JUSINDO, Vol. 6 No. 2, Juli 2024
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 752
Penatalaksanaan Pseudokista Aurikula Unilateral Menggunakan
Teknik Kompresi dengan Dental Elastomer
A.A. Gede Indra Pramana Putra
1
, I Gusti Ayu Oka Sri Utari
2
RSUD Bangli, Bali, Indonesia
ABSTRAK
Kata Kunci:
Pendahuluan: Pseudokista aurikula bukan merupakan suatu
keganasan, namun apabila tidak dilakukan perawatan dapat
menyebabkan deformitas daun telinga. Terdapat beberapa metode
penatalaksanaan kasus pseudokista aurikula. Pada laporan kasus ini
akan dijelaskan mengenai perawatan pseudokista aurikula minimal
invasif dengan menggunakan injeksi steroid intralesi dan kompresi
dengan dental elastomer. Laporan kasus: Seorang laki- laki usia 51
tahun datang ke poli THT-KL RSUD Bangli dengan keluhan
terdapat benjolan pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis ditemukan benjolan pada
telinga kanan dengan ukuran 2x1 cm dengan konsistensi lunak dan
tidak ada tanda inflamasi. Hasil aspirasi didapatkan cairan bening
dengan konsistensi kental berwarna kuning kecoklatan sebanyak 1
cc. Diagnosis klinis pada kasus ini adalah pseudokista aurikula
dextra. Penatalaksanaan kasus: Pada kunjungan awal dilakukan
injeksi steroid intralesi, namun tidak ditemukan perbaikan kondisi
yang signifikan. Dilakukan perawatan kompresi dengan dental
elastomer sebagai perawatan lanjutan. Tidak ditemukan kekambuhan
setelah kontrol selama 2 minggu. Kesimpulan: Penatalaksanaan
kasus pseudokista aurikula dengan teknik kompresi dengan dental
elastomer dinyatakan berhasil tanpa ditemukan kekambuhan selama
2 minggu kontrol.
ABSTRACT
Introduction: Pseudocyst auricle is not a malignancy, but if
not treated can cause deformity of the auricle. There are
several methods of managing cases of auricular pseudocysts.
This case report will describe the treatment of minimally
invasive auricle pseudocysts using intralesional steroid
injections and compression with dental elastomers. Case
report: A 51-year-old man came to the ENT-KL poly of Bangli
Hospital complaining of a lump in his right ear since 1 week
ago. Based on the results of clinical examination, a lump was
found on the right ear with a size of 2x1 cm with a soft
consistency and no signs of inflammation. The aspiration
results obtained a clear liquid with a thick brownish-yellow
consistency as much as 1 cc. The clinical diagnosis in this case
is dextra auricle pseudocyst. Case management: At the initial
visit, intralesional steroid injections were performed, but no
significant improvement in the condition was found.
Compression treatment with dental elastomer as follow-up
treatment. No recurrence was found after the 2-week control.
Conclusion: Management of cases of pseudocyst auricle with
Pseudokista Aurikula;
Injeksi Steroid Intralesi;
Kompresi; Dental Elastomer
Keywords:
Pseudokista Aurikula;
Injeksi Steroid Intralesi;
Kompresi; Dental Elastomer
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 753
compression technique with dental elastomer was declared
successful without recurrence during 2 weeks of control.
Coresponden Author: A.A. Gede Indra Pramana Putra
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Pseudokista aurikula adalah kondisi yang jarang terjadi dan bukan merupakan
keganasan (Parajuli & Kshetry, 2020). Sinonim lain untuk kondisi ini adalah
intracartilaginous cyst, endochondral pseudocyst, dan idiopathic cystic chondromalacia
(Cader, 2018). Penyakit ini muncul sebagai pembengkakan yang spontan, tidak nyeri,
dan terjadi pada permukaan daun telinga (Parajuli & Kshetry, 2020). Pseudokista aurikula
umumnya unilateral yang terjadi pada laki-laki dengan kelompok usia rata-rata 35-40
tahun (Agrawal dkk., 2020). Pseudokista aurikula umumnya kondisi idiopatik (Mahajan,
2019). Namun, trauma ringan yang terjadi pada daun telinga karena aktivitas sehari-hari
seperti tidur di bantal yang keras, memakai helm, menggunakan earphone atau
headphone, menggosok dan menarik telinga dianggap sebagai faktor predisposisi
(Dutsch-Wicherek dkk., 2019).
