3 kelompok kontrol
negatif (II) yang diberi luka bakar derajat II dengan basis gel (tanpa ekstrak lidah buaya),
dan 3 kelompok perlakuan (III) yang diberi luka bakar derajat II dengan gel ekstrak lidah
buaya. Pengambilan jaringan kulit dilakukan pada hari ke-3, -14, dan -21 setelah luka
bakar, kemudian diamati jumlah makrofag, fibroblas, dan ketebalan epidermis secara
mikroskopis. Hasil dari penelitian Aulia L dan Pane YS didapati perbedaan rerata jumlah
makrofag, jumlah fibroblas, dan ketebalan epidermis yang signifikan pada seluruh
kelompok (p<0,05) terutama pada kelompok perlakuan (III) di hari ke 14 (Aulia & Pane,
2023).
Analisis in vitro dilakukan Teplicki E dkk. untuk melihat proliferasi dan migrasi sel
pada fibroblas dan keratinosit kulit manusia normal dalam media pertumbuhan dengan
larutan aloe vera dan bahan pengawet. Media pertumbuhan dengan bahan pengawet tanpa
aloe vera dijadikan sebagai kontrol. Hasil dari analisis tersebut didapati aloe vera
memilifiki efek stimulasi yang signifikan terhadap proliferasi sel dan migrasi fibroblast
dan keratinosit. Aloe vera juga menunjukkan efek perlindungan pada kematian keratinosit
yang disebabkan bahan pengawet. Keratinosit pada media pertumbuhan dengan larutan
aloe vera dan bahan pengawet memiliki viabilitas yang jauh lebih tinggi dibangikan
dengan media pertumbuhan kontrol (Teplicki dkk., 2018).
Yolanda O dkk membandingkan pengaruh aplikasi topikal madu, gel aloe vera, dan
Moist Exposed Burn Ointment (MEBO) terhadap kepadatan kolagen dan proses
penyembuhan luka bakar derajat dua pada tikus. Digunakan 28 ekor tikus sebagai sampel
dan dibagi menjadi empat kelompok yang dipilih secara acak untuk aplikasi topikal harian
dengan NaCl, madu, gel aloe vera dan MEBO, kemudain dilakukan biopsi kulit pada hari
ke-7 dan dibuat sediaan histopatologi kulit untuk dihitung kepadatan kolagennya.
Hasilnya didapati pemberian topikal madu, aloe vera dan MEBO dapat meningkatkan
pembentukan kolagen dan mempercepat proses penyembuhan luka bakar, dengan tingkat
pembentukan kolagen paling tinggi di kelompok madu, diikuti kelompok MEBO dan aloe
vera (Yolanda dkk., 2021).
Selanjutnya, pada penelitian Rahman MS dkk membandingkan penggunaan gel
human amniotic membrane (AM), aloe vera (AV) dan gabungan AM + AV pada tikus
luka bakar derajat dua. Pada evaluasi hari ke-24 kelompok penggunaan AV mengalami
penyembuhan luka 95%, diikuti kelompok AM + AV sebanyak 90%, kelompok AM 87%
dan kelompok kontrol sebanyak 80%. Rerata waktu re-epitalisasi di kelompok AV
tampak di hari ke-27. Diikuti kelompok AM + AV 29 hari, kelompok AM 30 hari dan
kontrol 32.5 hari (Rahman dkk., 2019).
Penilitian di Iran membandingkan penggunaan silver sulfadiazine dan aloe vera
pada 34 pasein luka bakar derajat satu dan dua kemudian dilakukan evaluasi selama 2
minggu. Kelompok penggunaan aloe vera menunjukkan proses penyembuhan luka yang
lebih cepat dan mengurangi keluhan gatal dan nyeri yang lebih cepat dibandingkan
penggunaan silver sulfadiazine (Mahboub dkk., 2021).
