JUSINDO, Vol. 6 No. 2, Juli 2024
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 686
Gambaran Menyikat Gigi Terhadap Indeks Plak Pada Siswa Kelas V dan VI
SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta
Ananda Annas Maruf
1
, Ana Riolina
2
, Dwi Kurniawati
3
, Morita Sari
4
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
ABSTRAK
Kata Kunci:
Siswa Sekolah Dasar; Plak
Gigi; Menyikat Gigi
Keywords:
Elementary school students;
dental plaque; Brushing Your
Teeth
Plak merupakan endapan lunak dari sisa-sisa makanan yang
menempel pada gigi yang terakumulasi dengan air liur dan
bakteri. Menyikat gigi merupakan cara mekanis yang
bermanfaat untuk mencegah pembentukan plak pada permukaan
gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahu gambaran
menyikat gigi terhadap indeks plak pada siswa kelas V dan VI
SD Muhammadiya 3 Nusakan Surakarta. Jenis penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Penyajian data diolah dan
dianalisis dalam bentuk tabulasi silang. Responden pada
penelitian adalah 70 siswa-siswi kelas V dan VI SD
Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian adalah metode menyikat gigi, waktu menyikat,
gigi jenis, bulu sikat dan pemeriksaan indeks plak. Hasil
Penelitian : Sebanyak 54 responden memiliki indeks plak sangat
baik (79%), sebanyak 11 responden memiliki indeks plak baik
(16%), sebanyak 5 responden memiliki indeks buruk (5%) dan
tidak ada respondent yang memiliki indeks plak sangat buruk.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perilaku menyikat gigi
yang dilakukan siswa kelas V dan VI SD Muhammadiyah 3
Nusukan dapat menghilangkan plak dengan baik tetapi sebagian
besar durasi siswa menyikat gigi masih kurang dari 2 menit.
Diperlukan adanya edukasi cara menyikat gigi dan durasi yang
ideal dalam menyikat gigi sehingga meningkatkan pengetahuan
siswa dalam menyikat gigi.
ABSTRACT
Plaque is a soft deposit of food debris attached to teeth that
accumulate with saliva and bacteria. Brushing your teeth is a
mechanical way to prevent plaque formation on the surface of
the teeth. The purpose of this study was to determine the picture
of brushing teeth against plaque index in grade V and VI
students of SD Muhammadiya 3 Nusakan Surakarta. The type of
research used is descriptive. The presentation of data is
processed and analyzed in the form of cross-tabulations.
The respondents in the study were 70 students of grades V and
VI of SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta. The data
collected in the study were brushing method, brushing time,
tooth type, brush bristles and plaque index examination.
Research Results: A total of 54 respondents had a very good
plaque index (79%), as many as 11 respondents had a good
plaque index (16%), as many as 5 respondents had a bad index
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 687
(5%) and no respondents had a very bad plaque index. The
conclusion in this study is that the brushing behavior carried out
by grade V and VI students of SD Muhammadiyah 3 Nusukan
can remove plaque well, but most of the duration of brushing
students is still less than 2 minutes. Education on how to brush
your teeth and the ideal duration of brushing your teeth is
needed so as to increase students' knowledge in brushing their
teeth.
Correspondent Author: Ananda Annas Maruf
Artikel dengan akses terbuka di bawah lisensi
Pendahuluan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan
karena kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan (Septiani et
al., 2022). Kesehatan rongga mulut dipengaruhi oleh keberadaan plak. Plak menjadi penyebab awal
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Endapan lunak dari sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi dan
terakumulasi dengan air liur (saliva) dan bakteri disebut plak (Nurhaeni, 2020).
Proses pembentukan plak terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama atau kolonisasi awal plak
adalah pembentukan lapisan tipis biofilm dari air liur dan flora normal rongga mulut serta sisa makanan.
Tahap kedua atau disebut juga kolonisasi sekunder ditandai dengan penurunan jumlah bakteri Gram (+)
aerob dan meningkatnya bakteri Gram (-). Tahap ketiga adalah tahap maturasi, yaitu proses metabolisme
bakteri secara terus menerus dengan bertambah banyaknya jumlah koloni bakteri (Egi et al., 2019;
Pratiwi et al., 2022).