Lokasi yang paling umum terkena pada daerah fossa skafoid (Shirsath, 2022).
Dalam sebagian besar kasus, pseudokista aurikula tidak menunjukkan gejala. Namun,
terkadang hal ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada daun telinga. Ukuran
diameternya berkisar antara 1 hingga 5 cm, dan isinya biasanya berupa cairan kental
berwarna kuning, meskipun terkadang terlihat cairan bening berwarna kuning pucat
(Tawab & Tabook, 2019 ; Khan, 2013). Secara histologis, pseudokista ditandai dengan
rongga antar tulang rawan yang tidak memiliki lapisan epitel, dengan tulang rawan yang
menipis dan degenerasi hialinisasi di sepanjang batas ruang kistik dan jaringan granulasi
(Babu, 2017). Diagnosis bandingnya meliputi hematoma subperikondral yang disebabkan
oleh akumulasi darah akibat trauma, polikondritis yang kambuh, dan selulitis (Rao,
2018).
Pseudokista aurikula, jika tidak diobati dapat menyebabkan deformitas daun telinga
yang progresif menyerupai bentuk kembang kol atau sering disebut cauliflower ear
karena terjadi fibrosis pada tulang rawan (Dong dkk., 2021).2 Tujuan perawatan adalah
untuk menghilangkan kista tanpa kekambuhan dan mengembalikan bentuk kosmetik
daun telinga yang kembali normal (Aydin, 2017). Pilihan perawatan untuk pseudokista
aurikula diantaranya aspirasi sederhana , suntikan steroid intralesi, dan aspirasi dengan
jahitan bertekanan (Liu, 2020). Tekanan yang tepat akan meningkatkan keberhasilan
perawatan tersebut karena dapat meminimalkan kemungkinan penumpukan cairan
(Yoshioka dkk., 2021).
Beberapa teknik untuk memberikan tekanan pada telinga telah dikembangkan
seperti jahitan bedah yang bersifat invasif, namun terdapat teknik lain yang non-invasif.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. x, No. x, Month 2024 | 754
Dental elastomer telah digunakan untuk pengobatan berbagai kelainan bentuk wajah
seperti operasi hidung karena kemampuannya menyesuaikan berbagai permukaan tubuh
yang melengkung (Yoshioka dkk., 2021). Pada laporan kasus ini akan dijelaskan
mengenai perawatan pseudokista aurikula minimal invasif dengan menggunakan injeksi
steroid intralesi dan kompresi dengan dental elastomer. Kompresi dengan dental
elastomer adalah teknik baru untuk fiksasi yang tepat pada daun telinga untuk mengobati
pseudokista aurikula (Yoshioka dkk., 2021). Belum banyak literatur yang menggunakan
metode ini dalam penatalaksanaan pseudokista aurikula, umumnya terapi yang digunakan
adalah metode injeksi steroid intralesi.
Laporan Kasus
Seorang laki- laki usia 51 tahun datang ke poli THT-KL RSUD Bangli dengan
keluhan terdapat benjolan pada telinga kanan sejak 1 minggu yang lalu. Pasien merasa
ukuran benjolanya makin membesar, namun tidak ada keluhan nyeri dan demam. Pasien
belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan menyangkal memiliki
riwayat trauma pada telinga. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis ditemukan benjolan
pada telinga kanan dengan ukuran 2 x 1 cm (Gambar 1A). Benjolan dengan konsistensi
lunak, tidak ada warna kemerahan dan tanda inflamasi. Hasil aspirasi didapatkan cairan
bening dengan konsistensi kental berwarna kuning kecoklatan sebanyak 1 cc (Gambar
1B). Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
klinis ditegakan diagnosa klinis pseudokista aurikula dextra.
