Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 805
distribusi status pekerjaan individu dalam keluarga mengungkapkan bahwa petani merupakan
jenis pekerjaan yang paling dominan dengan jumlah sebanyak 9.793 individu, menyumbang
sekitar 36.42% dari total jumlah individu dalam keluarga. Disusul oleh pekerja swasta dengan
jumlah sebanyak 7.298 individu, yang mencakup sekitar 27.14% dari total jumlah individu dalam
keluarga. Selanjutnya, pekerja lepas menyumbang sebanyak 5.614 individu, mencakup sekitar
20.88% dari total jumlah individu dalam keluarga. Teori jenis pekerjaan orang tua sebagai
penyebab stunting pada anak mungkin berkaitan dengan faktor-faktor seperti akses terhadap gizi
yang cukup, lingkungan yang sehat, dan perhatian yang memadai terhadap kesehatan anak.
Beberapa jenis pekerjaan, terutama yang terkait dengan upah rendah atau pekerjaan informal,
mungkin tidak memberikan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
kesehatan anak secara adekuat.
Pekerjaan dengan jadwal kerja yang panjang atau beban kerja yang berat juga dapat
menghambat orang tua dalam memberikan perhatian yang cukup terhadap anak-anak mereka. Hal
ini bisa mengakibatkan anak-anak menerima perawatan yang kurang optimal, termasuk
kurangnya akses terhadap makanan bergizi, perawatan medis yang tepat waktu, dan stimulasi
pertumbuhan yang cukup.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu stunting memiliki
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang yang berdampak pada kesehatan dan
perkembangan individu di masa depan (Leroy & Frongillo, 2019). Merujuk WHO terhadap
kriteria stunting, prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong kategori tinggi (>20%), hal
tersebut terlihat dari Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 yang menunjukkan
prevalensi balita stunting berhasil turun dari 21,6 persen pada tahun 2022 menjadi 21,5 persen di
tahun 2023, sedangkan untuk baduta stunting, jumlah nya pada pada tahun 2022 sebanyak
1.538.729 anak dari total anak stunting 4.558.899 anak.
Anak stunting disebabkan karena berbagai faktor, dalam penelitian ini akan mengulas
terkait penyebab stunting dari perspektif lingkungan keluarga, sanitasi dan dukungan sosial dari
masyarakat, dengan penjelasan masing masing sebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan keluarga memainkan peran kunci dalam mempengaruhi kondisi
stunting pada anak-anak. Stunting, atau keterlambatan pertumbuhan pada anak, sering
kali terjadi karena kombinasi dari berbagai faktor, dan lingkungan keluarga menjadi salah
satu faktor yang penting, menurut Bronfenbrenner lingkungan keluarga adalah salah
satu dari beberapa sistem yang saling terkait dalam mempengaruhi perkembangan
individu. Menurut Bronfenbrenner, lingkungan keluarga merupakan salah satu
lingkungan terdekat yang memiliki dampak yang paling signifikan dalam perkembangan
anak. Yang termasuk dalam lingkungan keluarga selain interaksi antar anggota keluarga,
juga diantara nya adalah bagaimana melihat kondisi kepemilikan atau akses keluarga
terhadap air bersih,rumah tempat tinggal yang layak dan penggunaan jamban yang layak.
2. Faktor Karakteristik Orang Tua
Untuk mengetahui karakterisitik orang tua dalam penelitian ini akan membagi nya dalam
3 sub indikator yang dapat mempengaruhi anak stunting di antara nya :
a) Pendidikan orang tua
Friedman mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dapat
mempengaruhi pola pikir dan upaya mereka dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan keluarga melalui informasi. Pendidikan orang tua sangat