Mikroorganisme pada plak menghasilkan asam yang dapat merusak enamel gigi dan
menyebabkan karies. Kerusakan gigi merupakan penyakit karies gigi yang paling umum terjadi pada
anak-anak (Nurhaeni, 2020). Karies gigi merupakan penyakit menular dan suatu proses dimana jaringan
keras pada permukaan mahkota dan akar gigi mengalami demineralisasi.Kerusakan gigi menyebabkan
gigi berlubang, nyeri, masalah tidur, gigi tanggal, dan infeksi (Nofai & Rahman, 2017).
Plak gigi memiliki sifat yang transparan dan tidak berwarna sehingga dibutuhkan bahan khusus
untuk dapat mendeteksi plak. Bahan yang digunakan untuk mendeteksi plak adalah disclosing agent.
Disclosing agent berkerja dengan memberikan warna pada bakteri dalam plak sehingga terdapat
perbedaan warna antara plak dan gigi (Purbaningtyas et al., 2020). Disclosing agent memiliki berbagai
bentuk sediaan mulai dari larutan, tablet, gel (Febriyanti et al., 2018). Bahan ini dapat mengevaluasi
keberadaan plak setalah menyikat gigi
Menyikat gigi merupakan cara mekanis yang bermanfaat untuk menghilangkan plak pada
permukaan gigi (Egi et al., 2019; Pratiwi et al., 2022). Keberhasilan menggosok gigi menghilangkan
plak dipengaruhi oleh penggunaan sikat gigi, metode menggosok gigi yang digunakan, durasi menyikat
gigi dan waktu menggosok gigi (Hamidah et al., 2021). Saat ini banyak sikat gigi yang beredar dipasaran
dengan berbagai macam merek, variasi, bentuk , ukuran dan jenis bulu sikat (Eldarita, 2017). Metode
Menyikat gigi yang umum digunakan yaitu, teknik horisontal, vertikal, roll, kombinasi dan bass
(Prasetyowati et al., 2018). Selain itu, Durasi menyikat gigi yang dianjurkan agar dapat menghilangkan
plak secara efektif minimal selama dua menit (Saadah et al., 2021). Menyikat gigi harus menjadi
kebiasaan yang dilakukan setiap hari tanpa ada paksaan.
Riset Kesehatan Dasar (2018) 95,6% anak usia 10-14 tahun yang menyikat gigi, hanya 2,1%
yang menyikat gigi dengan benar setiap hari. Sejalan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018,
di Provinsi Jawa Tengah dari 97,9% anak usia 10-14 tahun menggosok gigi hanya 1,3% menyikat gigi
dengan benar setiap hari (Riskesdas Jawa Tengah, 2018). Hal ini menunjukan masih rendahnya perilaku
menyikat dengan benar pada anak.
Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta merupakan lembaga pendidikan
dibawah Yayasan Muhammadiyah kota Surakarta. SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta terletak di
Jl. Singosari Utara I No.13, Nusukan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Hasil skrining
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 688
yang dilakukan oleh PUSKESMAS Nusukan tahun 2023 pada seluruh SD di wilayah Nusukan, SD
Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta menjadi salah satu sekolah yang memiliki angka kejadian karies
tertinggi. Wawancara peneliti yang dilakukan dengan kepala sekolah SD Muhammadiyah 3 Nusukan
Surakarta, didapatkan informasi bahwa sudah cupul lama siswa tidak mendapatkan edukasi kesehatan
gigi dan mulut. Hal ini diperkirakan kurangnya pengetahuan siswa mengenai cara menyikat gigi yang
efektif dalam menghilangkan plak, sehingga dapat mencegah terjadinya karies.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
menyikat gigi terhadap indeks plak siswa SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta. Sehinga dapat
menjadi dasar untuk memberikan edukasi cara menyikat gigi yang dapat meningkatkan kesehatan gigi
dan mulut.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan design cross-sectional study.