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 833
Perbandingan antara penggunaan injeksi intradermal mesenchymal stem cells
(MSCs) dan aloe vera topikal pada pasien luka bakar derajat dua diteliti oleh Imbarak N
dkk. Penelitian dilakukan pada 60 tikus putih dan dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok
I sebagai kontrol negatif, kelompok II diberikan aloe vera topikal, kelompok II diberikan
injeksi intradermal MSCs, kelompok IV sebagai subjek luka bakar, kelompok V
diberikan aloe vera setelah luka bakar, kelompok VI diberikan injeksi intradermal MSCs
setelah luka bakar. Evaluasi dilakukan di hari ke-14 dan 21 dan diambil specimen kulit
untuk pemeriksaan histologi. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan penyembuhan
luka bakar pada kelompok topikal aloe vera lebih cepat daripada injeksi intradermal
MSCs (Imbarak dkk., 2021).
Pada penelitian Atiba A dkk. dibandingkan antara terapi oral suplemen aloe vera
dan topikal aloe vera pada luka bakar derajat dua yang dilakukan pada tikus. Terdapat 3
kelompok pada penelitian tersebut, yaitu kelompok kontrol, kelompok yang diberikan
topikal aloe vera dan kelompok yang diberikan oral suplemen aloe vera, kemudian
dilakukan evaluasi selama 30 hari. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah kedua
terapi baik oral maupun topikal dapat mengobati luka bakar dengan meningkatkan faktor
pertumbuhan dan antioksidan jaringan kulit (Atiba dkk., 2022).
Pembahasan
Berdasarkan analisa jurnal yang dilakukan, terdapat 7 jurnal penelitian yang
membahas efektifitas penggunaan aloe vera pada luka bakar. Aloe vera mempunyai efek
penyembuhan yang luka yang lebih cepat dibandingkan dengan beberapa terapi lainnya.
Terdapat kandungan glukomannan dalam aloe vera yang berinteraksi dengan faktor
pertumbuhan kemudian menstimulus aktifitas fibroblas dan proliferasi yang dapat
meningkatkan pembentukan kolagen. Selain itu, terdapat juga kandungan acemannan
yang juga dapat meningkatkan proliferasi fibroblas (Aulia & Pane, 2023; Devi dkk.,
2021). Pada penelitian Yolanda O dkk didapati pemberian topikal aloe vera dapat
meningkatkan pembentukan kolagen dan mempercepat proses penyembuhan luka bakar,
karena aloe vera mengandung bahan aktif seperti flavonoid, saponin, asam amino,
vitamin, dan mineral. Efek peningkatan kolagen ini memperkuat matriks jaringan dan
mempunyai peran penting dalam homeostasis dan epitelisasi (Yolanda dkk., 2021).
Pada fase proliferasi penyembuhan luka melibatkan re-epitelisasi dan pembentukan
jaringan granulasi, yang meliputi fibroplasia dan angiogenesis. Re-epitelisasi mengacu
pada pelapisan ulang epidermis oleh keratinosit yang mulai bermigrasi 12 hingga 24 jam
setelah cedera. Migrasi dan proliferasi sel-sel ini penting untuk reepitelisasi dan
penutupan celah luka. Selama pembentukan jaringan granulasi, fibroblas bermigrasi,
berproliferasi, dan mensintesis sejumlah besar kolagen dan matriks ekstraseluler lainnya
untuk mengisi cacat dermal dalam proses yang dikenal sebagai fibroplasia. Selama
angiogenesis, pembuluh darah baru terbentuk di area luka. Angiogenesis bergantung pada
migrasi dan proliferasi sel endotel dari pembuluh darah yang sudah ada di tepi luka. Pada
penelitian Teplicki dkk. aloe vera mempercepat penyembuhan luka dengan memicu
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 834
proliferasi fibroblast dan keratinosit serta merangsang migrasi sel (Stella &
Wahyuningsih, 2021; Teplicki dkk., 2018).
Kesimpulan
Pada tinjauan literatur ini telah dianalisis 7 artikel mengenai efektifitas penggunaan
aloe vera pada luka bakar dan dapat disimpulkan bahwa aloe vera secara signifikan dapat
mempercepat proses penyembuhan luka bakar karena terdapat bahan aktif dalam aloe
vera yang dapat merangsang proliferasi fibroblas dan re-epitelisasi yang berguna untuk
proses penyembuhan luka.
Bibliography
Association, A. B. (2018). Advanced Burn Life Support Course Provider Manual.
