JUSINDO, Vol. 6 No. 2, Juni 2024
p-ISSN: 2303-288X, e-ISSN: 2541-7207
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juni 2024 | 587
Gambaran Penggunaan KB Pada Wanita Usia Subur di Kecamatan Weru
Tahun 2023
Denny Saptono Fahrurodzi
1*
, Yuli Kusumawati
2
, Anisa Catur Wijayanti
3
, Dwi Astuti
4
,
Dwi Linna Suswardany
5
, Izzatul Arifah
6
, Kusuma Estu Werdani
7
, Mitoriana Porusia
8
,
Rezania Asyfiradayati
9
, Tanjung Anitasari Indah Kusumaningrum
10
, Noor Alis
Setiyadi
11
, Windi Wulandari
12
, Ayu Khoirotul Umaroh
13
, Salsabila Purnamasari
14
, Sri
Indra Kurnia
15
, Yeni Indriyani
16
, Sri Darnoto
17
, Betty Intan Pratiwi
18
, Nindya Dewi
Yunitasari
19
, Sri Utami
20
, Anita Susanti
21
, Dwi Lestari
22
, Endang Setyaningsih
23
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Kartasura
1-17
Puskesmas Kecamatan Weru
18-23
ABSTRAK
Pertumbuhan populasi yang tinggi akan mengganggu
kemajuan pembangunan dalam berbagai sektor, sehingga
diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi angka
kelahiran. Upaya untuk mengurangi tingkat kelahiran
perlu ditingkatkan, salah satunya adalah program KB
yang dicanangkan pemerintah. Pengguna KB di
Kabupaten Sukoharjo mengalami penurunan selama 3
tahun berturut-turut, sehingga peneliti tertarik
melakukan penelitian di Kecamatan Weru di Kabupaten
Sukoharjo. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif
dengan metode diskriptif, yaitu survey menggunakan
kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita
usia subur di Kecamatan Weru. Tehnik pengambilan
sampel menggunakan proportional random sampling,
dengan sejumlah 342 orang. Sebanyak 160 WUS tidak
mengikuti program KB (43%). Mereka yang tidak ikut
KB paling banyak beralasan mereka tidak tahu tentang
manfaat KB. Selanjutnya yang mengikuti program KB
paling banyak menggunakan metode suntik, yaitu 111
orang (61%). Bidan praktek adalah tempat yang paling
dominan WUS bisa mendapatkan KB (52%). pengguna
KB sudah memakai alat kontrasepsi selama > 4 bulan
paling mendominasi dari pengguna KB dengan durasi
yang lebih sebentar. Penulis menyarankan perlu adanya
penyuluhan tentang KB dan manfaatnya di Kecamatan
Weru.
ABSTRACT
Population growth rate affects various sectors.
Therefore, the National Family Planning (KB) program
was established with the aim of reducing Indonesia's
population growth rate. This study was aimed to obtain
Kata Kunci: Metode
Kontrasepsi; WUS
Keywords: Contraception
Methods; Women Of
Childbearing Age
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juni 2024 | 588
the picture of KB usage within women of childbearing
age (WUS) in Weru District. This was a quantitative
research with descriptive method using a survey
questionnaire. The population in this study were WUS in
Weru District. The sampling technique used proportional
random sampling, with a total of 342 people. A total of
160 WUS did not participate in the family planning
program (43%). Those who did not participate in family
planning mostly argue that they did not know about the
benefits of family planning. Furthermore, those who took
part in the family planning program mostly used the
injection method (61%). Midwives clinics were the most
dominant place for WUS to get contraceptive (52%).
WUS who have used contraceptives for > 4 months
dominate over WUS who used it with a shorter duration.
The author suggests that there is a need for education
about family planning nd its benefits in Weru District.