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan pemeriksaaan indeks plak. Populasi
dalam penelitian ini adalalah siswa kelas V dan VI SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta yang
dipilih secara acak. Teknik sampling yang digunakan adalah pusposive sampling. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 70 siswa dengan kriteria siswa kelas V dan VI SD Muhammadiyah 3 Nusukan
Surakarta, hadir saat penelitian dilaksanakan, mendapat persetujuan orang tua dan membawa sikat gigi
yang digunakan setiap hari di rumah. Variable yang dinilai saat menyikat gigi adalah metode menyikat
gigi, durasi menyikat gigi dan jenis bulu sikat yang digunakan siswa menyikat gigi. Plak diperiksa
menggunakan disclosing agent lalu dinilai dengan menggunakan indeks plak PHP-M.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang mengenai efektivitas menyikat gigi
dalam menurunkan indeks plak. Penelitian ini melibatkan 70 siswa kelas V dan VI SD Muhammadiyah
3 Nusukan Surakarta tahun ajaran 2023/2024. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 responden di
dapatkan sebagai berikut:
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Gambar 1 Karakteristik jenis kelamin responden
Dari gambar 1, dari total 70 siswa, 33 (47,1%) adalah responden perempuan dan 37 (52,9%)
adalah responden laki-laki.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 689
b. Jenis Bulu sikat Gigi Responden
Gambar 2 Karakteristik Metode Menyikat Gigi Responden
Berdasarkan gambar 2, sebanyak 49 responden menggunakan metode menyikat gigi
Kombinasi (70,0%), sebanyak 21 responden menggunakan metode menyikat gigi Horizontal
(30,0%) dan tidak terdapat responden yang menggunakan metode menyikat gigi Vertikal, Roll
dan Bass.
c. Metode Menyikat Gigi Responden
Gambar 3 Karakteristik Durasi Menyikat Gigi Responden
Berdasarkan tabel 3, sebanyak 49 responden menggunakan metodemenyikatgigiKombinasi
(70,0%), sebanyak 21 responden menggunakan metode menyikat gigi Horizontal (30,0%) dan
tidak terdapat responden yang menggunakan metode menyikat gigi Vertikal, Roll dan Bass
d. Durasi Menyikat gigi responden
Gambar 4 Karakteristik Durasi Menyikat Gigi Responden
Berdasarkan gambar 14, sebanyak 62 responden menyikat gigi kurang dari 2 menit (88,6%)
dan sebanyak 8 responden menyikat gigi lebih dari 2 menit (11,4%).
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 690
e. Indeksi Plak Responden
Gambar 5 Karakteristik Indeks Plak Responden
Berdasarkan gambar 12, sebanyak 43 responden memiliki indeks plak sangat baik (61,4%),
sebanyak 17 responden memiliki indeks plak baik (24,3%), sebanyak 10 responden memiliki
indeks buruk (14,3%) dan tidak ada respondent yang memiliki indeks plak sangat buruk
2. Hasil Tabulasi Silang
Tabel 1 Tabulasi Silang Antara Jenis Kelamin dan Indeks Plak
Indeks Plaks Gigi
Sangat
Buruk
Buruk
Sangat
Baik
Total
Jenis
Kelamin
Anak
Laki-laki
0
5
21
37
(0%)
(7,1%)
(30,0%)
(52,9%)
Perempuan
0
5
22
33
(0%)
(7,1%)
(31,4%)
(47,1%)
Total
0
43
70
(0%)
(61,4%)
(100%)
Tabel 1, menunjukan bahwa indeks plak berdasarkan jenis kelamin responden yaitu perempuan
dengan indek plak sangat baik dengan jumlah 22 responden (31,4%).
Tabel 2 Tabulasi Silang Antara Jenis Bulu Sikat dan Indeks Plak
Indeks Plaks Gigi
Sangat
Buruk
Buruk
Baik
Sangat
Baik
Total
Jenis Bulu
Sikat
Rata
0
9
16
36
61
(0%)
(12,9%)
(22,9%)
(51,4%)
(87,1%)
Zig-zag
0
1
1
7
9
(0%)
(1,4%)
(1,4%)
(10,0%)
(12,9%)
Total
0
10
17
43
70
(0%)
(14,3%)
(24,3%)
(61,4%)
(100%)
Tabel 2 menunjukan bahwa, indeks plak paling rendah berdasarkan jenis bulu sikat yang
digunakan responden yaitu jenis bulu sikat rata dengan indeks plak sangat baik berjumlah 36 responden
(51,4%).