Perawatan diawali dengan injeksi steroid pada kunjungan pertama (Gambar 1C).
Pasien diinstruksikan untuk kontrol kembali 1 minggu berikutnya. Pada kunjungan kedua
dilakukan injeksi steroid karena kista muncul kembali dengan ukuran yang sama seperti
sebelumnya. Pada kunjungan ketiga didapatkan ukuran kista mengecil tetapi tidak
signifikan sehingga dipertimbangkan perawatan lain yaitu memberikan kompresi dengan
dental elastomer (Elastomer Nobelium Putty) setelah dilakukan aspirasi cairan kista
(Gambar 2). Dental elastomer dibentuk sesuai dengan bentuk daun telinga, sehingga
dapat memberikan tekanan yang merata (Gambar 3). Setelah 2 minggu kompresi dengan
dental elastomer tidak ditemukan kista pada telinga kanan pasien (Gambar 4). Tidak
ditemukan kekambuhan setelah 2 minggu kontrol.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 755
Gambar 1 Foto klinis pada kunjungan pertama 15 Maret 2024.(A) Ditemukan kista berukuran 2 x
1 cm pada telinga kanan dengan konsistensi lunak tanpa tanda inflamasi. (B) aspirasi cairan pada
kista. (C) Injeksi steroid intralesi.
Gambar 2 Foto klinis pada kunjungan ketiga 2 April 2024
Gambar 3 Aplikasi dental elastomer pada aurikula 2 April 2024. (A) Siapkan bahan basis dan katalis
dental elastomer dengan perbandingan 1:1. (B) Kombinasikan kedua bahan. (C) Campurkan kedua
A
B
C
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. x, No. x, Month 2024 | 756
bahan hingga homogen. (D) Aplikasikan bahan dan bentuk sesuai aurikula pasien. (E) Tunggu bahan
mengeras selama 1-2 menit. (F) Pastikan hasil cetakan memberikan tekanan merata dan stabilitas
yang baik saat digunakan.
Gambar 4 Tampilan klinis pada kunjungan keempat 16 April 2024
Hasil Dan Pembahasan
Etiologi pseudokista aurikula umumnya kondisi idiopatik. Namun, trauma ringan
yang terjadi pada daun telinga karena aktivitas sehari-hari seperti tidur di bantal yang
keras, memakai helm, menggunakan earphone atau headphone, menggosok dan menarik
telinga dianggap sebagai faktor predisposisi (Dutsch-Wicherek dkk., 2019). Pada kasus
ini pasien menyangkal memiliki riwayat tersebut. Penyebab pasti dari pseudokista daun
telinga belum diketahui, namun ada dua hipotesis yang diajukan. Pertama, enzim lisosom
yang dilepaskan oleh trauma ringan kronis menginduksi degenerasi tulang rawan dan
pembentukan pseudokista. Kemungkinan kedua adalah displasia embrio kongenital pada
tulang rawan daun telinga (Ji Chun dkk., 2023).
Pada kasus ini ditemukan kista pada fossa skafoid telinga kanan. Fossa skafoid
ditemukan sebagai lokasi keterlibatan yang paling umum (60,9%) (Lee, 2018).
Kemungkinan penyebabnya adalah fossa skafoid terletak lebih dekat ke tepi daun telinga
dan relatif lebih rentan terhadap cedera (Tian, 2023). Tingkat kejadian sedikit lebih tinggi
pada daun telinga kanan (59,8%) dibandingkan daun telinga kiri (Wu, 2018).
Penegakan diagnosa pseudokista aurikula umumnya berdasarkan anamnesa dan
pemeriksaan klinis. Namun dalam beberapa kasus, pemeriksaan histopatologi mungkin
diperlukan untuk konfirmasi diagnostik (Ballan dkk., 2022). Pada kasus ini tidak
dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan pertimbangan efektivitas biaya dan waktu
yang diperlukan, sehingga pada kasus ini penegakan diagnosa pseudokista aurikula
berdasarkan diagnosa klinis.