Coresponden Author: Denny Saptono Fahrurodzi
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan pendidikan dan
pembangunan keluarga menyatakan bahwa pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat; dan keluarga berencana adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. UU ini mendukung program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu upaya
untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas. Pengaturan kehamilan dalam program KB
dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi (Sari et al., 2015; Susanti & Sari, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2017, penggunaan kontrasepsi
telah mengalami peningkatan di berbagai wilayah dunia, terutama di Asia dan Amerika Latin,
namun tingkat penggunaan terendah tercatat di Sub-Sahara Afrika. Secara global, penggunaan
kontrasepsi modern mengalami kenaikan yang tidak signifikan dari 54% pada tahun 1990
menjadi 57,4% pada tahun 2016. Di Afrika, persentase penggunaan kontrasepsi meningkat
dari 23,6% menjadi 27,6%, sementara di Asia naik dari 60,9% menjadi 61,6%. Di Amerika
Latin dan Karibia, peningkatan sedikit terjadi dari 66,7% menjadi 67,0%. (Musfiroh, 2021;
Mayasari et al., 2018; Sinaga et al., 2023).
Peserta program KB nasional pada tahun 2015 mencapai 32 juta akseptor, termasuk 28
juta akseptor aktif dan 4 juta akseptor baru. Penggunaan KB suntik dan KB Pil adalah 47,96%
dan 22,81% secara nasional, sementara kontrasepsi implant mencapai 11,20%. Persentase
peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur di Indonesia pada tahun 2016 adalah 74,8%.
Tiga provinsi yang memiliki persentase tertinggi adalah Maluku Utara (87,03%), Kepulauan
Bangka Belitung (83,92%), dan Sulawesi Utara (83,84%). Sedangkan capaian terendah
terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (63,24%), Sumatera Barat (63,73%), dan DKI
Jakarta (67,46%). Provinsi Lampung (71,93%) masih di bawah target Indonesia. (BKKBN,
2015).
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juni 2024 | 589
Di Provinsi Jawa Tengah jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 6.408.024 pada
tahun 2021 dengan peserta KB sebanyak 4.508.188. Di Kabupaten Sukoharjo, jumlah PUS
sebanyak 143.093 dengan peserta KB yang mengalami penurunan dari 2019, 2020, 2021,
berturut-turut sebanyak 237.432, 97.260, dan 78.160 (BPS Jawa Tengah 2021).
Pertumbuhan populasi yang tinggi dapat menghambat kemajuan pembangunan di
berbagai sektor, sehingga diperlukan langkah-langkah untuk mengurangi angka kelahiran.
Pemerintah telah meluncurkan berbagai program, termasuk program Keluarga Berencana
(KB). BKKBN berusaha keras untuk mengendalikan pertumbuhan populasi dengan
melibatkan semua pihak dalam upaya untuk mengatur pertumbuhan penduduk melalui
program keluarga berencana dan kontrasepsi. Diharapkan bahwa dengan langkah ini, laju
pertumbuhan penduduk dapat turun menjadi 1,19% pada tahun 2019.(BKKBN, 2015).
Kecamatan Weru, salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, merupakan kecamatan
yang paling ujung, berbatasan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang masih
memerlukan perhatian mengenai penggunaan KB. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti
tertarik melakukan penelitian mengenai “Gambaran Penggunaan KB pada Wanita Usia Subur
di Kecamatan Weru Tahun 2023”.
Metode Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode diskriptif. Alur penelitian
ini diawali dengan melakukan survey pendahuluan untuk mengetahui permasalahan di
lapangan, melakukan kajian pustaka, dan penyusunan kuesioner.
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian menggunakan Kuesioner
Survei Mawas Diri (SMD), yang dikembangkan oleh Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kuesioner SMD berisi 5 bagian, yaitu data
kependudukan, derajat kesehatan, upaya pelayanan kesehatan, penyakit menular, dan
lingkungan. Pertanyaan terkait kontrasepsi berada pada bagian Upaya pelayanan kesehatan,
Dimana pertanyaannya berupa pilihan ganda. Validitas suatu instrumen diukur melalui uji
validitas (Dewi et al., 2022). Pengujian efektivitas mengindikasikan sejauh mana suatu
perangkat mampu melaksanakan tugas sesuai harapan. Keabsahan suatu alat diakui hanya jika
mampu mengukur dengan tepat hal yang dimaksudkan (Murti, 2011).