Tabel 3 Tabulasi Silang Antara Durasi Menyikat Gigi dan Indeks Plak
Indeks Plaks Gigi
Total
Sangat
Buruk
Buruk
Baik
Sangat
Baik
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 691
Durasi
Menyikat
Gigi
Kurang dari
2 menit
0
9
15
38
62
(0%)
(12,9%)
(21,4%)
(54,3%)
(88,6%)
Lebih dari
2 menit
0
1
2
5
8
(0%)
(1,4%)
(2,9%)
(7,1%)
(11,4%)
Total
0
10
10
43
70
(0%)
(14,3%)
(14,3%)
(61,4%)
(100%)
Tabel 3 menunjukan bahwa indeks plak paling rendah berdasarkan durasi menyikat gigi yaitu
kurang dari 2 menit dengan indeks plak sangat baik berjumlah 38 responden (54,3%).
Tabel 4 Tabulasi Silang Antara Metode Menyikat Gigi dan Indeks Plak
Indeks Plaks Gigi
Sangat
Buruk
Buruk
Baik
Sangat Baik
Total
Metode Sikat
Gigi
Kombinasi
5
13
31
49
(7,1%)
(18,6%)
(44,3%)
(70,0%)
Horizontal
5
4
12
21
(7,1%)
(5,7%)
(17,1%)
(30,0%)
Vertikal
0
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
(0%)
Roll
0
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
(0%)
Kombinasi
0
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
(0%)
Bass
0
0
0
0
(0%)
(0%)
(0%)
(0%)
Total
10
10
43
70
(14,3%)
(14,3%)
(61,4%)
(100%)
Tabel 10 menunjukan bahwa indeks plak paling rendah berdasarkan metode menyikat gigi yaitu
metode vertical dengan indeks plak sangat baik berjumlah 31 responden (44,3%).
Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran menyikat gigi siswa kelas V dan VI SD
Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 70 responden siswa
kelas V dan VI tahun ajaran 2023/2024. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam satu
waktu yakni tanggal 12 januari 2023. Data yang dikumpulkan meliputi jenis kelamin, metode menyikat
gigi, jenis bulu sikat gigi, durasi menyikat gigi, dan indeks plak.
Menyikat gigi dengan sikat gigi yang sesuai merupakan komponen penting untuk menjaga
kebersihan mulut dan gigi. Sikat gigi harus dapat membersihkan plak secara maksimal khususnya di
daerah sulkus gusi, interdental. Bulu sikat gigi yang rata dapat masuk ke sulcus gingiva dan sela-sela
gigi sehingga dapat membersihkan plak yang lebih optimal (Hidayat & Dahliana, 2021). American
Dental Association (ADA) menetapkan bahwa semua komponen sikat gigi yang aman digunakan yaitu,
bulu sikat tidak tajam seperti bulu sikat yang halus dan rata, dapat digunakan tanpa pengawasan oleh
orang dewasa, dan memberikan manfaat penurunan yang signifikan pada plak (Febrida et al., 2023)
Hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak 61 responden menggunakan jenis bulu sikat gigi
rata (87%) memiliki indeks plak sangat baik dengan jumlah 36 responden (51,4%). Hasil penelitian yang
dilakukan berbeda dengan penelitian oleh Faridah et al. (2017), nilai terbesar indeks plak dengan
kategori buruk menggunakan sikat gigi berbulu datar memiliki indeks plak sebesar 52,5% dibandingkan
dengan 30% untuk sikat gigi berbulu zigzag.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 692
Menyikat gigi dapat dilakukan dengan cara horizontal, vertikal, metode roll atau metode
kombinasi (Destiya et al., 2014). Pada penelitian ini metode terbanyak yang digunakan responden untuk
menyikat gigi yaitu metode kombinasi (70%), dan didapatkan hasil 44,3% yang menggunakan metode
kombinasi memiliki kriteria sangat baik pada pengukuran indeks plak. Metode kombinasi
menggabungkan teknik vertikal (atas bawah), horizontal (maju mundur), teknik roll (memutar- mutar).
Sehingga dengan teknik ini semua bagian gigi dapat terjangkau oleh sikat gigi (Keloay et al., 2019).