Atiba, A., Abdo, W., Ali, E., Abd-Elsalam, M., Amer, M., Abdel Monsef, A., Taha, R.,
Antar, S., & Mahmoud, A. (2022). Topical and oral applications of Aloe vera
improve healing of deep second-degree burns in rats via modulation of growth
factors. Biomarkers, 27(6), 608617.
https://doi.org/10.1080/1354750X.2022.2085800
Aulia, L., & Pane, Y. S. (2023). Effect of Aloe vera extract in post-burn skin repair in
rats. F1000Research, 11, 168. https://doi.org/10.12688/f1000research.79538.3
Devi, P. I. D. C., Wardani, I. G. A. A. K., & Suena, N. M. D. S. (2021). Potensi Tanaman
Herbal terhadap Peningkatan Jumlah Fibroblas dalam Penyembuhan Luka Bakar.
Ushada:, 1(1), 1722.
Imbarak, N., Abdel-Aziz, H. I., Farghaly, L. M., & Hosny, S. (2021). Effect of
mesenchymal stem cells versus aloe vera on healing of deep second-degree burn.
Stem Cell Investigation, 8, 1212. https://doi.org/10.21037/sci-2020-030
Kemenkes RI. (2019, November 7). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Luka Bakar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://kemkes.go.id/id/pnpk---tata-laksana-luka-bakar
Mahboub, M., Aghazadeh Attari, A. M., Sheikhalipour, Z., Mirza Aghazadeh Attari, M.,
Davami, B., Amidfar, A., & Lotfi, M. (2021). A Comparative Study of the Impacts
of Aloe vera Gel and Silver sulfadiazine Cream 1% on Healing, Itching and Pain of
Burn Wounds: A Randomized Clinical Trial. Journal of Caring Sciences.
https://doi.org/10.34172/jcs.2021.036
Nadya, L., & Usiono, U. (2023). Sistematik Literatur Review (SLR) Pertolongan Pertama
pada Luka Bakar Menurut Tingkat Keparahan. nnovative: Journal Of Social Science
Research, 3(5), 30043009.
Rahman, M. S., Islam, R., Rana, M. M., Spitzhorn, L.-S., Rahman, M. S., Adjaye, J., &
Asaduzzaman, S. M. (2019). Characterization of burn wound healing gel prepared
from human amniotic membrane and Aloe vera extract. BMC Complementary and
Alternative Medicine, 19(1), 115. https://doi.org/10.1186/s12906-019-2525-5
Sikumbang, I. M. (2020). Aktivitas Penyembuahan Luka Kombinasi Spray Ekstrak Aloe
Vera dengan Hydrocoloid Dressing sebagai Mousture Balance terhadap Luka Akut
pada Mencit (Mus musculus) BALB/C Jantan [Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Magelang]. http://eprintslib.ummgl.ac.id/id/eprint/1648
Stella, E., & Wahyuningsih, K. A. (2021). Perbandingan Perubahan Luas Luka dan
Angiogenesis pada Luka Bakar Derajat IIB Tikus Sprague Dawley yang Diberikan
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 835
Advanced Platelet-rich Fibrin dan Advanced Platelet-rich Fibrin Plus. Jurnal
Kesehatan Andalas, 10(2), 94. https://doi.org/10.25077/jka.v10i2.1616
Teplicki, E., Ma, Q., Castillo, D. E., Zarei, M., Hustad, A. P., Chen, J., & Li, J. (2018).
The Effects of Aloe vera on Wound Healing in Cell Proliferation, Migration, and
Viability. Wounds : a compendium of clinical research and practice, 30(9), 165
268.
Wallace, H. A., Basehore, B. M., & Zito, P. M. (2023). Wound Healing Phases. StatPearls
Publishing.
WHO. (2018). Burns. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/burns
Yolanda, O., Yuliana, S. D., & Nugraha, Y. (2021). Effect of Honey, Aloe vera, and
MEBO on Collagen Density in Healing Process of Second Degree Burns in Rats. Al-
Kauniyah: Jurnal Biologi, 14(1), 152161.
https://doi.org/10.15408/kauniyah.v14i1.16734