Kuesioner di dibagikan langsung kepada responden secara langsung, setelah peneliti
memberikan informed consent untuk persetujuan responden (Ritonga, 2020). Selanjutnya,
peneliti melakukan pengolahan data dari kuesioner tersebut. Populasi dalam penelitian ini
adalah wanita usia subur (WUS) di Kecamatan Weru. Tehnik pengambilan sampel
menggunakan proportional random sampling, dengan sejumlah 342 orang dari 550 WUS.
Analisis yang digunakan adalah univariat.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Tabel 1. Karakteristik Keluarga Berencana (KB) Wanita Usia Subur Kecamatan Weru Tahun
2023
No
Keluarga Berencana
Jumlah
Persentase
1
Keikutsertaan KB
1) Ya
2) Tidak
182
160
53%
47%
2
Jenis alat kontrasepsi
yang dipakai
1) Spiral
2) Pil
3) Sistem kalender
15
17
2
8%
9%
1%
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juni 2024 | 590
4) Suntik
5) Susuk
6) MOW/MOP
111
16
21
61%
9%
12%
3
Alasan tidak ikut KB
1) Tidak diijinkan
suami
2) Tidak tahu
3) Alasan agama
4) Alasan medis
5) Ingin punya anak
12
107
10
30
1
8%
67%
6%
18%
1%
4
Dimanakah ibu
mendapatkan pelayanan
KB
1) Posyandu
2) Puskesmas
3) Rumah sakit
4) BKIA/Pos KB
5) Dokter praktek
6) Perawat
7) Bidan Praktek
8) Lain-lain
1
64
18
1
3
0
95
0
0,5%
35%
10%
0,5%
2%
0%
52%
0%
5
Berapa lama
penggunaan alat
kontrasepsi
1) < 3 bulan
2) 12-14 bulan
3) 2-3 bulan
4) > 4 bulan
24
22
66
70
13%
12%
36%
39%
Tabel 1 menunjukkan karakteristik program KB pada WUS di Kecamatan Weru.
Sebanyak 160 WUS tidak mengikuti program KB (43%). Mereka yang tidak ikut KB paling
banyak beralasan mereka tidak tahu tentang manfaat KB.
Selanjutnya mereka yang mengikuti program KB paling banyak menggunakan metode
suntik, yaitu 111 orang (61%). Bidan praktek adalah tempat yang paling dominan WUS bisa
mendapatkan KB (52%). Lebih lanjut, pengguna KB sudah memakai alat kontrasepsi selama
> 4 bulan paling mendominasi dari pengguna KB dengan durasi yang lebih sebentar.
Masih banyaknya WUS yang tidak memakai KB karena mereka semata-mata tidak tahu
tentang manfaat KB sehingga mereka lebih memilih tidak menggunakannya karena KB
dianggap berbahaya.
Pembahasan
Berdasarkan penjabaran diatas, kurangnya kesadaran Wanita Usia Subur (WUS) dalam
menggunakan KB mungkin disebabkan oleh kurangnya pemahaman mengenai konsep KB,
seperti yang dijelaskan di atas. Selanjutnya, mereka yang menggunakan alat kontrasepsi
berupa suntik hormonal sangat mendominasi (61%) dibanding metode yang lain. Hal ini
sejalan dengan penelitian terdahulu (Natalia, 2019.; Rofikoh et al., 2019; Wijayanti et al.,
2018) karena suntik hormonal dianggap lebih mudah dalam penggunaan serta tujuan KB
dalam menjarangkans kehamilan tercapai (Lestari & Rachmadini, 2020(Harahap et al., 2019))
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juni 2024 | 591
Kesimpulan
Proporsi WUS Kecamatan Weru yang tidak ikut program KB masih cukup tinggi (47%).