Menyikat gigi menggunakan metode kombinasi dinilai lebih efektif dibanding menggunakan
salah satu metode yaitu horisontal, vertikal, roll maupun bass yang tidak mampu menjangkau semua
bagian permukaan gigi dengan baik, karena teknik menyikat gigi non kombinasi memiliki gerakan-
gerakan yang terbatas dan tidak dapat diaplikasikan pada seluruh permukaan gigi (Prasetyowati et al.,
2018). Sejalan dengan penelitian Silfia et al. (2022) pada siswa kelas V di SDN 22 Jambi didapatkan
terdapat perbedaan skor plak yang bermakna bahwa metode kombinasi lebih baik dibanding metode
horizontal. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyowati et al. (2018) didapatkan
perbedaan indeks plak yang menunjukan metode kombinasi lebih baik dalam menurunkan plak
dibandingkan dengan metode horizontal,verikal, roll dan bass. Dengan pemilihan metode yang tepat,
hasil penyingkiran plak dapat lebih optimal sehingga kebersihan mulut juga lebih baik.
Berdasarkan durasi menyikat gigi, pada penelitian ini didapatkan 62 respodent menyikat gigi
kurang dari 2 menit (88,6%) dan didapatkan 38 responden yang menyikat gigi kurang dari 2 menit
namun memiliki indeks plak sangat baik (54,3%). Disarankan untuk menyikat gigi minimal 2 menit
serta maksimal 5 menit, akan tetapi diharusakan berhati-hati agar tidak berlebihan dalam menyikat gigi
(Putri & Maimaznah, 2021). Hal ini menunjukan bahwa siswa sekolah dasar di SD Muhammadiyah
3 Nusukan memiliki pengetahuan yang minim mengenai durasi yang optimal dalam menyikat gigi.
Kurangnya pengetahuan siswa disebabkan belum adanya edukasi mengenai cara menyikat gigi termasuk
durasi yang diperlukan saat menyikat gigi. Hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan Imran
& Niakurniawati (2018), terdapat hubungan antara pengetahuan terhadap durasi menyikat gigi
terhadap kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan
signifikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saghiri et al. (2023), yang menyimpulkan bahwa
durasi ideal menyikat gigi dalam menghilangkan plak adalah 240 detik. Sehingga perlunya upaya untuk
meningkatan pengetahuan menyikat gigi pada siswa SD Muhammadiyah 3 Nusukan Surakarta.
Menyikat gigi adalah cara mekanis yang dilakukan untuk membersihkan gigi dari plak yang dapat
mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Secara keseluruhan dari 70 responden pada penelitian ini
didapatkan sebanyak 43 responden memiliki indeks plak sangat baik 61,4%, dan 10 responden memiliki
indeks plak buruk (14,3%). Hasil ini menunjukan sebagian besar responden telah menyikat gigi dengan
baik, yang dinilai dari keberhasilan dalam menghilangkan plak pada permukaan gigi. Keberhasilan
menggosok gigi dalam menghilangkan plak dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode
menggosok gigi, frekuensi dan waktu menggosok gigi (Hamidah et al., 2021). Dukungan dan sikap
orang tua memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi perilaku menyikat gigi anak (Gestina
& Meilita, 2020). Kemampuan orang tua untuk menanamkan sikap peduli dan sadar akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut, berupa dukungan informasi, instrument dan penghargaan agar terjadi
peningkatan derajat kesehatan gigi mulut pada anak (Wowor et al., 2023). Selain itu, kemampuan
menyikat gigi bisa didapatkan karena informasi tentang kesehatan gigi mulut telah banyak
dipublikasikan di berbagai media baik media cetak maupun media elektronik seperti televisi, radio, buku
bergambar, dan internet. Adanya interaksi sosial di dalam maupun di luar sekolah juga memungkinkan
untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan saling berbagi tentang perilaku kesehatan gigi mulut
(Rompis et al., 2019).