Penatalaksanaan dengan injeksi steroid intralesi pada kasus ini dipilih dengan
pertimbangan pengobatan invasif minimal, sederhana dan cepat yang dapat dilakukan
dengan mudah di bagian rawat jalan. Namun, injeksi steroid cenderung memiliki tingkat
kekambuhan yang lebih tinggi (Parajuli & Kshetry, 2020). Pada kasus ini, belum
ditemukan perubahan yang signifikan setelah dua kali dilakukan injeksi steroid intralesi.
Oleh karena itu, penulis mempertimbangkan perawatan lain dengan memberikan
kompresi merata di daun telinga dengan dental elastomer pada kunjungan ketiga.
Kompresi dengan dental elastomer yang merupakan perawatan non invasif
sederhana dan murah (Agrawal dkk., 2020). Metode yang lebih invasif dihindari karena
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juli 2024 | 757
memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi seperti perikondritis dan cauliflower ear
(Parajuli & Kshetry, 2020). Selain itu prosedur invasif jarang dilakukan karena
memerlukan rawat inap di rumah sakit dan harus dilakukan dalam kondisi aseptik yang
ketat serta pemberian antibiotik intravena, sehingga menambah biaya yang ditanggung
pasien (Rai, 2019). Kompresi setelah aspirasi cairan dapat meminimalkan kemungkinan
penumpukan cairan dan menghasilkan hasil terapi yang lebih baik. Kompresi dengan
dental elastomer memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode injeksi steroid
intralesi yaitu fiksasi yang kuat dan merata pada daun telinga serta memerlukan waktu
singkat untuk menyelesaikan keseluruhan prosedur. Cetakan dental elastomer adalah
teknik baru untuk fiksasi yang tepat pada daun telinga untuk mengobati pseudokista
aurikula (Yoshioka dkk., 2021).
Peneliti memiliki keterbatasan masa follow up atau kontrol, sehingga tidak dapat
memantau kondisi 6 bulan pasca terapi untuk memastikan terjadi kekambuhan atau tidak.
Selain itu kelemahan dari terapi ini adalah dental elastomer yang bertujuan sebagai
kompresi bisa di lepas pasang oleh pasien sendiri, sehingga memerlukan tingkat
kooperatif pasien yang tinggi dalam penggunaan teknik ini.
Kesimpulan
Pada kasus ini tidak ditemukan kista pada daun telinga pasien setelah dilakukan
kompresi dengan dental elastomer selama dua minggu. Dilakukan kontrol dua minggu
kemudian dan tidak ditemukan kekambuhan, sehingga penatalaksanaan pseudokista
aurikula pada kasus ini menggunakan injeksi steroid intralesi yang dikombinasikan
dengan dental elastomer dinyatakan berhasil.
Bibliography
Agrawal, P., Patel, K., Chauhan, V., & Nagani, S. (2020). Pseudocyst of auricleAn
uncommon condition and novel approach for management. Indian Dermatology
Online Journal, 11(5), 789. https://doi.org/10.4103/idoj.IDOJ_532_19
Aydin, A., Yavas, B.D., Korkmaz, N.S., Karasu, N., Yildirim, A.M. (2017). Surgical
Deroofing and Rubber Compression Treatment for Pseudocyst of the Auricle:
Report of Two Cases. Turkish Journal of Plastic Surgery 25(4): 201-4.
Babu, A.R., Bharathi, M.B., Parijat, J. (2017). Pseudocyst of Auricle-Our Experience
with a Simple Treatment Technique. International Journal of Contemporary
Medical Research 4(3):681-683.
Ballan, A., Zogheib, S., Hanna, C., Daou, B., Nasr, M., & Jabbour, S. (2022). Auricular
pseudocysts: a systematic review of the literature. International Journal of
Dermatology, 61(1), 109117. https://doi.org/10.1111/ijd.15816
Cader, S.H.A., Shah, F.A., Nair, S.K.G.R. (2018). Clinico-pathological profile and
comparative study of conservative versus surgical deroofing as an effective
technique in management of pseudocyst of pinna. World Journal of
Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery 4, 234e239.
