Perbedaan Ureum dan Kreatinin pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Riwayat Hipertensi Sebelum dan Sesudah Terapi Hemodialisa

Authors

  • Sri Maryati STIKes Mahardika Cirebon
  • Adelia Febriyossa STIKes Kesetiakawanan Sosial
  • Aulia Mutiara Hikmah STIKes Kesetiakawanan Sosial
  • Apriani Apriani

DOI:

https://doi.org/10.59141/jsi.v4i02.39

Keywords:

Hemodialisa, hipertensi, kreatinin, gagal ginjal kronik, ureum

Abstract

Hipertensi dapat meningkatkan fungsi gangguan pada ginjal dengan menyempitkan dan menebalkan aliran darah sebagai filtrasi kotoran tubuh dengan menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali ke darah. Hasil metabolisme yang di buang oleh ginjal yaitu ureum dan kreatinin, sebagai indikator untuk menilai fungsi ginjal apabila meningkat, hal ini menunjukkan fungsi ginjal tidak baik. Penelitian bertujuan untuk melihat perbedaan kadar ureum dan kreatinin pada pasien gagal ginjal kronik dengan riwayat penyakit hipertensi sebelum dan sesudah terapi hemodialisa di Siloam Hospitals Lippo Village. Metode penelitian deskriptif dengan purposive sampling yang melibatkan pasien gagal ginjal kronik dengan riwayat penyakit hipertensi yaitu sebanyak 45 pasien. Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2021. Hasil analisis uji Wilcoxon menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kadar ureum dan kreatinin sebelum dan sesudah hemodialisa dengan nilai A-Sig 0,000 (<0,05), sehingga Ho diterima sedangkan Hi ditolak. Terapi hemodialisa dapat menurunkan kadar ureum dan kreatinin pada pasien gagal ginjal kronis.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2022-07-22

How to Cite

Maryati, S., Febriyossa, A. ., Hikmah, A. M. ., & Apriani, A. (2022). Perbedaan Ureum dan Kreatinin pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Riwayat Hipertensi Sebelum dan Sesudah Terapi Hemodialisa. Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO), 4(02), 70–76. https://doi.org/10.59141/jsi.v4i02.39