Pada penelitian ini masih terdapat siswa yang memiliki indeks plak buruk yang dapat disebabkan
tingkat pengetahuan menyikat gigi siswa yang rendah. Pengetahuan menyikat gigi yang rendah dapat
mengakibatkan skor plak menjadi buruk. Sebaliknya pengetahuan menyikat gigi yang baik akan
mengakibatkan skor plak menjadi baik. Pengetahuan didapatkan secara alami ataupun melalui proses
pendidikan terstruktur. Kurangnya pengetahuan anak dikarenakan kurang terpaparnya informasi tentang
kesehatan gigi. Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah, sehingga perlu adanaya promosi
kesehatan gigi dan mulut untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatnya pengetahuan
menyikat gigi pada siswa. Peranan sekolah dalam meningkatkan pengetahuan menyikat gigi dapat
berkolaborasi dengan PUSKESMAS melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut yang
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 693
diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) (Soumena et al.,
2023). Selain itu, perlu adanya peran orang tua sebagai panutan dan figur dalam menjaga kebersihan
gigi dengan menyikat gigi. Peran orang tua dibutuhkan dalam meningkatkan, membimbing dan
memberikan fasilitas agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya (Gestina & Meilita,
2020). Sehingga diharapakan dengan adanya peranan dari sekolah dan orang tua dapat memberikan
peningkatan pengetahuan menyikat gigi pada siswa, yang akan mempengaruhi keberhasilan menyikat
gigi dalam menghilangkan plak.
Penelitian ini hanya dapat melihat gambaran menyikat gigi siswa SD Muhammadiyah 3 Nusukan
Surakarta namun tidak dapat menentukan apakah metode menyikat gigi, durasi menyikat gigi dan jenis
sikat gigi saling mempengaruhi terhadap indeks plak. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
dapat mengetahuinya
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
perilaku menyikat gigi yang dilakukan siswa kelas V dan VI SD Muhammadiyah 3 Nusukan
dapat menghilangkan plak dengan baik. Terlihat dari kategori indeks plak sangat baik sebesar
61,4%, walaupun durasi menyikat gigi kurang dari 2 menit masih sebesar 88,6%. Hal ini
kemungkinan dapat dipengaruhi oleh metode menyikat gigi yang digunakan dan pemilihan jenis
sikat gigi.
Daftar Pustaka
Destiya, D. H., Rosihan, A., Didit, A., & Ike, R. D. (2014). Efektivitas Menyikat Gigi Metode
Horizontal, Vertical dan Roll Terhadap Penurunan Plak Pada Anak Usia 9-11 Tahun.
Dentino-Jurnal Kedokteran Gigi, 2(2), 150154.
Egi, M., Soegiharto, G. S., & Evacuasiany, E. (2019). Efek Berkumur Sari Buah Tomat
(Solanum lycopersicum L.) Terhadap Indeks Plak Gigi. SONDE (Sound of Dentistry),
3(2), 7084. https://doi.org/10.28932/sod.v3i2.1784
Eldarita, E. (2017). Perbedaan Menyikat Gigi dengan Bulu Sikat Halus (Soft) dan Sedang
(Medium) terhadap Indeks Plak pada Murid SD Negeri 01 Sungai Kamuyang Kabupaten
Lima Puluh Kota. Menara Ilmu: Jurnal Penelitian Dan Kajian Ilmiah, 11(74), 7176.
Faridah, F., Suyatmi, D., & Sutrisno, S. (2017). Gambaran Skor Plak dengan Berbagai Bentuk
Sikat Gigi dan Metode Menggosok Gigi Pada Siswa Kelas V dan VI SD Negeri 1 Sidayu.
Journal of Oral Health Care, 5(1).
Febrida, R., Faizal, F., & Mardhian, D. F. (2023). Pengetahuan Penggunaan Sikat Gigi dan
Pasta Gigi dalam Rangka Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Masyarakat Desa
Bojong. Dharma Saintika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 19.
Febriyanti, I. D., Liana, I. D., Indriyani, R., & Christiono, S. (2018). The Effect of Roselle
(Hibiscus Sabdariffa L.) Petals Extract as Identification. Dentino: Jurnal Kedokteran Gigi,
3(2), 108115.
Gestina, Y., & Meilita, Z. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Anak tentang Kesehatan
Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi pada Anak Usia Sekolah 10-12 Tahun di Kelurahan
Jatiasih Kota Bekasi. Afiat, 6(1), 8189. https://doi.org/10.34005/afiat.v6i1.2525
Hamidah, L. N., Sarwo, I. E., & Pranowo, H. (2021). Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku
Tentang Menggosok Gigi Pada Anak Tahun 2020. Urnal Ilmiah Keperawatan Gigi (Jikg),
2(1), 108114.