Dong, Z., Gao, Q., Xu, L., & Zhou, M. (2021). A novel negative pressure drainage
treatment of auricular pseudocyst. American Journal of Otolaryngology, 42(2),
102863. https://doi.org/10.1016/j.amjoto.2020.102863
Dutsch-Wicherek, M., Trzebuniak, I., Szymońska, I., Młynarski, D., Kobos, J., Wicherek,
Ł., & Kwinta, P. (2019). Bilateral pseudocyst of the auricles in a 4-week neonate-
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. x, No. x, Month 2024 | 758
case report and world literature review. International Journal of Pediatric
Otorhinolaryngology, 122, 15. https://doi.org/10.1016/j.ijporl.2019.03.027
Ji Chun, E., Chul Chung, H., Seok Kim, S., & Woo Kim, C. (2023). Pseudocyst of the
auricle treated with intralesional sodium tetradecyl sulphate injection. Indian
Journal of Dermatology, Venereology and Leprology, 90, 113.
https://doi.org/10.25259/IJDVL_208_2023
Khan, N.A., Islam, M.U., Rehman, A.U., Ahmad, S. (2013) Pseudocyst of pinna and its
treatment with surgical deroofing: an experience at tertiary hospitals. Journal of
Surgical Technique and Case Report. 4(2) : 72-77.
Lee, Y.J., Kwon, J.G., Han, H.H. (2019) Surgical deroofing in the treatment of patients
with auricular pseudocyst. Auris Nasus Larynx.;46(4):576582.
doi:10.1016/j.anl.2018.10.017
Liu, L., Gao, T., Wang, Z. (2020). Anterior wall resection plus radiofrequency ablation
versus simple aspiration in the treatment of auricular pseudocyst: a retrospective
study. Journal of International Medical Research 48(9) 18.
Mahajan, A., Sheikh, S., Beigh, O.A. (2019). Pseudocyst of pinna: efficacy of cartilage
window with button technique tertiary care experience. International. Journal of
Advanced Research. 7(3), 986-990.
Parajuli, R., & Kshetry, J. (2020). Treatment of Auricular Pseudocyst with Intralesional
Steroid: A Study with Short-Term Follow-Up. Clinical, Cosmetic and
Investigational Dermatology, 13, 579585.
Rai, S., Shetty, D. (2019). Aspiration and steroid injection-an effective approach for
auricular seroma. Iranian Journal of Otorhinolaryngology, Vol.31(5), Serial
No.106.
Rao, K., Jagade, M., Kale, V., Kumar, D., Hekare, A. (2018). An Economical Method of
Auricular Splinting in Management of Auricular Pseudocyst. World Journal of
Plastic Surgery ;7(2):220-225.
Tawab, H. M. A., & Tabook, S. M. S. (2019). Incision and drainage with daily irrigation
for the treatment of auricular pseudocyst. International Archives of
Otorhinolaryngology, 23(02), 178183.
Tian, C., Xie, W., Chen, L., Liu, X., Hao, Z. (2023) Application Effect of Modified
Through and Through Suture in Anterior Chondrectomy of Auricular Pseudocyst.
Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, 537-543.
10.2147/CCID.S401509
Shirsath, H., Jain, S.(2022). Seroma of Auricle. Cureus, 14(11).
Wu,M.Y., Chen, C.B., Chen, Y.H., Chang, C., Chan, K.C. (2018). Sandwich compression
with rubbery tourniquet sheets and cotton balls for auricular pseudocyst.
Laryngoscope. 128(7):16531657. doi:10.1002/lary.26884
Yoshioka, Y., Namiki, T., Ugajin, T., Yokozeki, H., & Tanaka, A. (2021). Recurrent
Auricular Pseudocyst: Successful Treatment Using a Dental Silicon Cast. Case
Reports in Dermatology, 13(2), 352355. https://doi.org/10.1159/000515998