Hal ini kemungkinan terjadi karena pemahaman yang kurang terhadap konsep KB itu sendiri.
Bagi WUS yang mengikuti KB, mereka lebih memilih metode suntik karena lebih mudah.
Penulis menyarankan perlu adanya penyuluhan tentang KB dan manfaatnya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. (2015). Informasi Hak-Hak Reproduksi.
Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. (2021). Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan Peserta
KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah (Jiwa), 2019-2021.
Dewi, N., Semartini, A., & Rosita, R. (2022). Edukasi Siaga Family 4.0 dan Pentingnya
Kesehatan Reproduksi pada Kader Kesehatan dan Tim Penggerak KB. Jurnal Peduli
Masyarakat, 4(2), 339346.
Harahap, Y. W., Hairani, N., & Dewi, S. S. S. (2019). Hubungan dukungan suami dan umur
akseptor kb dengan pemakaian metode kontrasepsi IUD. Jurnal Kesehatan Ilmiah
Indonesia (Indonesian Health Scientific Journal), 4(2), 2936.
Lestari, A., & Rachmadini, A. F. (2020). Faktor Faktor yang Berhubungan dengan
Rendahnya Minat Ibu terhadap Penggunaan Implan. Jurnal Ilmiah Kebidanan
Indonesia, 9(04), 169174. https://doi.org/10.33221/jiki.v9i04.418.
Mayasari, W., Tuharea, A., & Palisoa, F. (2018). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Rendahnya Minat Ibu tentang Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang pada
Kawasan Pesisir Desa Luhu Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian
Barat Tahun 2018. Global Health Science, 3(4), 334338.
Murti, B. (2011). Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. Matrikulasi Program Studi Doktoral,
Fakultas Kedokteran UNS.
Musfiroh, S. (2021). Gambaran Pemakaian KB Suntik Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Alat Kontrasepsi di Kelurahan Pegagan Lor, Kabupaten Cirebon Tahun 2020.
Midwifery Journal, 1(3): 126-130.
Natalia MS. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan PUS dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi
di Desa Karangbong. J Chem Inf Mod, 53(9):1-15.
Rofikoh, R., Widiastuti, Y. P., & Istioningsih, I. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan
Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi Hormonal dan Non-hormonal. Jurnal Ilmiah
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(3), 197206.
https://doi.org/10.32583/pskm.9.3.2019.197-206.
Ritonga, F. (2020). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu dalam Pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang pada Wus di Puskesmas Pembantu Kel. Sidorejo Hilir
Medan. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda, 6(1), 110.
Sari, S. W., Suherni, S., & Purnamaningrum, Y. E. (2015). Gambaran efek samping
kontrasepsi suntik pada akseptor KB suntik. Jurnal Kesehatan Ibu Dan Anak, 8(2), 30
34.
Jurnal Sehat Indonesia: Vol. 6, No. 2, Juni 2024 | 592
Sinaga, A., Sitorus, R., Surbakti, I., Sinaga, K., Tamba, E., & Siadari, Y. (2023). Hubungan
Jenis Dan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap Gangguan Menstruasi
Pada Wanita Usia Subur Di Klinik Pratama Vina Kecamatan Medan Baru Kota Medan
Tahun 2023. Detector: Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(2), 271282.
https://doi.org/10.55606/detector.v1i2.246
Susanti, E. T., & Sari, H. L. (2020). Pendidikan Kesehatan Tentang Jenis-Jenis Alat
Kontrasepsi Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi. Jurnal Kesehatan, 9(1), 5357.
Wijayanti, A. N., Febrianti, Y., & Estiningsih, D. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis kontrasepsi pada wanita usia subur Di Kecamatan Semanu Kabupaten
Gunungkidul Yogyakarta. Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi, 15(2), 113.
https://doi.org/10.12928/mf.v15i2.12663