Hidayat, M., & Dahliana, L. (2021). Efektivitas Dua Tipe Sikat Gigi terhadap Penurunan Indeks
Plak pada Pasien Ortodonti Cekat dengan Teknik Penyikatan Horizontal, Vertikal, dan
Roll. Journal of Medicine and Health, 3(2). https://doi.org/10.28932/jmh.v3i2.2411
Imran, H., & Niakurniawati, N. (2018). Pengetahuan tentang Menyikat Gigi dan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut pada Murid Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes, 9(4), 258262.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6 No. 2, Juli 2024 | 694
Keloay, P., Mintjelungan, C. N., & Pangemanan, D. H. C. (2019). Gambaran Teknik Menyikat
Gigi dan Indeks Plak pada Siswa SD GMIM Siloam Tonsealama. E-GIGI, 7(2).
https://doi.org/10.35790/eg.7.2.2019.24143
Nofai, N., & Rahman, E. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan Menggosok Gigi
dengan Kejadian Karies Gigi di SDI Darul Mu’minin Kota Banjarmasin Tahun 2017.
Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 8(1), 212218.
Nurhaeni, N. (2020). Hubungan Konsumsi Makanan Manis terhadap Tingkat Kejadian Karies
pada Anak Usia Sekolah Dasar ( Studi Literatur). Media Kesehatan Gigi, 19(2), 3336.
Prasetyowati, S., Purwaningsih, E., & Susanto, J. (2018). Efektifitas Cara Menyikat Gigi
Teknik Kombinasi Terhadap Plak Indeks (Studi pada Murid Kelas V SDN 1 Sooko
Mojokerto). Jurnal Kesehatan Gigi, 6(1), 511.
Pratiwi, R., Nursyaputri, F., Indraswary, R., & Ratnawati, I. D. (2022). The Effectiveness of
Phaleria Macrocarpa’s Leaf Nanoemulsion Gel on Staphylococcus Aureus Biofilm
Thickness (In Vitro). Odonto Dental Journal, 9(Special Issue), 6979.
Purbaningtyas, E., Yuliani, F., Ananda, A. P., & Sari, R. (2020). Disclosing Agent from
Red Dragon Fruit Peel as Dental Plaque Indicator. Odonto : Dental Journal, 7(1), 31.
https://doi.org/10.30659/odj.7.1.31-39
Putri, V. S., & Maimaznah, M. (2021). Efektifitas Gosok Gigi Massal dan Pendidikan
Kesehatan Gigi Mulut pada Anak Usia 7-11 Tahun di SDN 174 Kel. Murni Kota Jambi.
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK), 3(1), 63. https://doi.org/10.36565/jak.v3i1.152
Rompis, K. R., Wowor, V. N. S., & Mintjelungan, C. N. (2019). Gambaran Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Mulut dan Indeks Plak Siswa SD Katolik Wori. EBiomedik,
7(2).
Saadah, A., Hertanty, A., Maulina, F. G., Kusumah, I. T., Agustine, M. F., & Yuliasari, R.
(2021). Sosialisasi Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut di UPTD SDN 4
Nagrikaler Purwakarta. Jurnal Pengabdian Masyarakat PGSD, 1(1), 7081.
Septiani, D., Sughesti, D., Susanti, D., Sihombing, M. T. P., & Novitasari, S. (2022).
Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Era Pandemi Covid’19, Demi
Kelangsungan Aktivitas Usaha, Dedikasi Pkm,3(1);Pp 5666. Dedikasi PKM Universitas
Pamulang, 3(1), 5666.
Silfia, A., Sukarsih, S., Asio, A., Yenti, A., & Muliadi, M. (2022). Differences of Horizontal
Brushing Method And Combination Method Towards Students’ Score Plaque For Class V
SDN 22/IV Jambi City. Jurnal Kesehatan Gigi, 9(2), 8690.
https://doi.org/10.31983/jkg.v9i2.9143
Soumena, R., Trimeisha, F., Salampessy, N., Nurhaedah, N., Sundu, S., & Pariati, P. (2023).
Upaya Preventif dan Promotif Kesehatan Gigi dan Mulut Melalui Penyuluhan dan
Demonstrasi di SDN 218 Maroanging. Al-Manah: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1),
17.
Wowor, V. N. S., Mariati, N. W., & Kalalo, M. J. (2023). Hubungan Dukungan Orang Tua pada
Kesehatan Gigi Mulut Anak dan Status Kebersihan Mulut. E-GiGi, 12(1), 117124.
https://doi.org/10.35790/eg.v12i1.50358